"Kim Taehyung!"Taehyung yang ditegur justru semakin menenggelamkan wajahnya di leher putih Seungwan yang semakin jenjang karena ikatan rambut gadis itu yang tinggi. Menghirup sedalam-dalamnya aroma Seungwan, membuat gadis tersebut berkali-kali kegelian.
"Bagaimana rasanya bekerja dengan Paman?" Tanya Taehyung, semakin melingkarkan tangannya posesif di pinggang kecil gadis tersebut.
"Belum terasa apapun," Seungwan menjawab sambil tetap fokus mengaduk sayur dalam panci rebusannya, "Paman belum memberiku pekerjaan apapun."
Taehyung berakhir meletakkan dagunya di pundak Seungwan, "Lalu apa yang kau lakukan seharian ini di kantornya?"
"Duduk," jawab Seungwan enteng.
"Ah... Aku sedikit iri padamu, aku bahkan belum bekerja."
"Tidak masalah," Seungwan mengulum senyum kecil, "Itu hanya masalah waktu, nanti juga kau akan dapat pekerjaan."
"Bagaimana jika aku bekerja saja juga di sana?"
"Tidak seru, kan di kampus aku sudah bertemu setiap hari denganmu, apalagi di rumah. Masa kita harus bertemu di kantor juga?"
"Lalu apakah aku harus melamar di tempat ayahku saja?"
"Melamar?" Gadis itu meringis, "Terdengar agak–"
"Kantor bukan taman bermain, anak-anak."
Keduanya tersentak, menoleh pada sesosok pria yang entah sejak kapan berdiri di dekat kulkas. Seperti biasa meminum sekaleng soda, memandang lurus pada sepasang kekasih itu. Seungwan dan Taehyung lantas langsung menjauhkan diri mereka masing-masing, malu karena ketahuan sedang berpelukan di dapur oleh Sehun.
"Ah... Apa aku menganggu kalian?" Sehun bertanya seakan mengejek keduanya, "Maaf kalau begitu."
"Ti–tidak..."
"Sangat mengganggu Paman, kenapa suka sekali tiba-tiba muncul? Membuat jantungan saja," kesal Taehyung, memicing pada Sehun yang berdiri tenang di sekitar mereka.
"Kalian saja yang tidak peka aku ada disini," pria tiga puluh tahun itu menyanggah, "Omong-omong Paman tak setuju kau bekerja sambil kuliah, Taehyung."
Seungwan dan Taehyung saling melempar tatapan sesaat dengan bingung sebelum kembali menjatuhkan perhatian pada Sehun.
"Kenapa?" Tanya Taehyung penasaran.
"Aku tau kau seperti apa, heh," Sehun tertawa kecil, "Kuyakin tugas kuliahmu saja sering kau abaikan atau justru... Seungwan yang mengerjakannya?"
"Aku kenal kau dari kecil, keponakanku. Selesaikan saja dulu kuliahmu, ayahmu juga pasti sependapat denganku," Sehun memotong cepat saat Taehyung mencoba memberi pembelaan.
"Tapi ayah setuju saat Seungwan yang meminta izin," ujar Taehyung.
"Karena kalian berbeda," kali ini mata Sehun terarah lurus pada Seungwan, gadis itu menunduk tak nyaman, "Seungwan jelas jauh lebih rajin daripada kau. Lagipula, Seungwan kan memang harus mencari penghasilannya sendiri juga. Kau masih punya kedua orang tua yang lengkap dan mampu. Sangat jelaskan?"
Sehun tersenyum miring pada Seungwan lalu meninggalkan keduanya yang berteman dengan keheningan. Taehyung yang merasa tak enak pada Seungwan atas ucapan Sehun dan Seungwan yang hanya bisa menerima kenyataan bahwa Sehun dan Taehyung ternyata sama saja. Keduanya sama-sama terang-terangan seakan menunjukkan bahwa Seungwan hanya menumpang hidup pada keluarga mereka.
Bedanya, Taehyung hanya akan mengungkitnya jika sedang marah, sedangkan Sehun lebih bebas kapanpun dia mau.
💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Perforce (Cold Uncle)
FanfictionTaehyung menyesal mengenalkan kembali Seungwan -kekasihnya tujuh tahun belakangan ini, kepada Sehun, sang Paman. it's mature.