"Apakah aku pernah mendengar penolakan?" Tanya Richard mengintimidasi. Alicia menggelengkan kepalanya. Belum pernah Richard mengajaknya makan siang bersama kalau buka ada rapat dengan klien diluar perusahaan. Tunggu! Apa ini artinya ia akan rapat dijam makan siang?. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu?.
°•°•°•°•°
"Apakah kita ada rapat makan siang?" Tanya Alicia pelan, Richard menekal tombol lift dan mereka masuk kedalamnya.
"Tidak." Jawab Richard santai.
"Lalu makan siang ini untuk apa sir?" Lagi-lagi Alicia bertanya. Richard berdecak dan membalikkan badannya menghadap Alicia, wanita itu diam seketika, sepertinya ia salah bicara.
"Tidak biasanya kau seberisik ini." Ceruk Richard, kini Alicia benar-benar bungkam. Tubuh Alicia semakin kaku saat Richard mendekatinya.
"Makan siang ini untuk ucapan terimakasih semalam. Kau tau apa?" Tidak, jangan bertanya itu. Batin Alicia menjerit."Mendapatkan tandatangan?" Cicit Alicia. Richard tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya.
"Terimakasih atas One Night Stand luar biasa semalam." Richard menekan disetiap kata ONS. Blush, wajah Alicia mulai memerah kembali, kaki-kakinya terasa menjadi jelly yang tak mampu menahan tubuhnya sendiri.
°°
Mereka makan dalam diam, lebih tepatnya Alicia yang kaku saat memasukkan makanan tersebut kedalam mulutnya. Sedangkan Richard mengambil daging dengan tingkat kematangan medium dengan garpunya, memakan perlahan dan mengunyah dengan sangat lembut, ia memperhatikan wajah Alicia yang baru ia sadari sangat menarik.
"Apakah rambut mu begitu mengganggu hingga tak pernah kau urai?" Tanya Richard. Hanya beberapa kali ia melihat Alicia mengurai rambut, sisanya Alicia selalu menggulung rapi rambutnya seperti resepsionis, kadang hanya di ikat kuda. Padahal yang Richard lihat, wajah Alicia begitu cantik dengan rambut panjangnya yang terurai."Aku tak nyaman dengan rambut panjang, terlalu panas." Jawab Alicia.
"Apa aku harus menambah AC diruangan mu?" Alicia yang mendengar itu langsung merutuki kebodohannya, ia memberikan alasan yang tidak masuk akal sepertinya.
"Bukan begitu sir. Aku lebih nyaman seperti ini." Richard mengangguk dan kembali memasukkan potongan steak kedalam mulutnya.
"Badan mu bagus. Kenapa selalu memakai kemeja kebesaran?"
'uhukk.' Alicia tersedak makanannya. Ia buru-buru minum air putih yang berada didekatnya. Apa tidak ada hal yang lebih penting yang dapat Richard tanyakan? Tadi rambut, sekarang kemejanya, pasti rok dan sepatu nya pun akan Richard tanyakan."Jangan gugup seperti itu." Richard mengulum senyumnya, tidak menyangka Alicia akan seterkejut itu.
°°
Alicia menatap bingung pada jalan yang mereka tempuh. Ini bukan jalan menuju kantor.
"Kita akan kesuatu tempat." Ucap Richard menyadari gerak-gerik Alicia yang terus menatap bingung gedung-gedung tinggi yang mereka lewati."Kemana?" Raut wajah Alicia kini terlihat sedikit panik.
"Pikirkan saja yang baik-baik." Ucap Richard santai. Ia kembali fokus mengemudi dan menepikan mobilnya diparkiran yang cukup luas. Alicia sedikit membuka mulutnya, dihadapannya kini sebuah gedung elite dikota ini, baju, sepatu, tas dan perhiasan lengkap ada disini. Semuanya barang-barang bermerek, seperti kemeja dan celana yang ia ambil pagi buta tadi. Alicia sedikit meringis saat menyadari setelan bermerek itu berada di rumahnya, bergabung tak terhormat dengan pakaian-pakaian kotornya.
"Ayo turun." Ucapan Richard menyadarkan Alicia dari pikirannya. Alicia keluar dan memutari bagian depan mobil. Richard berdecak saat ia menyadari berjalan sendiri, Alicia berjalan dibelakangnya menjaga jarak.
"Kau bukan pengawal ku kan?" Tanya Richard.
***
Udah tamat guys di Noveltoon, dengan judul yang sama♥️🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand With My CEO
Romance[Baca di Noveltoon] Demi sebuah kontrak kerjasama mereka harus mendapatkan tanda tangan pria tua menyebalkan. Selain menyebalkan pria tua itupun berpikiran kotor, ia memasukkan obat pada minuman Alicia, melihat ada yang janggal Richard berusaha mene...