"Rangga memang seperti itu" sahut Ibu nya Rangga dengan nada santai dan sedikit sinis
kemudian ibu nya Rangga berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Ulan? ia mendengus kesal untuk kesekian kalinya karena bosan, ia pun memutuskan untuk menyusul Rangga yang sedang berada dikamar..
Tap Tap Tap
Ceklek~
pintu kamar Rangga pun terbuka, nampak didalam kamar tersebut Rangga sedang mengganti pakaiannya.. ia setengah telanjang, tapi untung saja ia msnutupi bagian bawahnya dengan handuk..
Ulan menutup mulutnya malu, pipinya bersemu merah
Rangga menatap marah ke arah gadis yg sudah lancang masuk kekamarnya itu
"upsii" kata Ulan sambil tersenyum menggoda
"ANJING LO!" bentak Rangga marah
ibu nya Rangga yang tadinya sedang berada didapur, kini memutuskan melihat apa yang terjandi dikamar Rangga..
Ulan yang dibentak pun tak menunjukan bahwa dia takut, justru dia semakin melebarkan senyumnya itu
Ceklek~
"ada apa Rangga?" tanya ibu nya Rangga dengan wajah penasaran
Rangga tak menjawab, ia mendekat ke arah Ulan dengan emosi yg sudah benar benar meluap
PLAK!
"DASAR GA TAU DIRI! LO GA PUNYA PIKIRAN APA GIMANA HAH? KALO MAU MASUK YA HARUS KETUK DULU ANJING! GIMANA KALO TADI GW LAGI GA PAKAI PAKAIAN SAMA SEKALI? HAH?!" bentak Rangga, kali ini bentakan ini lebih keras 2x lipat dari bentakan sebelumnya
Ulan diam, pipinya terasa sangat panas akibat tamparan yang dilayangkan Rangga, ditambah bentakan Rangga yang berhasil membuat telinganya sedikit berdengung
"JAWAB!"
"dasar cowok kasar, beraninya main tangan sama cewek!" teriak Ulan, sebenarnya ia masih takut.. ia takut kalau Rangga akan berbuat yang lebih kasar
Rangga mengatur nafasnya yang tidak beraturan itu, ia memegang pundak Ulan, lebih tepatnya mencengkram pundak Ulan
"cowok.kasar hm?" bisiknya tajam"gw gak akan kasar sama cewek, kalo ceweknya itu gak keterlaluan kaya lo!" lanjutnya
"lo tau? gara gara kehadiran lo. hubungan gw sama Bella hampir aja kandas!"
"atau? itu emang tujuan lo?"
DEG!
Jantung Ulan berdetak tak karuan, bagaimana tidak? Rangga mengetahui niatnya yang sudah ia rencanakan dari pertama kali ia mengetahui bahwa Rangga memiliki hubungan dengan Bella.
"udah rangga! tahan emosi kamu"
"sekarang kamu kembali kekamar kamu, lain kali kalau mau masuk kamar yang ada dirumah ini kecuali kamar kamu, HARUS.KETUK.PINTU dulu!" kata ibu nya Rangga yang sedari tadi diam ituUlan menghela nafas lega, ia langsung berjalan cepat menuju kamarnya yang ada di lantai bawah..ia menghapus air matanya yang sudah keluar deras itu
didalam kamar, Rangga masih dengan keadaan emosi... gadis itu benar benar tak punya malu.
"gak tahan gw sama tingkah lo anj*ng!" gumamnya
daripada berlama lama emosi, lebih biak ia menelfon gadisnya, ia sedikit merasa khawatir karena sejak tadi gadisnya itu belum memberi kabar.
"hallo?" sapa gadis dari sebrang sana
"kenapa kamu belum kabari aku hm?"
"ah maaf kak, tadi hp ku mati terus aku jadi lupa deh buat kabari kakak" sesalnya
Rangga terkekeh dibuatnya, mengapa gadisnya itu sangat menggemaskan?
"iya gpapa ko sayang, tapi sekarang kamu lagi dirumah kan?"
"iya kak, ini juga kan udah malam"
"yaudah, tidur gih"
"besok aku mau aku antar ga hm?"
"waah, mau dong kalo kaka bisa mah" girangnya
"bisa dong!"
"yey, yaudah kak aku mau bobo dulu.. kaka juga bobo okey? jangan begadang! awas aja kalo begadang"
"iya iyaa"
"daah"
"daah kaka"
Tut~ sambungan telfon nya pun diputuskan sepihak, siapa yang mutusin sambungannya? Bella dong
dibalik pintu kamar Rangga, Ulan mendengar semuanya.. semua percakapan antara Rangga dengan Ulan di telfon tadi, ia kesal pasalnya Rangga berniat untuk mengantar Bella.. bukannya mengantar dia
"awas aja! gue pastiin, besok kak Rangga gak akan jadi ngantar elo" gumamnya
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive [ On Going ]
Teen Fiction"Jika bertemu denganmu adalah takdir Tuhan, dan berteman denganmu adalah pilihan, maka jatuh cinta padamu bukanlah sesuatu yang aku rencanakan." -Arabella Cintya. ................................................................. "tahukah kamu?disini...