00

1K 125 10
                                    

"Seungwan!"

Gadis tersebut menoleh pada sebuah suara di tengah berisiknya bandara, seketika senyumnya mengembang dengan penuh membuat matanya ikut melengkung gembira yang nyata menggemaskan. Kemudian dia melebarkan tangan, menyambut seorang pria untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu!" Taehyung, pria tersebut tak henti-hentinya mencium kening Seungwan semenjak dirinya mengelilingi tubuh kecil tersebut dengan kedua lengannya.

"Kita hanya tak bertemu tiga hari, eh?" Seungwan terkekeh lucu saat wajah cemberut Taehyung terpampang di matanya, "Baiklah, aku juga."

"Kau memang harus merindukanku," Taehyung menyatukan bibir mereka dengan singkat, "Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi, sayang."

"Aku juga," gadis itu menoleh kesana-kemari saat menyadari seseorang yang tak ada di antara mereka, "Dimana paman Sehun?"

"Ah aku lupa bilang padamu," Taehyung meringis kecil dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Paman sudah pulang bersama supir tadi, bibi Sungkyung memanggilnya dengan cepat tadi. Dia harus ke rumah kakek dulu. Ah aku malas sekali bertemu dengan kakek, dia pasti akan banyak tanya."

"Jadi kita tak jadi pulang dengan paman?"

"Ya, kita pulang dengan Jimin dan Seulgi saja."

Seungwan hanya mengangguk-angguk paham kemudian jemarinya mencoba menggapai koper Taehyung, tapi pemuda itu sudah lebih dulu menahannya.

"Ini berat, biar aku saja."

"Ini ringan, kok."

"Aku bilang berat, aku tak mau kau kelelahan."

"Taehyung-ah—"

"Seungwan."

Seungwan hanya menghela nafas panjang, terlalu pasrah dengan fakta bahwa dia harus selalu menurut apapun segala perintah Taehyung. Atau tidak pemuda itu akan marah padanya.

7 tahun belakang ini, semuanya mulai terasa melelahkan bagi Seungwan.

💫

Rahangnya tegas, mata elang, bibir tipis, tubuh tinggi yang atletis, wajah tampan, kulit seputih salju, suara bariton, otak cerdas, dan bergelimang harta.

Semenjak Sehun datang, Seungwan tak henti-hentinya berdecak kagum menyadari betapa sempurnanya pria tersebut. Tidak mengalahkan Taehyung, tapi mereka bisa dianggap setara untuk ukuran seorang paman dan keponakannya mengingat darah mereka mengalir menjadi satu dalam ikatan keluarga. Bahkan sikap dinginnya itu menutupi setiap cela kekurangannya, Sehun terlalu sempurna untuk ukuran seorang manusia.

"Kau melihat paman terus, kenapa? Kau suka?" Celetuk Taehyung, membuat semua orang yang berada di meja makan tersentak terkejut. Beberapa tertawa, menganggap candaan Taehyung lucu.

Namun Seungwan merasa itu tak lucu, itu memalukan. Terlebih mereka sedang berada di tengah keluarganya yang berkumpul, rasanya Seungwan akan ingin bersembunyi saja di bawah kolong meja.

Gadis itu hanya tersenyum malu-malu, lalu dia kembali dilupakan karena sekeluarga ini mulai membicarakan hal-hal lain tentang Sehun. Sekali lagi Seungwan terkagum-kagum mendengar deretan prestasi pria tersebut yang diungkap oleh kakak perempuannya juga ayah serta ibunya sendiri. Padahal Sehun tak begitu tertarik dan hanya sibuk memakan makannya.

Oh Sehun, paman Taehyung yang Seungwan kenal ketika usianya lima belas tahun itu menempuh pendidikan di luar negeri selama ini. Ini adalah kepulangannya yang pertama, maka dari itu seluruh orang antusias menyambutnya. Dan rencananya, Sehun akan mulai bekerja di Korea, meninggalkan pekerjaan lamanya di Paris untuk ikut andil mengembangkan perusahaan ayahnya —kakek Taehyung.

Perforce (Cold Uncle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang