...Sinar perlahan menembus dari tenda yang transparan. Membuatmu sosok yang tengah berbaring, kini mulai bergerak akibat terganggu. Matanya yang terpejam mulai menyipit, lalu perlahan terbuka.
Dia hendak bangun. Tetapi lelaki itu merasakan sakit akibat alas tidur yang keras. Dia mengaduh, menggeram pelan setelah merenggangkan badannya.
"T-tanaka?! Tanaka bangun!! Woe! Sini semuanya! Tanaka udah bangun!!"
Tanaka langsung membuka matanya mendengar teriakan rekannya didalam tenda. Belum sempat dia memproses apa yang terjadi. Sosok Surai hitam disampingnya menatap nya dengan mengguncang guncang tubuh Tanaka dengan kuat.
"Tanaka! Bang bangun! Huwee, gua kira lu mati! Kok lu bisa gini sih?! Kalau lu mati gua bingung gimana bopongnya woe!!" Ucap Ennoshita dengan dramatis meski Tanaka pun sudah terbangun sedari tadi.
"Woi lah apaan sih?!" Tanaka mulai pusing begitu guncangan itu terus terjadi. Ennoshita terdorong olehnya. Tanaka lalu terduduk dan memijat keningnya. "Iya iya gua bangun."
"Wuih astaga! Gua kira lu kenapa!" Bokuto menghampiri nya dengan senyuman khasnya. Dia memberikan teh hangat kepadanya. Tanaka meraihnya dengan keheranan. Tumben sekali ia dibuatkan teh oleh orang lain.
Tanaka mencoba mengingat kejadian tadi malam. Ia terdiam sembari terus berpikir hingga akhirnya ia mengingat apa yang terjadi. Dia menengok kearah Ennoshita. Orang itu sudah lebih sehat. Tanaka menghela nafas. "Bagus deh Lo udah gak papa."
"M-makasih soal tadi malem sih, tapi kalau ujung ujungnya lu kayak gini mending biarin gua aja bang." Ujarnya. Dia nampaknya menyadari bahwa baju nya sempat diganti tadi malam.
"Lah, gimana mau dibiarin lu nya sekarat gitu."
"Lu sama aja Bang!"
Tanaka tiba tiba mengingat malam penuh kengerian itu. Tangan nya perlahan terangkat dan matanya menatap jari-jarinya yang yang terlihat baik baik saja. Dirinya membelak. 'kemana luka yang tadi malam?'
"Semuanya.."
"Eh?" Ennoshita mendengar Tanaka yang menginterupsi. Tanaka menatapnya. "Panggil mereka semua kesini."
Ennoshita tidak tahu apa maksud dari Tanaka meminta semuanya menghampirinya. Tapi Ennoshita mengangguk dan dia berbalik, lelaki itu manggil semua rekannya. "woi ke sini cepetan."
Rombongan satu akhirnya berkumpul. Kuroo, Bokuto, Ennoshita, Tsukishima, kageyama, Hinata, Yamaguchi, oikawa dan iwaizumi. Juga dirinya.
Tanaka menatap mereka semua. Tak ada yang terlihat berkemas. Padahal rasanya ini sudah pagi. Tanaka berdeham. "Kalian--gak mau kepuncak?"
Mereka saling melempar pandangan. Lalu Kuroo disana mengangguk. "Gimana mau kepuncak bang. Lu tau kan lu baru bangun tadi. Masa kita ninggalin lu disini." Ujar Kuroo yang menjelaskan pada Tanaka mengenai dirinya. Membuat Tanaka terdiam. Iya juga ya.
Dia menyadari bahwa ia sampai tak sadarkan diri begitu hal semalam terjadi. Lelaki itu menelan ludah begitu mengingatnya.
"Kalian dengar gak, soal Gamelan, tapak kaki kuda, sama hal hal aneh semalam?" Tanya nya. Begitu dia berbicara seperti itu, semuanya terdiam.
Hening yang lama. Mereka saling berpandangan dan kebingungan dengan apa yang ia bilang. Ennoshita bahkan menatapnya khawatir. "Apa.. itu alasanlu tadi malam kejang kejang terus gak sadar bang?"
'Kejang kejang?'
"I-iya lu kayak kejang kejang gitu bang. Bentuknya kayak—pernah liat ikan yang air nya kagak ada kan. Dia mengap mangap sambil gerak gerak gak jelas? Gitu bang." Ujar Hinata dengan kengerian yang tersisa diwajahnya. Kageyama memperhatikannya sembari mengangguk. "Iya cah. Aku sampe panik pengen turun terus manggil bantuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PENDAKIAN - HAIKYUU AU!
FanfictionBuku ini ada kaitannya dengan bukuku yang Lembur - Haikyuu. Tersesat dan mengalami hal aneh, itulah yang dirasakan mereka. Anak perusahaan Haikyuu corp. Rencana semula mereka adalah liburan refreshing, tapi itu semua berubah saat banyak dari mereka...