12

2K 211 68
                                    

Author pov

Tes Tes Tes

Suara hujan yang turun dengan perlahan terdengar jelas jatuh, angin tidak bertiup terlalu kencang namu cukup membuat kulit terasa dingin.
Didalam kamar yang gelap tergeletak tubuh sasuke yang berbaring dengan benda persegi panjang yang sedari tadi menyala, bergetar sedikit dengan cahaya yang berkedip.

Aniki

Nama yang tertera di layar itu tidak berhenti melalukan panggilan namun manik sasuke hanyalah melihat keatas, menatap langit-langit kamar yang gelap gulita.
Suara hujan menjadi latar suara yang beradu dengan suara nada dering dari ponsel sasuke, entah sudah berapa kali panggilan itu terus terdengar. Namun ia ingat sejak kurama meninggal kan kediamannya, aniki nya menelponnya namun ia terlalu lemah hanya untuk menjangkau benda pipi itu.

Semua tubuhnya serasa mati rasa, sepetinya ia sempat pingsan sebentar sebelum bangun di saat ponselnya kembali mengeluarkan suara.
Tangan kanan nya menggenggam erat benda persegi panjang yang lainnya, hanya benda itu yang bisa ia pertahankan untuk ia simpan.

Semua barang pemuda blonde itu sudah di bawa kurama, yang tersisa hanyalah sisa aroma jeruk yang kini mulai ia sukai selain aromanya sendiri.
Jadi dari pemuda blonde itu aroma jeruk tropis itu tercium.

Brak!

"Idiot!!!" Suara teriakan itu terdengar nyaring. Itachi menatap tak percaya akan adiknya yang terkulai lemas di lantai kamar itu.
Menyalakan lampu ia mengecek keadaan sasuke yang bisa di katakan benar-benar babak belur, ia tidak ingat kapan terakhir kali ia melihat betapa hancurnya keadaan sasuke.

Mengangkat badan itu dengan perlahan dan membawanya kekamar dan menaruh tubuh sasuke di atas ranjang, menarik selimut hingga dada ia menatap prihatin wajah sasuke.

"Dokter akan segera datang" hanya itu yang Itachi katakan lalu ia meninggalkan sasuke disana. Ia sudah tau perbuatan siapa yang membuat sasuke menjadi seperti ini, karena sebelumnya kurama menelponnya dan memberi tahunya agar mengurus adiknya yang menyedihkan itu.

Sekarang semua sudah berakhir, baik sasuke dan Naruto akan kembali ke kehidupan mereka masing-masing seperti dulu.

.

.

.

"Minumlah"
Secangkir jeruk dingin di taruh di atas meja telah di depan Naruto yang duduk menatap ke jendela yang di penuhi rintikan hujan.
Manik biru menoleh menatap ruby yang wajahnya kini tersenyum kearahnya.

Naruto membalas senyum itu namun kurama menyadari betapa kelabunya manik yang seharusnya terlihat jernih itu, senyum yang dulu di sukainya terlihat tidak indah seperti dulu.

Tanpa sadar kurama mengepal kedua tangan di sisi tubuhnya, ia sama sekali belum puas menghajar manusia ayam itu.

.

.

.

Cring!

Suara nyaring bel sama sekali tidak membuat orang-orang yang berada di dalam restoran  itu mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu yang baru saja di dorong terbuka itu, seorang pria masuk dengan setelan kemeja yang terlihat lusuh.
Ia tidak mencari meja dan kursi yang kosong namun berjalan lurus ke arah pintu bertuliskan staff only, ketika pintu itu terbuka dengan gebrakan keras barulah beberapa orang memandang kesal ke arah orang yang menimbulkan suara keras itu.

Namun di saat tahu siapa dalang di balik suara keras itu beberapa dari mereka berdecak dan melanjutkan pekerjaan mereka, sedangkan seorang pria tua berjalan menghampiri pria itu.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang