CHAPTER 1O

277 52 4
                                    

Malam ini adalah dinner pertama Winwin bersama Yuta sebagai sepasang kekasih. Awalnya Yuta berniat mengajak Winwin untuk pergi ke acara musik, namun dikarenakan mood kekasih cantiknya itu sedang jelek, maka ia mengajak Winwin pergi ke restoran.

Penyebabnya tentu saja Yuta sendiri. Tidak, pria berdarah Jepang itu tidak berbuat hal kasar hingga menyakiti hati Winwin, tapi karena esok pagi, Yuta harus pulang. Tentu kenyataan ini membuat Winwin galau, ia bahkan belum sempat menghabiskan banyak waktu bersama Yuta sebagai seorang kekasih.

"Yuta.." Panggil Winwin dengan suara lirih. Sejak tadi ia kebanyakan diam, ia juga tidak berselera lagi menghabiskan makanannya.

"Ya? Heeyy.. Kenapa menangis?" Jemari Yuta dengan sigap menghapus airmata yang mulai menetes di pipi Winwin, ia tertawa pelan sekaligus khawatir. Mood swings yang terjadi pada Bottom ternyata lebih parah daripada wanita.

Tenggorokan Winwin terasa berat, daripada tenang, pertanyaan Yuta tadi justru membuat airmatanya yang lain turun lagi melalui kedua pipinya. Ia menangis seperti anak kecil, ia bahkan tidak peduli dengan beberapa orang didalam restoran yang menatapnya aneh.

"W-waktu setahun itu cukup lama.." Cicit Winwin seraya sesenggukan, hal ini membuatnya sangat sulit untuk melanjutkan ucapannya.

Tidak perlu menunggu Winwin melanjutkan ucapannya, Yuta sendiri langsung paham maksud dari ucapan kekasihnya itu. Mereka akan menjalani hubungan jarak jauh selama setahun, dan Yuta akan kembali lagi menemui Winwin pada akhir tahun—tepatnya bulan Desember.

Siapapun—bahkan termasuk Winwin yang baru saja ia jadikan kekasih akan sedih saat ditinggal pergi dalam waktu yang sangat lama. Sementara Yuta sendiri, ia tidak terlalu sedih dengan perpisahan ini. Toh nantinya ia juga kembali, disamping itu karena ia bukan pihak yang ditinggal pergi.

Yuta menghela nafas, ia melirik jam yang tertera pada ponselnya, tepat pukul 8. Itu artinya setengah jam lagi ia harus pulang, sementara Winwin masih menangis. "Begini saja, aku akan pulang jam sepuluh. Jadi selama dua jam kedepan kita jalan-jalan lagi. Bagaimana?"

Kata-kata Yuta tadi berhasil membuat Winwin lebih tenang daripada sebelumnya. Oh sial, mengapa malam ini dirinya berubah menjadi sangat manja? Ia ingin mendapat atensi lebih dari Yuta. Hanya saja Winwin enggan untuk menunjukkannya.

"Bagaimana? Apa kau mau?" Tanya Yuta lagi, jemarinya kini bergerak untuk mengusap rambut kecoklatan Winwin.

"Uhm! Aku mau." Jawab Winwin riang. Oh, ia sangat menikmati usapan yang Yuta berikan pada rambutnya, hal ini membuat moodnya menjadi lebih baik.

---

Pagi-pagi buta Winwin harus bangun hanya untuk menghubungi Ten. Semalam ia lupa menghubungi temannya itu karena terlalu lelah dan juga mengantuk, selama 2 jam kemarin ia sangat menikmati momennya bersama Yuta dengan menonton film di bioskop.

"Halo?"

"Ten.." Winwin menguap lebar, ia heran dengan suara Ten di seberang sana. Bisa-bisanya suara temannya itu terdengar segar, tidak seperti orang yang baru bangun tidur.

"Kenapa?"

Alis Winwin mengerut setelah Ten merespon ucapannya, terdengar suara seperti keran air yang dinyalakan. "Tunggu dulu, kau ada dimana?"

"Kamar mandiii, hehe.. Aku sedang poopoop."

Shut Up And Dance •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang