Arletta tak tahu ia berada di mana, ia merasa yakin jika tadi dirinya berada di kamar mandi dan kini dirinya ada di tempat yang asing.
"Aku di mana?"
Di sekitarnya hanya ada ilalang yang menjulang tinggi, Arletta memutuskan untuk terus melangkah ke depan sesekali tangannya memindahkan tumbuhan tersebut agar bisa melihat jelas.
Kakinya berhenti ketika Arletta mendapati dirinya berada di kolam yang berada di halaman belakang sekolah, ia bahkan sampai mengucek matanya untuk memastikan yang dilihatnya.
"Itu aku."
Ya, saat ini Arletta sedang melihat masa lalunya. Ia berada di sana untuk mempermainkan Naisha yang telah menyenggolnya sewaktu berjalan di kantin, ingin sekali dirinya menghentikan waktu itu agar Naisha bisa ditolong olehnya.
"Jangan ....!"
Arletta meneriaki dirinya sendiri dari kejauhan saat melihat Naisha didorong ke kolam ikan yang mencapai pinggang orang dewasa, ia menggeleng menyaksikan kekejaman dirinya di masa remaja.
"Kamu harus menolongnya!"
Arletta belari dan hendak menyentuh lengan kawannya, tetapi tak bisa. Sentuhannya terasa melayang di udara, ia menggeleng tanda tak terima.
"Kalian harus menolong Naisha!"
Percuma dirinya yang dulu dan dua kawannya hanya tertawa melihat Naisha yang meminta tolong. Ia tak bisa membantu, karena itu adalah masa lalunya.
"Naisha, maafkan aku," sesalnya dan terduduk di rerumputan. Menangis dan meraung menyesali tindakannya yang dulu.
"Kalian ini anak-anak kurang ajar! Dia teman kalian."
Setidaknya Naisha dapat ditolong oleh guru olah raga dan langsung membawa gadis itu ke rumah sakit. Arletta melihat dirinya yang dulu cuma tertawa dan mendecih.
"Let, sadar. Ini aku Seruni!"
Tubuh Arletta diguncang dan ia terbangun di kasurnya sendiri, ditatapnya Seruni dengan pandangan aneh.
"Aku kenapa?"
"Kamu tadi mengigau terus, Nak."
Izah cemas melihat kondisi Arletta tadi yang berada bathup di kamar mandi tak sadarkan diri.
"Sebenarnya ada apa denganmu, Dek? Tadi kamu ke mana bersama Janu?"
"Bukannya kamu fitting gaun pengantin, Let?" tanya Seruni yang merasa heran dengan raut wajah kembarannya.
"Iya tadi kami ke sana, aku merasa pusing jadi pulang lalu ke kamar mandi dan tidak tahunya---"
Arletta berbohong demi menutupi semua hal yang ia alami tadi saat bersama Janu. Tak boleh ada yang tahu peristiwa yang dulu.
"Kamu yakin, Dek? Tadi kata bibi Iyem, di tubuh kamu memar. Ada apa dengan kamu dan Janu?"
"Tadi itu Arletta terjatuh waktu coba baju dan nggak sengaja terbentur meja. Iya kan, Let?"
KAMU SEDANG MEMBACA
( Bukan ) Pernikahan Bahagia Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat
Roman d'amourDi usia yang dua puluh enam tahun, ia sudah menyandang gelar seorang ibu tanpa suami. Putri kecilnya tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya, hanya sepucuk surat yang datang tiap bulan kepada sang putri. Tepat di usia putrinya yang ke lima tahun, da...