04

640 111 27
                                    

Sehun ingat betul siapa gadis dalam balutan seragam sekolah menengah pertama itu tersenyum padanya. Membentuk lengkungan cantik yang menggetarkan dadanya, yang membuatnya tak mau berpaling dari sang gadis. Kala itu, gadis ini datang bersama keponakannya, Kim Taehyung ke rumah orang tuanya.

Sehun duduk di seberangnya, sementara Taehyung pergi ke kamar untuk mengganti seragam sekolahnya. Gadis tersebut penuh dengan rasa penasaran, dimana dia terus bertanya pada Sehun tentang Taehyung. Namun Sehun kala itu enggan menanggapinya, yang sebenarnya dia memang tak mau menjawab pertanyaan Seungwan bahkan untuk sekedar melirik gadis remaja itu.

Sebenarnya bukan Sehun acuh, dia hanya tak bisa menahan dirinya berada di antara Seungwan yang menggemaskan dan lucu baginya. Tidak tau kenapa juga dia harus merasa jantungnya berdetak begitu keras saat Seungwan terus saja membuka suaranya. Sehun mencoba untuk menyadarkan dirinya berkali-kali juga, dia pria berusia dua puluh tiga tahun dan Seungwan hanya anak berusia tiga belas tahun –akan terdengar seperti pedofil bila dia menyukai Seungwan.

Semenjak itu, Sehun paling menghindari gadis tersebut yang mana Seungwan juga tak menyadarinya. Sebaliknya, Seungwan justru semakin sering pergi ke rumah Taehee, ketika Sehun juga kebetulan berada di sana meski niat gadis itu bermain bersama Taehyung. Kadang-kadang bahkan kakaknya itu dengan mudah mengajak Seungwan untuk pergi ke rumah orang tuanya lagi –dimana Sehun tinggal. Dan semuanya semakin terasa memuakkan bagi Sehun, hingga di titik dimana dia tak tahan lalu memutuskan untuk pergi berkuliah di Paris.

Tanpa niat, hanya demi menghindari Seungwan yang nyaris
membuatnya gila membayangkan dirinya dan Seungwan menjadi kesatuan yang sempurna. Tanpa Taehyung, tanpa siapapun.

Kepergiannya lumayan mengobati Sehun, dia banyak bertemu dengan gadis luar yang lumayan menarik minatnya. Tapi kemalangan nasib Seungwan membalikkan kembali perasaan lega Sehun. Dia tak kuasa membayangkan gadis itu ditinggal sendiri di dunia yang kejam ini. Kemudian keputusan orang tuanya untuk mengadopsi Seungwan membuat Sehun girang bukan main.

"Seungwan berhutang banyak padamu."

Sehun menyeruput secangkir kopi hangat tanpa menolehkan sedikitpun wajahnya, meletakkannya kembali kala dirasanya cukup. Fokusnya tertuju pada jalan di seberang sana yang ramai akan manusia-manusia yang sibuk mencari jalan ke tujuan mereka.

Jihoon, yang tadi bicara, terkesan dengan bagaimana tenangnya Sehun menanggapinya. Padahal tadi malam pria itu begitu terburu-buru dan takut untuk mengembalikan nyawa Seungwan, "Apa kau akan tetap membiarkannya tak tau apa-apa tentang ini?"

"Hanya..." Sehun menggeleng pelan, "Aku tak yakin bagaimana reaksinya jika tau."

"Gadis itu adalah anak yang gigih, kurasa dia akan mencoba untuk membayar uangmu kembali."

Sehun tersenyum singkat, mengabaikan ucapan kakak iparnya dan kembali menikmati kopinya yang tersisa setengah.

Yang Seungwan tak tau, pria dingin ini adalah sumber utama darimana uang bulanan Seungwan datang. 'Tabungan' yang bisa Seungwan belanjakan untuk memberi barang-barang kesukaannya.

Dan Sehun kembali, tidak bermaksud meminta bayarannya. Dia hanya ingin melihat bagaimana kehidupan gadis itu sekarang, dan menyedihkan, dia terjebak dengan seorang pemuda yang menganggapnya tak tau diri.

💫

"Kau gila!"

Sehun mengendurkan dasi di yang menyekik lehernya, menghela nafas panjang lalu memijat pelipisnya. Rasa sakit di kepalanya membuat suara kakak keduanya itu bak angin di udara yang hanya berhembus sekilas.

"Jangan pernah mencoba untuk menunjukkannya lagi pada siapapun," Sungkyung menggeram marah, "Kau tidak lihat bagaimana terkejutnya Taehyung saat kau menyebur ke kolam tadi malam? Hah... Aku tak bisa membayangkan kalau dia peka pada tingkahmu! Keponakanku yang malang, pamannya sendiri menyukai kekasihnya..."

Perforce (Cold Uncle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang