First Lunch

53 6 0
                                    

Setelah mendapatkan beberapa data yang ia perlukan, Alicia mulai fokus mengelola nya menjadi sebuah laporan. Hanya laporan singkat dan tidak terlalu detail, sebab mereka akan membahas dan mengupasnya di rapat nanti.

°•°•°•°•°•°•°

“Silahkan tandatangani ini Mr.Alvaron.“ ucap Alicia sedikit keras, ia jengah oleh sikap Richard yang tak henti-hentinya mengawasi setiap gerak-geriknya. Richard tersenyum miring, rupanya Alicia masih berusaha bersikap professional dikantornya. Baik, Richard akan mengikuti permainan sekertarisnya ini.

Namun sungguh sial setelah dua jam melihat Alicia bekerja diruangannya, Richard merutuki dirinya sendiri, setiap gerakan tubuh Alicia seakan menggodanya, ia tak bisa menahannya lagi, sesuatu dalam tubuhnya sudah memberontak ingin dituntaskan, ia jadi mengingat lekukan tubuh Alicia yang begitu indah yang selama ini ia tutupi, apalagi suara Alicia yang terus meracau dan memanggil namanya, sungguh Alicia yang panas tadi malam. Melihat Richard yang tidak seperti biasanya, suskes membuat Alicia semakin merasa risih berada diruangan ini.
“Aku akan membuat copy dokumen ini.”  Alicia berdiri dari duduknya dan segera keluar dari ruangan Richard. Sesampainya diluar Alicia menarik nafasnya panjang, sial! Gara-gara pria tua menyebalkan itu memberi obat haram pada minumannya, ia jadi tak nyaman bekerja dengan Richard. Alicia berusaha sekeras mungkin bersikap biasa saja pada Richard, namun otaknya menjadi tidak fokus didalam sana, berdua dengan pria yang pagi tadi ia temukan disampingnya, mereka satu ranjang! Ingat itu, satu ranjang dan hanya selimut tebal yang menutupi tubuh mereka.

"Apa ada manusia menyebalkan didalam sana?" Alicia tersentak saat tak menyadari Felly sudah berada didekatnya. Alicia mengangguk sambil tersenyum ramah pada Felly, GM baru yang membuat heboh seisi perusahaan, pasalnya Richard secara terang-terangan mengumumkan jabatan baru untuk Felly pada saat rapat bulan lalu. Banyak yang mengatakan Felly adalah tunangan Richard, namun ada pula yang mengatakan bahwa mereka masih sekedar pacaran saja. Mengingat itu perasaan tak enak mulai menghantui Alicia, ia jadi seperti simpanan boss nya sendiri yang berpura-pura baik dihadapan tunangannya.

°°°

Alicia meng copy setiap lembarnya dengan begitu lambat, ia sengaja melakukan itu agar bisa lebih lama lagi menghindari Richard.
"Apa masih lama Miss Alicia?" Tanya seorang wanita dengan senyuman lembut.

"Ah ini,, sudah, sebentar lagi." Alicia membalas senyuman Laura, kepala Departemen General Affairs. Dengan posisinya saat ini, sudah tak aneh jika Alicia disegani oleh semua karyawan.
"Sudah, silahkan." Ucap Alicia sambil mengambil hasil copy, wanita itu masih tersenyum ramah padanya. Alicia berjalan menuju lift sambil melihat jam yang melingkar dilengannya. Sedikit bisa bernafas lega karena waktu sebentar lagi menunjukkan jam makan siang.

Alicia mengetuk pelan pintu ruangan Richard, setelah mendengar suara Richard yang mengijinkannya masuk, ia masuk dengan perlahan, memastikan Felly masih berada didalam ruangan atau tidak. Alicia sedikit tenang melihat hanya ada Richard didalam sana.
"Permisi Sir. Jam 2 nanti kita sudah bisa memulai rapat." Richard mengangguk dan memeriksa hasil pekerjaan Alicia.

"Kalau begitu aku permisi." Ucap Alicia sopan.

"Tidak. Kita makan siang bersama." Alicia mengerutkan keningnya, apa ia tidak salah dengar.

"Tapi aku akan.."

"Apakah aku pernah mendengar penolakan?" Tanya Richard mengintimidasi. Alicia menggelengkan kepalanya. Belum pernah Richard mengajaknya makan siang bersama kalau buka ada rapat dengan klien diluar perusahaan. Tunggu! Apa ini artinya ia akan rapat dijam makan siang?. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu?.

One Night Stand With My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang