malam indah

230 8 0
                                    

“Sepertinya ada urusan mendadak Mr.Franz? Kalo begitu aku dan sekertaris ku akan pergi sekarang. Terimakasih atas kerjasama kita.” Richard langsung berdiri dan menarik paksa Alicia, jika tidak cepat-cepat mereka akan terkurung lebih lama didalam sana.

°•°•°•°•°•°•°•°

Diperjalan pulang Richard tersenyum puas, akhirnya ia bisa mulai mengerjakan proyek ini tanpa harus memikirkan ijin lagi.
“Ada apa dengan mu?” Tanya Richard yang melihat Alicia terus membenarkan rambutnya, ia mengepalkan rambutnya dan menggulungnya asal namun rambutnya terus terjatuh dan menjuntai indah.
“Gerah.” Jawab Alicia tak tenang.
“Haus.” Lanjut Alicia, Richard mengambil mineral yang ada dimobilnya dan memberikan nya pada Alicia.
“Minum.” Ucap Richard yang masih bingung dengan tingkah Alicia, setelah menghabiskan mineral miliknya, Alicia kembali bergerak gelisah, ia membuka jas yang sedari tadi ia gunakan, membuat Richard menurutuki kembali baju itu. Alicia biasanya mengenakan kemeja yang longgar dan rok selutut, ia tak menyangka Alicia memiliki tubuh yang indah dan baju sialan itu membuat Richard mengetahuinya. Sungguh tiga tahun yang sia-sia, pikir Richard.

Richard menghentikan pikiran gilanya saat melihat Alicia yang semakin gelisah.
“Sebenarnya ada apa dengan mu?” Tanya Richard yang semakin bingung, tidak biasanya Alicia seperti ini.
“Panas.” Jawab Alicia.
“Sial!” Richard memukul setirnya. Ternyata ini yang sudah tua Bangka itu rencanakan. Alex memiliki niat meniduri Alicia, Richard yakin minuman Alicia tadi sudah diberikan obat.
“Dimana rumah mu?” Tanya Richard, tidak mungkin mereka kembali ke kantor dan membiarkan Alicia menyetir dengan keadaan seperti ini. Richard semakin dibuat bingung saat Alicia tidak bisa di ajak komunikasi dengan baik, dengan perasaan kesal Richard melajukan mobilnya dengan kencang munuju kantornya.

Richard dengan tak sabar menggendong Alicia dan masuk kedalam lift, menuju ruang CEO miliknya. Sesampainya diruangan, Richard menempelkan jarinya pada tembok keramik hitam dan seketika ruangan rahasianya terbuka, ia membaringkan Alicia yang semakin mengeliat tak menentu diatas ranjang. Richard melemparkan selimut tebal untuk menutupi tubuh Alicia. Sepertinya ia harus segera pulang ke apartemennya, besok ia harus kembali bekerja.
Saat Richard hendak pergi Alicia membuang selimut tebal itu, dengan malas Richard memungut selimut itu dan menyelimuti tubuh Alicia. Namun, tak disangka-sangka Alisia menarik kerah bajunya.
“Hey!” Protes Richard. Tangan Alicia kini sudah dibelakang leher Richard dan wajah mereka kini sudah berdekatan. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, kini bibir mereka sudah saling menempel satu sama lain.

“Ayo.” Bisik Alicia tak sabar. Richard menyeringai dan berdiri dari ranjang, ia menarik selimut tebal yang menghalangi mereka.
“Ayo sayang.” Jawab Richard sambil melepaskan pakaiannya.

Dengan tidak sabar Richard melepas dengan paksa dress itu, kini hanya tinggal pakaian dalam yang melekat ditubuh indah Alicia, dengan senyum puas Richard merongoh ponsel disakunya, ia harus mengabadikan pemandangan indah ini. Setelah mendapatkan foto indah Alicia, Richard menyimpan ponselnya diatas meja kecil.

Alicia yang sudah tidak sabar memeluk tubuh Richard, memberikan sensasi geli, semakin membangkitkan api-api yang membakar Richard. Richard membalikkan posisi mereka, kini Alicia yang memegang kendali, ia ingin melihat seberapa ganas Alicia diatas ranjang.
“Wow.” Hanya itu yang di ucapkan Richard saat melihat Alicia dengan inisiatif membuka pakaian atasnya, gundukan kenyal itu menggantung indah dan sempurna, dengan semangat yang sudah tidak bisa ditahan lagi ia menyentuhnya, suara racauan Alicia semakin membuat Richard semangat.
Richard memejamkan matanya saat bibir Alicia menelusuri roti sobeknya nya, tangan indah perempuan itu juga menggoda bagian Richard yang sudah bangun dengan keras, memberontak ingin dibebaskan.

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang