06

999 111 22
                                    

💫

"Bersikaplah biasa, seakan tak terjadi apapun."

Kembali terngiang di telinga Seungwan ucapan terakhir dari paman kekasihnya itu, dia menarik nafasnya dengan kasar.

Sulit untuk menahan segalanya bagi Seungwan, sulit untuk bisa memendam rasa penasaran juga kesedihan serta ketakutannya akan fakta yang dia dengar dari Sehun -yang sulit dia tanyakan langsung pada Jihoon dan Taehee. Seungwan bisa saja dituding tak tau diri bila dia meminta kedua orang tua Taehyung itu untuk mengaku, apalagi sikap Taehyung yang tak suka kalah darinya.

Jadi selama beberapa hari belakangan ini, kediaman adalah hal yang satu-satunya dia lakukan.

"Kau berubah belakangan ini, sayang."

Seungwan mengusap tengkuknya dan memutar sendok supnya malas, "Terlalu banyak hal yang harus kupikirkan belakangan," dia mendongak, memamerkan sebuah senyum palsu untuk Taehyung yang khawatir, "Tidak apa-apa, tidak usah terlalu dipikirkan."

Taehyung, yang duduk dihadapannya sambil menyeruput kopi panas menghela nafas, "Aku hanya khawatir, kau terlihat kurus."

Seungwan tersenyum miris, tentu saja, semuanya karena kebohongan yang mereka lakukan hingga membuatnya stress dan kehilangan seluruh nafsu makan bahkan keinginannya untuk tetap bertahan bersama Taehyung dan keluarganya.

"Jika ada hal yang ingin sekali kau sampaikan, kau bisa membicarakannya denganku, Seungwan," Taehyung meraih jemari lentik gadis itu, menggenggamnya dengan sangat lembut juga penuh keyakinan.

Seungwan melirik tautan jemari mereka, perasaannya campur aduk. Apa benar jika Taehyung hanya suka melihatnya menuruti semua kemauan pria itu layaknya sebuah boneka? Apa benar bahwa Taehyung tidak pernah benar-benar mencintainya? Apa ucapan Sehun malam itu bisa dia percaya?

"Sayang?"

Seungwan tersadar bahwa dia begitu lama larut dalam lamunannya, "Eumh... Tidak ada, hanya... Lelah saja."

"Istirahatlah nanti setelah jam kuliah habis, ya? Aku akan meminta izin pada paman–"

"Tidak usah," potong Seungwan secepat kilat, sesungguhnya sengaja tidak ingin mendengar nama pria tersebut disebut, "Aku harus mengumpulkan laporan padanya, aku harus menyelesaikan pekerjaanku."

Sekali lagi Taehyung dibuat keheranan, Seungwan selalu terkesan terburu-buru. Bukan Seungwan yang tenang seperti dulu lagi.

💫

Sehun lebih tak nyaman dengan keadaan sekarang, saat dia semakin terasa jauh dari Seungwan padahal gadis itu ada di sekelilingnya hampir 24 jam. Tapi Seungwan kerap menjauhi dan menghindarinya.

Seperti saat ini, ketika seharusnya dia bicara pada Sehun mengenai laporan yang dikerjakannya, gadis tersebut malah hanya diam menunduk di sana. Belakangan menghindari Sehun juga, dimana dia begitu gelisah mengenai kenyataan yang harus menimpa kehidupannya.

"Lalu kau hanya akan diam dan duduk di sana?"

Bahkan meski Sehun di seberang meja sana tengah sibuk pada lembaran kertas kerja dengan kacamata yang bertengger rapi di pangkal hidungnya, Seungwan tak kunjung bisa duduk dengan tenang. Terlalu takut berhadapan kembali dengan Sehun juga aura intimidasinya yang begitu kuat -semakin kuat setelah fakta itu terkuak. Seakan sengaja menekan Seungwan agar menyadari posisinya.

"Son Seungwan," Sehun kemudian menegakkan kepalanya, kesal pada keheningan panjang Seungwan. Lantas hal itu membuat Seungwan segera mendongak sesaat, lalu menunduk lagi hanya dalam sepersekian detik.

Perforce (Cold Uncle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang