Bab 21 Si Buncit

5.5K 64 2
                                    


"apa yang kau lakukan baby?"
"aku menginginkanmu" ucap derin tanpa memperdulikan rival ia terus mengulum junior rival

"ahhhhh, derin fuck you jangan terlalu keras gigitnya sakit" rival sedikit menjerit

"plup plup plup plup plup" derin semakin cepat memberikan tempo junior rival didalam mulutnya

"ahhh derin ahhhh"

"masukin val" titah derin

"no baby, kamu lagi hamil besar"
"tapi aku ingin val"

"oke, jilatan saja ya sayang, jangan dimasukin aku ngga  mau menyakiti dia" ucap rival mengelus sayang perut derin

"tidak akan val, kata dokter kan ngga papa malah dia biar cepet keluar" ya kurang lebih 2 minggu lagi derin akan melahirkan

"tapi baby, aku ngga mau menyakiti dia"
"aku yakin dia tidaka kan merasa kesakitan" ucap derin menenagkan sekaligus meyakinkan

"kau, tidak akan kuberi ampun" rival merosot kebawah dan menciumi vagina derin yang masih berbalut celana dalam satin itu

"ahhh, buka val" desah derin saat merasakan celana dalamnya sudah basah terkena air liur rival

rival membuka bibir vagina derin, menjilati setiap inci kulitnya tanpa terlewatkan, ia sesapi cairan yang keluar dari vagina derin, ia memasukkan lidahnya di lubang kenikmatan , mengenyot bibir vaginanya, ke atas lagi menjilat ttitik sensitif derin, derin hanya bisa melenguh, sesekali menekan kepala rival agar semakin memperdalam jilatanya, rival terus menjilat dari bawah ke atas, terlihat bulu bulu halus derin sudah mulai tumbuh, rival memberikan sedikit tarikan pada bulu itu membuat derin mengadu, rival menaikkan  sedikit pantat derin dan terus menjilatinya tanpa henti, ssrrrrrrrrrrrrrrr derin mengeluarkan cairan kenikmatannya,

"aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh, kau hebat by" ucap derin menekan kepala rival di vaginanya

"kau puas?" derin mengangguk

"tidurlah, by.. aku akan tidur diluar" derin mengangguk karena ia menyadari belum menikah dan saat ini tinggal dirumah derin, sesekali rival pulang kerumahnya atau ke apartemen. hanya saja derin memintanya terus kembali kerumahnya.


*********


Rival tetap melanjutkan kuliahnya di amerika hanya saja melalui daring, karena ketidakmungkinanya meninggalkan derin yang ingin dia selalu di sisinya, sedanngkan tuntutann papa yang harus kuliah disana karena harus meneruskan perusahaanya, rival sedang sibuk dengan laptopnya entah mengerjakan tugas atau main game, sedangkan derin dengan setia menemani rival, tiduran di sofa, menyiapkan makanan berat, camilan dan juga minuman untuk rival agar lebih semangat kuliahnya.

"lihatlah betapa seksinya gadisku" gumam rival dan mengeluarkan ponselnya

"lihatlah betapa seksinya gadisku" gumam rival dan mengeluarkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadisku CandukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang