10

91 17 8
                                    

...

Tau tau Bokuto sudah berteriak kencang, langsung berjalan kebawah dengan bergegas. Iwaizumi terkejut. "Bok!! Jangan asal percaya!"

Langkahnya berat. Sangat berat hingga membuat ia berteriak, tubuh yang ia gunakan dengan tenaga pas Pasan sembari membawa teman tak sadarkan diri dipundaknya tentunya amat menyiksa. Tenggorokan nya tercekat. Hujan deras mengguyur.

Bruugh!!!

"Bokutoo!!"

Iwaizumi melihat Bokuto duduk bersimpuh dengan menengok kearah kanannya. Terdiam. Iwaizumi kalang kabut dengan apa yang dilakukan temannya. Apa lagi? Kali ini semakin parah. Lelaki bersurai hitam itu ketakutan.

Hujan perlahan reda dan berganti dengan matahari yang terasa menerangi hutan. Iwaizumi menunggu sekitar 10 menit. Tak ada respon dari Bokuto yang masih terdiam bersimpuh. Iwaizumi mengusap wajahnya.

'Kalau dia pergi dari kesadarannya. Setidaknya tunggu dia kembali.' Entah dari mana kata kata itu berasal, namun kali ini Iwaizumi tidak mencoba menyadarkan Bokuto yang disana. Dia menghela nafas lelah. Kalau begini nasib Kuroo bagaimana?

...

"PAK!!"

Orang orang berseragam itu tiba tiba hilang dari pandangannya. Dia membuat Bokuto bingung. Sekaligus speechless lantaran seperti nya dataran yang saat ini ia injak cukup jauh berbeda dari yang ia lihat dari atas. Bentuknya, seperti bukan yang ia lihat sebelumnya

Bekas basah hujan dan kubangan air pun tak terlihat. Hanya hutan yang kering dengan bising yang asing yang sedari tadi ia dengar.

"Bising yang asing ya?" Bisik seseorang yang tiba tiba saja membuatnya terperanjat. Dia menengok kesamping dengan detak jantung yang tak beraturan. Sosok Kuroo nampak berdiri di sebelahnya. Bokuto membelak kaget. "Woe! Sejak kapan lu sembuh?"

"Emang gua sakit ya?" Tanya Kuroo dengan menatap sahabatnya. Tatapan yang kosong. Bokuto sejenak melihat hal lain dari tatapan itu. Lelaki yang sudah bisa berpikir dewasa namun kekanakan itu seperti nya langsung menyadari. Bahwa ada hal tak beres disekitar nya.

Depannya itu bukan temannya ya kan?

Bokuto terdiam. Dia mengangguk setuju. Kini dia tanpa takut bertanya. "Kenapa bawa saya kemari?"

Suasana seperti pasar membuatnya kebingungan, karena saat ini. Persis didepan matanya sebuah pasar sederhana dengan keramaian orang orang beraktifitas terlihat. Bokuto mengusap lehernya lelah.

Dia tidak frontal. Hanya saja sekarang bukan waktu yang tepat untuk masuk ke dimensi entah dimana ini. Kuroo beranjak dari sana. Mencoba menghampiri keramaian. Tentu saja Bokuto menghalanginya dengan menarik tangan lelaki itu.

Kuroo terdiam, dia menengok. "Ayo tanya orang sekitar." Ujarnya. Tersenyum entah apa maksudnya. Bokuto menaikan alis. "Diam saja disini. Tunggu ada yang datang."

Kuroo KW itu akhirnya ikut diam berdiri di sebelahnya. Tak jadi beranjak dari sana. Bokuto memperhatikan sekitarnya.

"Kayak pasar biasa." Bisik Bokuto. Ada toko cabai, toko tomat, dll juga terlihat kegiatan jual beli biasa. Tapi setelah sekian lama menelisir. Terlihat lah sesuatu yang nampak aneh disana.

Orang orang disana nampak mengulang ulang kejadian yang ia lihat dari menit menit. Seorang pembeli berjalan ke toko tomat, lalu memutari pasar dan berhenti di toko daging. Membeli daging dan keluar pasar. Setelahnya ia masuk lagi dan berjalan ke toko tomat, lalu memutari pasar dan berhenti di toko daging begitu seterusnya.

PENDAKIAN - HAIKYUU AU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang