02

399 77 28
                                    


Tata Krama nomor satu. Apa kehadiran dan sifat kalian disini mengganggu? Jadi rasanya perjalanan kalian sangatlah berbeda dari yang lainnya?

Sopo seng ngerti?

..

Pukul setengah 4 sore menjelang malam, rombongan pertama mendaki dan hampir sampai di post 4. 2 post lagi mereka akan sampai ke puncak. Tapi sepertinya perjalanan akan dilanjut besok. Mengingat hari akan semakin gelap dan mereka yang memang belum berpengalaman juga masih buta arah memilih menginap di post 4 untuk beristirahat.

Tapi masih ada perjalanan 15 menit lagi hingga sampai ke post itu. Dengan hati hati dan mereka rombongan pertama berjalan pelan tanpa saling mendahului.

"Nah, sebentar lagi kita sampai post 4. Siapa yang mau se tenda ama gua??" Tanya Oikawa iseng ketika mereka tengah fokus berjalan. Karena sunyi, hampir semua orang disana dapat mendengar Oikawa.

Iwaizumi dibelakangnya menggeleng. "Nggak Oik, gua gak mau."

"Gua juga kayaknya." Kuroo tersenyum miring didepan sana, Bokuto tergelak mendengarnya. "Gua juga bro."

"Gak mau ama bang Oik, orangnya aneh." Ucap Hinata jujur. Dia terlihat seperti jeruk polos sekarang. Yang lain terkekeh. Sedangkan Oikawa cemberut karena dipermainkan.

"Yah, awas ya. Gua bawa indomie goreng 5 padahal." Ujar Oikawa.

Mendengar itu Kageyama menengok. "Banyak banget mas, mau buka warung di puncak atau gimana?"

"Awokaowk, gitu deh. Oikawa berat beratin tas."

"Iya, beban euy beban."

Saat tengah bercanda Oikawa malah me mention orang yang sedari tadi diam. Siapa lagi kalau bukan Tsukishima. Galah bambu pendiam itu dicolek didepannya. "Tsukk, lu bela gua kek."

Sudah jelas si garem itu yang paling nyebelin di sini, Oikawa malah nyenggol orang yang tengah sibuk dengan pikirannya. Tsukishima menengok kearahnya. "Ngapain bang? Mau ngasih gua indomie?"

Dia malah bertanya aneh, Oikawa berpikir sebentar. Setelahnya ia mengangguk. "Pastilah."

"Mie nya jumbo bukan?"

"Bukan."

"Mie rebus?"

"Bukan. Mie goreng."

"Oke gajadi." Tsukishima kembali menghadap kedepan dan kembali melangkah. Oikawa gregetan. "Woelah! Jahat klean. Sialan--"

Plak!

Iwaizumi cepat cepat menggeplaknya dan membekap sosok rambut coklat itu. Dia melotot. Seketika suasana menjadi sunyi. Iwaizumi berbisik kepada OIkawa. "Kok lu bisa bisanya ngomong kasar di gunung Oik?!" Tanya nya dengan kesal. Oikawa tertegun.

Dia melepas bekapan itu. Lalu mendengus. "Awas ya Oik kalau kejadian apa apa." Kata Iwaizumi. Astaga! Ini baru perjalanan mereka diawal. Belum sampai puncak apalagi balik. Sudah langgar peraturan saja.

Tiba tiba saja botol air minum plastik di tas Oikawa jatuh dan menggelinding kebawah. Botol itu lalu berhenti ketika hampir terjun ke jurang. Oikawa menatap botol itu dengan terkejut. "W-wah.. Botolnya susah diambil." Dia berusaha meraihnya dari sana. Tapi sulit.

'Kan, baru gua bilang.'Iwaizumi dalam batin berteriak. Dia menelan ludah, bingung juga bagaimana harus mengambil sampah itu.

"Udah biarin aja, yok buruan. Keburu malem." Kuroo tiba tiba menyaut dari sana. Dia menengok kearah Oikawa. Lalu memberi aba aba untuk terus berjalan. Karena ia memimpin rombongan, semua nya menurut dan mulai berjalan mengikuti Kuroo.

PENDAKIAN - HAIKYUU AU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang