07

819 112 36
                                    

Satu bulan yang panjang bagi Seungwan, menutupi ketahuannya tentang hal-hal baru ini yang memaksanya untuk terbiasa bersikap seakan tak terjadi apapun—persis seperti kata Sehun. Dimana pria itu juga nampak tenang, sangat tak terganggu olehnya. Hubungan mereka kian mendekat, bahkan Seungwan beberapa kali tidur di kamar Sehun, sudah bisa mengira seberapa dekat mereka?

Seungwan juga tak mengerti disebut apa hubungan itu, mungkin seperti give and take namun Seungwan merasa tak memberi apapun untuk Sehun selain ciuman panas, pelukan hangat, juga rasa dimiliki di atas ranjang pria itu. Bahkan Seungwan tidak menganggap bahwa hal-hal itu merupakan "give" yang diberikannya pada Sehun setelah "take" semua uang sang paman kekasihnya sendiri. Dia hanya melakukannya sesuai nalurinya, toh, dia juga tak dapat menolak ketika bibir tipis Sehun itu menemui bibirnya, juga lengan kekar itu melingkupi seluruh tubuhnya. Seungwan tak menampik sama sekali, dia menyukai bagaimana Sehun memperlakukannya dengan lembut meski hanya ketika mereka sedang berdua saja.

Jika didepan orang lain, Seungwan akan tetap dikenal sebagai kekasih Taehyung dan Sehun tetap sebagai paman dari kekasihnya yang dingin pada Seungwan.

Omong-omong Taehyung, Seungwan masih mencintai Taehyung seperti biasanya. Hanya saja waktunya dan Taehyung semakin terkikis karena kesibukannya di kantor. Mereka sudah tak pernah kencan lagi di weekend, jarang bertemu di kampus, dan di rumah pun hanya sekedar berpelukan rindu itupun singkat karena ada saja yang menghalangi waktu mereka.

Seperti saat ini—ketika Seungwan baru saja melingkarkan lengannya di pinggang Taehyung, Sehun muncul di ujung lorong dengan jemari lengan kirinya yang bersembunyi dibalik celana kainnya. Wajahnya masam ketika Seungwan mempertemukan bola mata mereka, kentara sekali tak suka pada pemandangan didepannya.

"Ada apa?" Bisik Taehyung, baru saja dia hendak memeluk tubuh kecil Seungwan namun gadis itu sudah mundur beberapa langkah. Raut kecewa nampak di air mukanya.

Seungwan menggeleng kecil, menoleh pada Taehyung dengan gugup, "Kurasa aku lelah sekali, ingin istirahat," bualnya.

Taehyung menarik nafasnya panjang, lalu memegang kedua pundak Seungwan dan menatap manik mata gadis tersebut dalam, "Jaga kesehatanmu sayang, istirahatlah. Sampai besok," ciuman di kening Seungwan menjadi penutup kalimatnya.

Di saat seperti ini, biasanya, Seungwan lupa bahwa Taehyung adalah orang pertama yang paling sering menghinanya atas sikap tak tau dirinya. Maka dia mengangguk, kemudian berbalik guna menuju kamarnya dengan canggung menyadari bahwa Sehun masih memperhatikan mereka berdua.

Taehyung memandangi sang gadis hingga punggung Seungwan hilang dibalik daun pintu kamarnya, saat itu seseorang menepuk bahunya. Ketika Taehyung menoleh, wajah lelah pamannya memenuhi penglihatannya.

"Apa yang kau lakukan disini selarut ini?"

Sang pemuda tersenyum singkat pada Sehun, "Hanya menyapa kekasihku, dia sibuk sekali belakangan ini."

Sehun mengangguk paham, dan mengendikkan bahunya santai, "Well, she deserves."

"Ah..." Taehyung berdecak, "Seharusnya kau meringankannya paman, dia kan kekasihku jadi kau harus memperlakukannya dengan baik."

Cih, Sehun berdesis dalam hati, "Memangnya aku kurang baik apa?"

"Agak kejam membuat anak kuliah sibuk."

"Kalau begitu kau saja yang bekerja."

"Itu berbeda."

Sehun terkekeh pelan, "Tidurlah," kalimat terakhir itu dia ucapkan kemudian masuk sendiri ke dalam kamarnya. Meninggalkan Taehyung yang memandang dalam diam kepergiannya.

Dia... Mencurigakan.



"Apa yang paman lakukan? Paman tak boleh masuk sembarangan, bagaiman jika ada yang melihat?"

Perforce (Cold Uncle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang