Awal

390 18 3
                                    

Richard Alvaron, memandang sekertarisnya dengan penuh kesal. Mereka sudah menghabiskan malam bersama tadi malam, namun sepertinya itu tidak membawa pengaruh apa-apa bagi perempuan itu.
“Silahkan tandatangani ini Mr.Alvaron.“ ucap Alicia sedikit keras, ia jengah oleh sikap Richard yang tak henti-hentinya mengawasi setiap gerak-geriknya. Richard tersenyum miring, rupanya Alicia masih berusaha bersikap professional dikantornya. Baik, Richard akan mengikuti permainan sekertarisnya ini.

Namun sungguh sial setelah dua jam melihat Alicia bekerja diruangannya Richard merutuki rencananya yang tak berjalan mulus, setiap gerakan tubuh Alicia seakan menggodanya, ia tak bisa menahannya lagi, sesuatu dalam tubuhnya sudah memberontak ingin dituntaskan, ia jadi mengingat lekukan tubuh Alicia yang begitu indah yang selama ini ia tutupi, apalagi suara Alicia yang terus meracau dan memanggil namanya, sungguh Alicia yang panas tadi malam. Melihat Richard yang tidak seperti biasanya, suskes membuat Alicia semakin merasa risih berada diruangan ini.
“Aku akan membuat copy dokumen ini.”  Alicia berdiri dari duduknya dan segera keluar dari ruangan Richard. Sesampainya diluar Alicia menarik nafasnya panjang, sial! Siapa yang semalam memberinya obat haram itu. Alicia berusaha sekeras mungkin bersikap biasa saja pada atasannya itu, namun otaknya menjadi tidak fokus didalam sana, berdua dengan pria yang pagi tadi ia temukan disampingnya, mereka satu ranjang! Ingat itu, satu ranjang dan hanya selimut tebal yang menutupi tubuh mereka.

Sebelumnya..

Richard mengetukan jarinya diatas meja kerja beberapa kali, dengan tidak sabar ia menarik telepon dan menekan tombol yang berhubungan langsung dengan ruang sekertarisnya yang kaku itu. Tidak biasanya Alicia lambat dalam mengerjakan perintahnya. Sepertinya Alicia belum kembali dari tugasnya, ia mencoba menelfon Alicia dengan ponsel.
“Bagaimana?” Tanya Richard tak sabar.
“Sudah sir. Mr.Franz sudah menandatangani kontrak.” Senyum Richard mengembang. Ia benar-benar sudah memilih sekertaris yang bisa diandalkan. Selain pintar Alicia juga memiliki wajah yang cantik, tutur kata yang lembut, dan sigap. Namun hanya satu kelemahan Alicia, ia terlalu kaku dan tidak bisa diajak bicara selain masalah pekerjaan.
“Bagus, cepat bawa dokumennya kemari.” Ucap Richard puas.
“Tapi sir, Mr.Franz mengajak anda bertemu di club nanti malam, ia tidak suka dengan suasana kantor, kalau anda tidak datang ia akan menyobekan surat kontrak kerjasama dengan perusahaan.” Richard menggeram kesal, ternyata tua bangka itu benar-benar akan mempersulitkannya.
“Katakan aku menunggu diclub nanti malam jam sepuluh.”
“Baik Sir.” Alicia menghembuskan nafasnya, sepertinya ia akan lembur kembali malam ini, ia segera duduk kembali dikursi café. Dihadapannya kini, seorang pria berumur 50 tahun dengan pakaian santai.

Alicia tersenyum pada pria itu.
“Bagaimana?” Tanya pria itu santai, meminum sedikit kopi yang masih terlihat asap mengumpul disana.
“Mr.Alvaron sudah sejutu. Jam 10.” Jawab Alicia ramah.
“Baiklah cantik, kertas ini aku kembalikan disana ya. Ah iya, kemarin saat aku berlibur di London aku ingat pada mu, pakai ini nanti malam.” Alicia menerima paper bag itu dengan ragu.
“Tidak usah repot-repot sir.” Kata Alicia berusaha menolak.
“Aku tidak pernah merasa direpotkan oleh wanita cantik.” Katanya sedikit menggoda. Alicia tetap tersenyum ramah, walau isi hatinya sudah meneriaki lelaki hidung belang itu.
“Kalau begitu aku harus kembali kekantor sir, selamat sore.” Pamit Alicia tanpa menurunkan senyumannya sedikitpun.

VISUAL

-Nick Bateman As Richard
-Taylor Hill As Alicia

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang