"he who holds to himself a joy, doth the winged life destroy;
he who kisses the joy as it flies, lives in eternity's sunrise"
- William Blake
brought to you with the appearance of;
- RED VELVET's JOY
- NCT's JAEHYUN
the whole story belongs to;
Andre...
no matter how hard the past, you can always begin again
BGM : Too Sad To Cry — Sasha Sloan
Me After You — Paul Kim
**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DUA PULUH TIGA hari lagi, Jef harus kembali ke dalam dekapan pekerjaannya di anjungan lepas pantai Louisiana Selatan, New Orleans. Namun sampai detik ini, dia masih belum bisa berkompromi dengan hal yang menurutnya berharga baginya. Sejak pertemuan mereka di ELC Pacific Place waktu itu, Jef hampir tidak pernah bertemu lagi dengan Joyce maupun Josie. Bahkan menurut informasi yang dia dapatkan dari guru preschool tempat Aiden dititipkan, Josie sudah berhenti karena mau dipindahkan oleh ibunya ke sekolah khusus musik.
Hal itulah yang kemudian mengantarkan Jef ke tempatnya berada sekarang—tidak jauh dari rumah Joyce saat jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya baru saja melewati angka sepuluh, menunggu perempuan itu keluar entah ke mana menggunakan mobilnya. Jef sudah melakukannya selama tiga hari terakhir. Dia tahu dia terkesan seperti penguntit, tapi kalau itu satu-satunya cara yang bisa memberinya petunjuk ke sekolah musik mana Joyce memindahkan Josie, kenapa tidak?
Tepat pukul 10.12, dari kaca spion mobilnya, Jef bisa melihat mobil SUV putih keluar dari gerbang rumah Joyce yang dibukakan oleh satpam yang sedang berjaga. Dan ketika mobil itu melaju melewati mobilnya yang berhenti di tepi jalan, Jef bisa melihat sekilas wajah Joyce karena jendelanya yang diturunkan setengah. Lalu seperti yang biasa dilakukannya selama tiga hari terakhir, Jef akan melajukan mobilnya untuk mengikuti ke mana perempuan itu hendak pergi.
Jef tahu kalau apa yang saat ini dia lakukan merupakan jenis tindakan yang cukup ekstrim. Tapi hanya ini satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya ketika Joyce secara terang-terangan menolak tawarannya untuk berkompromi melalui telepon beberapa hari yang lalu. Di samping itu, Jef juga sudah menebalkan tekad dalam dirinya kalau dia sudah harus bisa berkompromi dengan Joyce tentang Josie sebelum dia kembali ke New Orleans dan terjebak di tengah laut selama 6 minggu lamanya.
Laki-laki itu menyalakan lampu sen dan menghentikan mobilnya di bahu jalan ketika melihat mobil SUV putih milik Joyce berbelok memasuki area parkir Jakarta Conservatory of Music. Dia memperhatikan selama beberapa saat dari tempatnya, melihat perempuan itu keluar dari mobil dan membuka pintu belakang untuk membantu Josie turun dari passenger seat. Mereka terlihat bercengkerama sejenak sebelum Joyce menggandeng tangan kecil Josie menuju pintu masuk JCOM. Begitu keduanya menghilang di dalam gedung, barulah Jef kembali menghidupkan mesin mobilnya dan ikut memasuki area parkir—memarkirkannya pada spot yang tidak begitu jauh dari mobil Joyce.
Memutuskan untuk menunggu kesempatan apapun yang bisa dia dapatkan hari ini di dalam mobil, Jef terlebih dulu pergi berjalan kaki menuju minimarket yang letaknya tidak seberapa jauh dari JCOM untuk membeli beberapa kaleng kopi dingin kesukaannya. Dia kembali ke mobilnya tidak sampai setengah jam kemudian. Waktunya kemudian dia habiskan dengan memainkan ponsel, menyesap kopi dingin dari dalam kaleng, sambil sesekali melihat ke arah pintu masuk JCOM kalau-kalau Joyce dan Josie keluar dari sana.
