Melihat mu

126 8 0
                                    

“Permisi Sir, Americano.”
“Ya, taruh disini.” Ucap Richard santai.

°•°•°•°•°•°•°

Sementara diruangan serba kaca itu, Alicia menutup wajahnya dengan telapak tangan, ia masih terlalu syok dengan apa yang terjadi malam tadi. Alicia menarik nafasnya dalam, ia harus bersikap profesional dan biasa saja, lupakan dan anggap tidak terjadi apa-apa malam tadi.

Tringgg

"Selamat pagi, dengan..." Belum selesai Alicia mengucapkan kata-katanya, suara bariton terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Keruangan ku sekarang." Singkat, padat, dan jelas. Jantung Alicia kembali berdebar kencang, suara yang selalu ia kagumi kini menjadi suara yang saat ini paling ia takuti.

Dengan cepat Alicia menyusun beberapa laporan untuk acara rapat pagi ini, selama 3 tahun ia bekerja disini ia selalu menjadi sasaran kekesalan Richard, saat ia tak menyelesaikan tugas yang Richard berikan dengan cepat, sudah pasti ia akan mendapat sindiran tajam laki-laki itu. Apalagi sekarang? Dengan tidak tau dirinya ia meniduri boss nya sendiri.

"Selamat pagi sir." Richard menatap sekilas Alicia yang berdiri didepan pintunya.

"Kemarilah." Wajah Richard memang terlihat fokus pada laptop nya, namun sesekali ia mencuri pandang pada Alicia yang berjalan kearahnya.

"Ini laporan untuk rapat pagi ini Sir." Alicia masih sama seperti biasa, duduk kaku dikursi hadapannya, kadang Richard bingung dengan wanita satu ini. Saat wanita cantik lainnya akan percaya diri dan duduk semenggoda mungkin dihadapan nya, Alicia malah duduk kaku dengan tangan yang ia taruh diatas pahanya, seperti seorang fresh graduated yang akan di interview.

"Rapat pagi ini diundur, Felly akan mengatur jadwal baru untuk rapat ini." Kini wajah Alicia menatap Richard penuh, keterkejutannya tak bisa ia tutupi.

"Apa ada masalah? Bukannya sudah dipersiapkan dengan matang sir?" Lihat lah, saat berargumen masalah pekerjaan Alicia mengeluarkan suara indahnya, Richard jadi mengingat suara racauan Alicia yang masih terngiang ditelinganya.

"Tidak ada masalah, hanya saja ada yang lebih penting dari itu. Kita akan mengadakan rapat dadakan untuk proyek baru kita." Baru saja Alicia akan berkomentar, Richard terlebih dahulu memajukan wajahnya, membuat Alicia menahan nafas melihat wajah tampan itu sedekat ini.
"Bukankah kita sudah dapat tandatangan Mr. Franz?" Lanjut Richard dengan suara yang benar-benar membuat wanita manapun akan frustasi mendengar nya.

Wajah Alicia sukses memerah saat ini, ia langsung menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Sudah sir." Jawab Alicia cepat.
"Aku.. akan siapkan datanya." Lanjut Alicia sambil berdiri, ia harus cepat-cepat kabur dari sini.

"Kerjakan disini, aku ingin melihat prosesnya." Alicia menatap Richard dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ak,, aku lebih nyaman mengerjakannya di ruangan ku." Tolak Alicia berusaha setenang mungkin.

"Apa itu artinya aku harus ikut keruangan mu?" Tanya Richard menaikan alisnya, ia berdehem saat melihat Alicia seperti tengah menyaring ucapannya.
"Baik, tidak masalah." Richard berdiri dan hendak mengambil Jas mahalnya, William Westmancott Ultimate Bespoke, jas yang dibuat oleh penjahit beken dari Savile Row of London. Jas ini memiliki harga jual yang membuat Alicia tidak berani menyentuhnya, $75.000.

"Tidak!" Pekik Alicia cepat.
"Aku akan mengerjakannya disini." Alicia berbalik hendak mengambil peralatan kantor yang akan ia perlukan diruangan ini.

"Kemana?" Tanya Richard menghentikan langkahnya.

"Aku akan mengambil laptop dan bu.."  lagi-lagi ucapan Alicia dipotong seenaknya oleh pria itu.

"Kemarilah." Richard berdiri dan membuka lemari bermodel classic itu.
"Pilih." Alicia tertegun melihat laptop harga selangit yang terpajang indah dihadapannya. Richard juga menunjukkan beberapa koleksi pulpen yang memiliki merek mendunia. Ingin rasanya Alicia berteriak dan menolak untuk menyentuh pulpen itu, ia tak mempunyai cukup uang untuk mengganti rugi jika pulpen itu hilang.

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang