3

1.8K 241 30
                                    

author pov

Naruto menatap bingung di saat koper kuning bergambar rubah itu terlihat di depan pintu kamar, tersentak di saat pintu kamar itu terbuka dengan kasar mendapati sasuke membawa peralatan mandinya dan membuangnya tepat di depan matanya.

"sasuke apa yang kau lakukan?" tanya naruto.

"ada kamar di bawah dekat tangga, tidur disana" ujar sasuke.

naruto menatap tak percaya akan ucapan yang baru saja sasuke katakan kepadanya, memunguti satu persatu barang yang di buang dengan sengaja oleh sasuke.

"tapi sasuke kita-"

"DIAM!!! jangan pernah membuka suara mu di hadapan ku. pernikahan ini hanyalah sebuah kesialan untu ku, diam di bawah sana dan jangan pernah menginjakkan kaki mu ke atas ini" kata kasar yang keluar dari mulut sasuke cukup membuat naruto tersentak, ia tidak menyangka sasuke memiliki terpamental yang kasar seperti ini.

"satu lagi" sasuke merogo saku celana miliknya memperlihatkan cincin perak yang sejak pagi di lingkarkan di jari manisnya. membuang cincin itu dan mengenai kening naruto, bergelinding ke bawah menurunin tangga suara dentingannya seolah menjadi tanda bagi keduanya.

Tubuh naruto bergetar pelan menahan air mata yang sejak awal ia tahan, ia menundukkan kepalanya lalu terdengar suara pintu yang di tutup dengan keras. menggigit bibir bawahnya naruto menari koper miliknya.

Naruto menatap cincin yang tergelatak begitu saja di lantai keramik itu, mengambilnya dan menggegamnya erat kini air mata yang sudah ia tahan itu jatuh juga. Ia berjalan ke bawah tangga dan memang ada sebuah kamar disana.

membukanya ia terbatuk-batuk akan betapa berdebunya kamar ini, didalamnya hanya ada futon tipis biasa bahkan hanya memiliki ventilasi kecil dengan lampu kamar yang redup bahkan sesekali berkedip.

Ada lemari kayu satu pintu dan sebuah meja kecil hanya itu bahkan kamar ini tidak di pasang ac, naruto tersenyum pahit ia membaringkan tubuhnya di fotun itu ia bahkan bisa mencium aroma apek di sarung futon putih itu.

membuka kopernya ia mengambil sebuah boneka rubah besar dan memeluknya, jika hari ini bukanlah hari yang terbaik maka besok akan berbeda.

.


.


.


sasuke menuruni tangga dengan cepat berjalan ke arah dapur hanya untuk mengambil minuman kopi kaleng yang memang selalu sasuke taruh disana, tinggal sendiri sejak ia mengambil keputusan untuk menjadi seorang perwira. ia sangat jarang makan di rumah bahkan bisa di bilang ia pun jarang pulang, kasus-kasus yang harus segera ia selesaikan membuatnya memilih untuk menginap di kantornya bersama anak buahnya yang lain.

namun mendapati meja makan yang penuh akan makanan dan aroma sedap dari makanan itu membuat sasuke sadar, ia tidak lagi tinggal sendiri disini. Manik tajam miliknya mendapati naruto yang keluar dari dapur dengan memakai celemek biru dongker, mengangkat sup yang mengepulkan uap panas.

"ah selamat pagi sasuke" sapaan itu terdengar ceria di telinga sasuke. pemuda pirang ini seolah melupakan apa yang telah terjadi tadi malam.

"kau akan berangkat? ayo sarapan dulu" ujar naruto sambil melepaskan celemeknya.

Namun sasuke sama sekali tidak perduli dengan semua itu, ia melewati naruto hanya untuk membuka pintu kulkas dan mengambil kaleng kopinya.

"aku bisa membuatkan mu kopi, meminum kopi instan tidak baik untuk kesehatan mu" seru naruto disaat ia melihat tindakan sasuke.

Perduli apa sasuke? ia menyeruput isi kopi itu dan berjalan kearah pintu depan.

"sasuke"

cekalan tangan membuat sasuke menghentikan langkahnya, menutup matanya berusaha meredam semua emosi yang sejak tadi ingin ia keluarkan.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang