Bab 20 Sate Bebek

5.5K 70 6
                                    


"Happy Reading Rein !! "

Jangan lupa vote dan komen ya guys , biar aku semangat nulis sequel.nye heheh

.

.

.

.

.

"kalian harus segera menikah !!" 

"tapi rain ingin kuliah hiks hiks"

"kau masih saja keras kepala setelah membuat ayahmu kecewa?" ucap ayah derin yang sudah penuh amarah, sedangkan derin saat ini berada dipelukan mamanya rival menangis sesegukan, rival di ujung hanya bisa menunduk tanpa sepatah kata.

"tenanglah, mereka sudah dewasa mereka berhak menentukan pilihan dan mereka pasti sudah siap dengan resiko saat ini, " ucap papa rival menenangkan ayah derin

"tapi dia anakku, sangat mengecewakan"

"maafkan anaku mas" ucap mama rival ke ayah derin , membuat derin pergi ke kamar

"kau, kau anak bodoh, kenapa kau hancurkan masadepan kami? kenapa?" ayah derin memukul rival tanpa ampun sedangkan papa mama rival hanya dudukk dan melihat anaknya dipukuli

"sekalipun aku menyukaimu, aku sudah merestui kalian, bukan berarti kalian bebas melakukan hal keji itu"

"maafkan saya om"

"maaf kau bilang maaf?, mau kau kasih makan apa anak itu ha? kau sendiri masih minta ke orangtuamu" ucap ayah menunjuk kedua orang tua rival

"saya akan bekerja keras om, jangan marahin rain, kasihan janinnya om" ucap rival dan berlutut dikaki ayah, ayah derin meninggalkan rumahnya entah pergi kemana

"ma, pa, kalian pulang saja, aku akan menenangkan derin"
"maafkan rival sudah buat mama papa kecewa" ucapnya lagi

"nak, sayang anak mama, jangan bersedih kau anak kuat besarkan anakmu dengan baik" ucap mama memeluk rival

"kau harus bertanggung jawab boy!" ucap papa menepuk pundak rival dan rival menangguk


********


"derin, sayang buka pintunya" sejak sore tadi derin sama sekali belum keluar kamar, bahkan tidak makan ataupun minum, dia juga mengunci pintunya

"derin, makan rin, kau juga harus memikirkan janinmu" ucap rival semakin khawatir sudah menunjukkan jam 11 malam dan tidak ada tanda tanda derin keluar kamar

"derin, buka pintuunya" rival mengebrak pintu

"apa dia tidak ke kamar mandi? dia tidak mandi, atau pipis?.. aah yang benar saja kamar mandi ada didalam, begini lah kalau kamar ada kamar mandinya, bahkan dia tidak perlu keluar kamar" monolognya

"derinn" rival merosot di depan pintu kamar derin, sudah merasa frutasi, meringkuk menenggelamkan wajahnya dikedua lututnya, disampingnya terdapat nampan lengkap dengan bubur, camilan dan susu hamil

Gadisku CandukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang