4

1.7K 263 20
                                    

Author pov

Naruto menulis beberapa resep obat lalu memberikan kepada seorang pasien muda, ia tersenyum setelah memberikan resep obat itu.
Setelahnya ia melirik ke arah jam kecil di sudut meja, hampir jam 10 malam waktunya berganti shift.

Kringgg

Naruto menoleh menatap seorang wanita berambut pendek masuk dengan sebuah payung yang meneteskan jejak air di lantai, Naruto tidak sadar di luar sedang hujan.

"Kau membawa payung?" Shizune wanita itu bertanya sambil melepaskan jaket yang ia kenakan.
Menggeleng pelan sebagai jawaban Naruto sama sekali tidak tau jika malam ini akan hujan, padahal tadi siang sinar matahari sangat terik.

"Pakai saja milik ku, pulanglah ini sudah malam" ujar shizune sambil tersenyum tipis.

"Baik, Terimaksih shizune-San"

Naruto membereskan barang-barang miliknya, membuka payung yang di pinjamkan itu dan mulai membelah jalanan yang becek.

Hujannya tidak terlalu deras hanya ada kilatan yang sesekali muncul di langit, Naruto sampai di pemberhentian bus duduk disana dengan tiga orang yang juga menunggu.

Mengeluarkan ponselnya bersyukur ia tidak ketinggalan bus terakhirnya, bisa dikatakan daerah perumahan sasuke tidak ada pemberhentian bus terdekat oleh karena itu Naruto harus berjalan lagi untuk sampai kerumah.

Perumahan sasuke pun terlihat lebih sepi dari biasanya apalagi di tambah hujan seperti ini, hanya ada lampu jalanan dan gemerisik hujan yang menemani setiap langkah Naruto.

Tiba-tiba Naruto menghentikan langkahnya, membalikkan tubuhnya dengan cepat tapi nihil tidak ada orang di belakangnya. Ia sangat yakin mendengar langkah kaki lain di belakangnya.

Naruto bukanlah seorang yang paranoid namun setidaknya jika memang ada orang di belakangnya Naruto bisa mengajaknya berbicara, berjalan sendiri sangat tidak menyenangkan.

Naruto melanjutkan langkahnya memasang telinganya lebih tajam, ia berjalan lebih lambat dan memang benar ada yang mengikutinya dari belakang dan ia tidak salah dengar.

Naruto memegang payungnya dengan erat menatap ke arah depan melalui ekor matanya ia menatap kesekeliling, nihil tidak ada orang disini.

Untuk sekali lagi ia menoleh ke belakang namun berbarengan dengan payung yang ia sodorkan ke depan, siapa tau orang itu membawa benda tajam.

"Siapa kau" teriak Naruto. Menundukkan arah pandangnya ia bisa melihat seseorang memakai sepatu karet hitam. Setidaknya itu bukanlah hantu.

"Wow, tenang aku hanyalah seorang pejalan kaki biasa" suara itu terdengar serak.
Naruto menutup payung itu ia bisa melihat seorang laki-laki memakai jaket kulit hitam, tubuhnya basah kuyup dengan bibir yang sedikit membiru kedinginan.

Orang bodoh seperti apa yang masih berjalan dengan santai dengan tubuh basah seperti itu?, ah perlu di ingat keadaan Naruto pun sedikit basah rambutnya jatuh karena air hujan.

Naruto mengerutkan keningnya "kau penguntitkan" kata Naruto memicingkan matanya.
Laki-laki itu menggeleng "aku hanya pejalan kaki"
Naruto tidaklah bodoh jika memang ia pejalan kaki kenapa tadi sewaktu Naruto menoleh kebelakang ia tidak melihat laki-laki ini?.

"Kalau bergitu kau jalan duluan" ujar Naruto menyingkir sedikit agar pemuda itu bisa melewatinya.

Namun tidak laku-laki itu sama sekali tidak melangkahkan kakinya, ia malah menatap Naruto dengan manik hitam pekatnya.

Tanpa sadar Naruto menelan air ludahnya, ia tidak suka tatapan itu.

Grab

Naruto mengerjab di saat tangannya yang memegang payung di cengkram kuat.
"Ap-apa yang kau lakukan" ujar Naruto berusah menarik tangannya.
"Kau terlihat asing, kau baru di daerah ini huh?" Ujar laki-laki sambil tersenyum.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang