Lapar

253 18 0
                                    

"Kalau begitu aku harus kembali kekantor sir, selamat sore." Pamit Alicia tanpa menurunkan senyumannya sedikitpun.

°•°•°•°•°•°

Sesampainya dikantor Alicia mengetuk pintu ruangan Richard pelan.
"Masuk." Teriak dari dalam.
"Siapkan beberapa dokumen yang harus dibahas untuk rapat sore ini, aku tunggu diruang rapat satu jam lagi, beritahu juga semua departemen, satu perwakilan saja yang hadir."
"Baik sir, aku.."
"Apa itu?" Tanya Richard sengit melihat paper bag yang dibawa Alicia.
"Baju dari Mr.Franz untuk nanti malam." Jawabnya cepat, ia tidak ingin sampai bosnya mengira ia berjalan-jalan dimall dijam kerja. Richard mengangguk mengerti, Alicia keluar dari ruangan CEO dan duduk di meja kerjanya, ruangan kaca yang berada didepan ruangan CEO, sungguh tidak memiliki privasi untuk Alicia.

Alicia mulai menyiapkan berkas-berkas untuk rapat nanti, setelah semuanya sudah dirasa cukup ia melanjukan pekerjaannya tadi siang yang belum tuntas, memindahkan beberapa catatan yang sudah ia buat kedalam laptop. Alicia mendengus saat melihat tumpukan dokumen yang belum di periksa sebelum diserahkan ke CEO-nya. Benar-benar lembur yang melelahkan hari ini.
Ponselnya berdering, tak terasa sudah satu jam ia bergulat dengan laptopnya, dan alarm jam rapat sudah berbunyi. Dengan cepat Alicia merapikan berkas yang akan ia bawa untuk rapat.

Rapat berjalan dengan cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Perut Alicia sudah protes sedari tadi, ia melewatkan makan siangnya untuk mendapatkan tandatangan Mr.Franz tadi. Telinganya pun sudah penuh dengan kata-kata Target dan pesaing. Alicia sedikit kasian dengan departemen pemasaran yang menjadi sasaran kemarahan Richard.
Semuanya bernafas lega saat Richard mengakhiri rapat panjang ini.
"Kita cari makan dulu." Ucap Richard sambil berlalu. Alicia hanya mengangguk dan mengekori Richard menuju ruangannya.
"Ganti baju mu." Dengan lelah Alicia keluar dari ruangan Richard dan mengambil paper bag. Alicia mengintip baju yang ada didalam, warna merah maroon.

"Sir." Alicia masuk kedalam ruangan Richard yang sepi.
"Gunakan kamar mandi." Teriak Richard yang Alicia yakini sedang berada di ruang rahasia milik CEO-nya itu, hanya Alicia yang mengetahui ruangan itu, isinya hanya kamar yang dibuat sangat modern, dan beberapa lukisan yang menambah warna ruangan itu. Alicia segera masuk kedalam kamar mandi dan mengganti bajunya dengan dress maroon tersebut, dengan tidak nyaman ia keluar dari kamar mandi. Alicia menatap tubuhnya dipantulan cermin, dress ini sangat minim. Dress ini menutupi dadanya hingga leher namun bahu dan punggung atasnya terbuka.

Alicia terdiam saat melihat Richard berjalan mendekatinya, ia memasangkan jas hitamnya untuk menutupi bahu telanjang Alicia.
"Mohon kerjasama untuk investor kita yang satu ini." Ucap Richard dengan suara yang selalu terdengar seksi ditelinga Alicia. Tanpa diduga Richard melepaskan ikatan rambutnya.
"Baik sir." Jawab Alicia, benar, dress ini cocok ia gunakan saat rambut panjangnya terurai.

Didalam lift keduanya terdiam, Richard melihat sekilas pantulan Alicia dipintu lift, hanya wanita ini saja yang tidak pernah menggodanya, beberapa karyawan dan sekertarisnya dan yang dulu sudah beberapa kali dengan beraninya menggoda Richard terlebih dahulu. Alicia sangat berbeda, ia professional dalam pekerjaannya, namun sedikit membosankan menurut Richard.
Sampai di mobil pun keduanya terdiam, tak ada satupun percakapan yang mereka ucapkan, sampai suara perut Alicia memecahkan keheningan.
"Ada apa dengan perut mu?" Tanya Richard terkesan dingin, sedangkan wajah Alicia sudah memerah dan sudah benar-benar malu.

[Baca full di Noveltoon ya guys😍 judul sama dan nama author Dhea novita]

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang