"Tuan, kapan waktu yang anda inginkan untuk ke butik?"
Dani sahabat sekaligus kaki tangan Janu menanyakan perihal pengukuran jas dan gaun pengantin.
"Memangnya penting, Dan?" Janu terkekeh mendengarnya. Bagi Janu pernikahan itu hanya sebuah permainan yang akan ia sukai.
"Ya bagi kaum wanita, memakai gaun pengantin itu akan membuat mereka bahagia, Tuan. Sekali dalam seumur hidup mereka," sahut Dani.
"Dan, kalau kamu bersamaku jangan memanggil tuan. Aku tidak suka, bersikaplah santai."
"Akhirnya aku bisa bernapas lega."
Dani menunjukkan sisi lainnya jika hanya berhadapan dengan Janu, ia bukan pria yang kaku melainkan untuk menutupi sifat aslinya.
"Kenapa? Apa karena masih ada karyawan jadi kamu bersikap seperti itu?"
"Ya, kamu tahu sendiri banyak yang menyindir, aku bisa kerja di sini karena kamu sahabatku sejak kecil."
"Jangan dengarkan mulut mereka," kata Janu yang memberikan bir kaleng pada Dani dan duduk bersama di sofa.
"Oh, ya kenapa kamu tidak mau memakai jas pengantin?"
"Aku rasa itu tidak penting, Dan. Aku dan dia hanya menikah di catatan sipil."
"Meskipun kalian hanya menikah di sana, ya setidaknya pakailah jas pengantin terutama untuk Arletta."
"Jangan sebut nama itu di sini, Dan," timpal Janu yang benci saat nama Arletta disebut.
"Aku tahu kamu membenci dan menaruh dendam padanya, tetapi ia adalah ibu dari anakmu," sahut Dani mengingatkan Janu.
"Dia juga yang membunuh Naisha, bukan?"
Dani memahami perasaan Janu yang kehilangan adik satu-satunya dan penyebab semuanya adalah Arletta. Janu sudah mempersiapkan semuanya ketika masuk sekolah yang sama dengan wanita itu, mengawasi pergerakannya dan mencoba berkawan.
"Aku tak akan pernah lupa, Janu. Tapi aku hanya minta satu hal, jangan jadikan Eila sebagai alat balas dendam."
Eila gadis kecil itu memang dijadikan alat untuk Janu membalaskan dendamnya. Ia sengaja melakukan penculikan, melecehkan wanita itu agar bisa hamil dan akan menikahinya.
Namun sial, selama setahun Janu kehilangan jejak Arletta. Ia sampai menyewa detektif untuk mencari wanita itu dan akhirnya ia menemukan Arletta berada di Spanyol bersama Wasa dan Seruni.
"Apa dia sudah tahu kalau kamu kakak dari Naisha?"
"Tentu saja. Aku tak akan membiarkan wanita itu bahagia di atas penderitaan yang dialami Naisha saat ini."
"Kamu tak menyesal telah membuat hidupnya berantakan?"
Tidak ada kata menyesal di benak Janu, semua sudah ia lakukan dengan matang dan menjadikan wanita itu terpenjara dalam pernikahan. Jika mengingat kembali peristiwa itu di mana dirinya melecehkan Arletta, ada rasa kesenangan telah merusak kehormatan pembunuh adiknya.
"Terserah kamu saja, Janu. Aku harap kamu tak terlalu menyakiti wanita itu. Toh dia sudah kehilangan tunangannya karena dirimu."
Janu tak menyesal telah mencelakai tunangan Arletta dan meninggal yang disebabkan kecelakaan. Akan tetapi, satu penyesalannya yang teramat dalam di hatinya hingga kini. Mengapa sahabatnya berada dalam satu mobil dengan tunangan wanita itu?
"Oh, ya bicara mengenai pakaian yang kalian kenakan nanti. Lebih baik kamu memesannya, Janu. Biarkan Arletta memakai gaun pengantin untuk pernikahannya nanti," sahut Dani memberitahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
( Bukan ) Pernikahan Bahagia Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat
Roman d'amourDi usia yang dua puluh enam tahun, ia sudah menyandang gelar seorang ibu tanpa suami. Putri kecilnya tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya, hanya sepucuk surat yang datang tiap bulan kepada sang putri. Tepat di usia putrinya yang ke lima tahun, da...