"berkasnya tertukar."
Kata kata itu terngiang ngiang di kepalanya, Jake berjalan lemas menuju rumahnya setelah pulang dari rumah sakit tadi.
"Ternyata ada pasien yang bernama Jake, dan kebetulan memiliki penyakit yang sama. Maafkan dokter, ini semua kesalahan dokter karna tidak memeriksa berkas dengan benar, sehingga tertukar."
Ternyata ekspetasi Jake terlalu tinggi. Kenyataan nya tidak sebaik apa yang dia bayangkan.
"Jadwal di percepat, lusa nanti kita berangkat."
Cukup menyakitkan menerima kenyataan nya. Tapi apa yang bisa dia buat? Ini sudah takdir, dan dia harus menerimanya.
"Huh..."
Jake menghembuskan nafas beratnya, dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya.
"Gapapa, semua bakal baik baik aja." Lirihnya memenangkan diri sendiri, lalu memejamkan matanya karna rasa kantuk yang menghantui dirinya.
_._
"Jay...."Jay yang asik memakan makanannya hanya berdehem menjawab panggilan kecil Jake.
"Kayanya hari ini hari terakhir Jake disini." Lirihnya pelan namun masih terdengar jelas oleh jay.
Jay kaget, sehingga dia terbatuk-batuk dan langsung mengambil minum yang Jake ambilkan.
"Jay gapapa kan?" Tanya Jake dengan wajah khawatir.
"Tadi lo ngomong apa? Hari terakhir lo disini? Maksudnya???"
Jake terdiam sejenak, lalu menunduk kan kepalanya.
"Jake bakal pindah ke Australia sementara.."
"TAPI!! Jay tenang aja, cuma sementara kok, nanti Jake bakal kesini lagi." Lanjutnya meyakinkan Jay.
"Tapi lo ngapain ke Aussie Jake!!??"
"Jake gak bisa ceritain sekarang alesan Jake ke sana."
Jay membuang nafasnya kasar frustasi.
"Ya terus kenapa?? Maksud gw kenapa lo ngomong ini tiba tiba??!"
"Maaf..."
Jay ingin sekali marah di tengah tengah kantin yang ramai, tapi melihat kondisi dan melihat wajah Jake merasa Jay harus menahan amarahnya agar dia tidak membentak atau menyakiti perasaan Jake.
"Seenggaknya kasih gue alesan yang masuk akal, kenapa lo harus pergi ke Aussie? Lo ada masalah? Cerita Jake." Ucap Jay selembut mungkin.
"Alesan nya cuma satu. Tapi Jake gak bisa ngasih tau alesan itu sekarang, jake bakal kasih tau dan cerita semua nya setelah Jake balik dari Australia nanti."
Jay menghela nafas panjang. Bingung harus bagaimana dan melakukan apa.
"Sunghoon udah tau kalau lo mau pergi?"
Jake mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Terus? Respon dia apa?"
"Dia gak izinin Jake pergi." Cicit Jake pelan.
"Emangnya lo harus banget pergi kesana? Sepenting itu kah?"
Lagi lagi Jake hanya mengangguk pelan.
"Kalau keputusan lo udah bulat, dan ini yang terbaik. Gue bisa apa? Lakuin apa yang lo mau. Tapi, lo harus janji kalau lo bakal balik lagi dan cerita semuanya ke gue !"
Jake mendongakkan kepalanya menatap ke arah Jay. Tersenyum simpul mendengar nya.
"Jake janji bakal balik lagi kesini dan cerita, makasih ya Jay, udah ngertiin."
"Ini hari terakhir lo disini kan? Gue pengen abisin waktu gw sama lo, tapi gak bisa. Gus ada urusan sama ayah gue. Sorry ya Jake."
Jake memegang lengan Jake merasa bersalah.
"Gapapa kok Jay, ngeliat Jay hari ini aja Jake udah seneng."
_._
"Sunghoon demam lagi?"
Jake memberikan air kompres hangat kepada dahi sunghoon agar tidak terlalu dingin, dan menyelimuti tubuh sunghoon agar sunghoon merasa hangat dan nyaman.
"Udah gak dingin lagi kan?"
Jake merasa khawatir dan kasihan melihat wajah sunghoon yang membiru karna tadi badannya menggigil hebat.
Sunghoon hanya mengangguk lemah dengan mata yang sedikit terpejam, mungkin dia merasa pusing.
"Sunghoon tidur ya, siapa tau besok pagi bangun udah enakan badannya. Kalau gitu Jake pulang dulu."
"Jake!" Baru selangkah Jake melangkah, tapi sunghoon memanggil nya.
"Ya? Sunghoon butuh apa lagi? Sebelum Jake pulang."
"Jangan berubah..."
2 kata yang membuat Jake membeku seketika, Jake menatap bingung wajah pucat sunghoon.
"Gue gak suka lo ngejauh dari gue.
Gue lebih suka lo yang kaya gini." Sunghoon menjeda sebentar ucapannya."Maaf... Gue udah jahat dan banyak ngelukain lo. Gue tau kata maaf gue gak seberapa sama hal yang udah gue lakuin ke Lo, gue nyesel, gue bener bener minta maaf sama Lo."
Sunghoon menangis? Mata Jake berkaca kaca melihat sunghoon yang meraih tangannya dan menggenggam nya.
Jake masih terdiam tidak berkutik apapun, tapi sedetik kemudian dia tersenyum tipis.
"Sunghoon gak perlu minta maaf, Jake udah maafin sunghoon jauh sebelum sunghoon minta maaf. Jake seneng kalau emang sunghoon udah berubah kaya dulu lagi. Setelah ini, Jake cuma mau minta satu hal sama sunghoon, jangan pernah berubah lagi, Jake sedih kalau sunghoon kasar sama jake."
"Gue janji, gue gak akan pernah berubah lagi.
Makasih karna udah maafin gue, walaupun sebenernya gue gak pantes lo maafin.""Udah... Jangan nangis lagi, masa laki laki keras kepala kaya sunghoon nangis?"
Sunghoon terkekeh pelan, lalu menghapus sisa sisa air matanya.
"Kalau gitu sunghoon sekarang istirahat ya, supaya besok pagi kondisi sunghoon membaik." Ucap Jake sambil membenarkan selimut sunghoon.
"Lo gak jadi pergi ke Aussie kan?" Tanya sunghoon tiba tiba membuat Jake terdiam.
"Udah gak usah di pikirin lagi ya, mendingan sunghoon tidur sekarang, Jake juga mau tidur karna udah ngantuk banget."
"Jangan tinggalin gue ya Jake? Gue bakal marah dan benci banget sama lo kalau lo beneran pergi ninggalin gue."
Jake hanya menghela nafas pelan, dia bingung ingin berkata apa, dia harus mengatakan jika dia akan pergi? Tentu saja tidak! Dia tidak mau sunghoon tau di kondisi seperti ini. Tapi, kenyataan nya besok dia harus pergi bukan?
Sunghoon menatap bingung Jake, tapi memang seperti nya ini sudah larut malam, jadi dia bisa membicarakan hal ini di hari lain.
"Lo nginep disini aja, temenin gue." Ucap sunghoon mengalihkan pembicaraan.
Jake hanya mengangguk pelan.
"Kalau gitu, sunghoon tidur, Jake mau ambil minum dulu di bawah."
"Makasih..." Lirih sunghoon pelan namun masih terdengar jelas. Jake hanya tersenyum tipis membalas ucapan sunghoon.
Jake melangkah pergi keluar dari kamar sunghoon menuju dapur untuk mengambil minum. Tapi itu hanya alibi Jake agar sunghoon tidak curiga.
Nyatanya, sekarang Jake sedang berdiri di depan pintu kamar sunghoon, menghembuskan nafas beratnya. Dan mengusap kasar wajahnya frustasi.
"Kenapa harus sekarang? Kenapa sunghoon harus begini di saat Jake bakal pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold [SUNGJAKE]
Short StoryTerlalu cuek dan tidak peduli, membuat sunghoon menyesali perbuatannya itu