terlantar

199 7 0
                                    

Richard mengerutkan keningnya saat memasuki Alicia, Alicia memang sempit namun Richard meresa tak menembus penghalang apapun.

°•°•°•°•°•°

Alicia semakin mempercepat gerakannya membuat kedua orang itu meracau tak jelas. Merasa dirinya sudah sesak Richard membalikkan posisi mereka kembali, ia mempercepat ritme dan mengejar titik yang sudah hampir ia capai, dengan cepat ia menarik miliknya dan menumpahkan cairan kental diatas perut rata Alicia, wanita itu memejamkan matanya kelelahan.

“Waw, amazing!” ucap Richard puas, belum pernah ia sepuas ini, ingin rasanya ia melakukannya sekali lagi, namun Alicia sudah terlelap tidur sekarang. Ia menatap wajah Alicia dengan dekat, wanita ini memang cantik, namun tak menyangka akan semenakjubkan ini. Benar-benar Richard sudah bodoh tiga tahun ini.
Richard mengambil selimut tebal dan menutupi tubuh mereka, dengan rasa yang masih puas Richard memeluk tubuh Alicia dan mulai terlelap.

°°°

Richard menggelengkan kepalanya tak menyangka, ia ditinggalkan? Oleh seorang wanita?.
Belum pernah Richard dipermalukan seperti ini oleh seorang wanita, namun dengan beraninya wanita itu meninggalkannya setelah bekerja sama tadi malam, bahkan dengan tidak tahu malunya wanita itu mencuri kemeja miliknya.
Richard berjalan tak teratur dan membuka lemari pakaiannya, semuanya hanya jas, kemeja, dan celana kerjanya. Dengan malas ia mengambil kemeja dan celana kerja, ia memakainya asal, benar-benar penampilan yang berantakan.

Jam baru menunjukkan pukul 6 pagi, ia mengambil paksa ponselnya dimeja dekat ranjang.
“Batalkan rapat pagi ini, aku sedang tidak enak badan.” Richard memberikan voice note pada Felly, orang kepercayaan sekaligus sepupunya. Tidak mungkinkan ia harus memberikan pesan pada sekertarisnya yang sudah membuatnya kacau pagi ini.

Richard menggenggam ponsel dan memeriksa cctv ruang kerjanya, memastikan sesubuh apa wanita itu menelantarkannya.
“Benar-benar unik.” Pekik Richard saat melihat Alicia keluar dari kamar rahasianya jam 4 subuh, wanita itu bulak balik di ruangannya, lalu masuk kedalam kamar mandi Richard. Sepertinya Alicia mencari baju kerja yang ada didalam mobilnya. Richard ingat dengan jelas dress merah itu sudah ia robek semalam karena ketidak sabaran Alicia.
“Kemeja dan celana.” Gumam Richard saat menyadari ternyata Alicia mengenakan celana dan kemejanya yang kebesaran. Setelah memikirkan apa yang akan ia lakukan nanti, Richard memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, ia marapikan dasinya dan sudah terlihat tampan seperti biasanya.

Jam sudah menunjukan pukul 07:30. Richard menatap layar laptopnya, ruangan sekertaris sudah berwarna hijau, itu artinya Alicia sudah berada didalam ruangan kerjanya. Ponselnya berdering, menampilkan nama Felly disana.
“Hallo.”
“Hallo boss, dimana? Aku sudah membawa dokter ke apartemen mu.” Richard menggelengkan kepalanya, benar-benar sepupu yang sigap.
“Aku sudah di kantor.” Jawab Richard membuat Felly terdiam cukup lama disana.
“Jangan bercanda, aku dan dokter sudah didepan pintu kamar mu, cepat buka!” Felly sedikit berteriak dengan kesal membuat Richard tak bisa menahan tawanya, dikantor ini hanya Felly yang berani membentaknya bahkan seenaknya keluar masuk keruanganya. Tak heran jika ada beberapa gosip miring tentang mereka. Semua orang dikantor tidak ada yang tau bahwa mereka berdua adalah saudara.

Tok tok.
Suara ketukan pintu membuat Richard dengan santainya mematikan telepon Felly.
“Masuk.” Teriak Richard. Pintu terbuka menampilkan office boy yang biasa membuatkannya kopi dipagi hari.
“Permisi Sir, Americano.”
“Ya, taruh disini.” Ucap Richard santai.

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang