CHAPTER O9

285 53 15
                                    

Setelah memantapkan hatinya menjalin hubungan jarak jauh dengan Yuta, Winwin berniat mengajak Yuta untuk bertemu. Awalnya ia hendak menghubungi langsung pria berdarah Jepang itu, tapi siapa sangka jika ternyata Yuta lah yang menghubunginya terlebih dahulu.

Dengan jantung berdebar kencang Winwin menggeser tombol answer, karena untuk pertama kalinya Yuta menelepon. "Hai.."

"Hai Winnie. Ngomong-ngomong suaramu terdengar sedikit bergetar, apa kau gugup karena aku meneleponmu untuk yang pertama kali?"

Kata-kata yang keluar dari mulut Yuta di seberang sana otomatis membuat Winwin tersenyum malu. Walaupun Yuta tidak bisa melihat secara langsung, ia reflek mengangguk seraya menjawab dengan gumaman pelan.

"Ya, aku juga gugup—apalagi jika suatu saat nanti kau membalas perasaanku, pasti aku akan lebih gugup dari ini saat menjadikanmu sebagai kekasihku." Kemudian Yuta tertawa pelan di seberang sana.

Jantung Winwin serasa ingin copot setelah mendengar ucapan Yuta tadi. Daripada gugup, suara Yuta lebih terdengar santai di seberang sana. Berbeda dengan dirinya, Winwin jadi semakin gugup ketika kata 'kekasih' terucap dari mulut Yuta. Padahal ia hanya tinggal mengatakan ya dan menerima lamaran Yuta.

"B-bagaimana jika aku mengatakan.. Kalau aku juga menyukaimu?" Sial, Winwin bisa merasakan satu tangannya yang memegang ponsel tengah bergetar hebat.

"Benarkah?!"

"T-tidak! Em—maksudku, bagaimana jika kita bertemu sore nanti? Akan aku jelaskan semuanya padamu." Kini tangan Winwin tidak lagi bergetar, ia merasa sedikit lebih tenang daripada sebelumnya.

"Baiklah, tapi jam berapa?"

Winwin berpikir sejenak. "Jam lima, di restoran dekat pantai yang kita hadiri saat pesta musik waktu itu."

"Okay, see you soon Winnie!"

Setelah tidak ada lagi yang dibicarakan, Winwin mematikan panggilannya, ia menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Pandangannya mengarah pada lemari baju, apakah ia harus tampil lebih menawan di hadapan Yuta nanti?

Ah tidak, Winwin menggelengkan kepala disertai senyuman geli. Ia tidak perlu berpenampilan seperti itu di hadapan Yuta, karena tanpa balutan baju mewah dan polesan make up pun wajahnya sudah terlihat cantik, catat itu.

---

Winwin melambaikan tangannya ketika melihat Yuta yang tengah bingung mencari keberadaannya. Ada pesta maupun tidak, pantai ini ternyata sangat ramai pengunjung! Terutama saat sore hari, kebanyakan dari mereka adalah para pasangan yang ingin melihat sunset.

Dan ketika Yuta menyadari kehadirannya, Winwin menyilangkan kedua tangannya ke dada dengan wajah kesal. Ia harus menunggu setengah jam di tempat ini seorang diri—tanpa pasangan yang menemani. Tapi walaupun menunjukkan wajah kesal, dalam hatinya Winwin sangat senang karena ia tidak sendirian lagi. Pasangannya sudah datang.

Shut Up And Dance •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang