SISWA TELADAN YANG TIDAK MENCERMINKAN SISWA TELADAN

15 0 1
                                    

Pagi di jalan utama penghubung desa seorang siswa berangkat sekolah mengendarai sepeda motor kesayangannya. Pagi ini cerah kicau burung dan hangatnya sinar mentari pagi membelai lembut seragam sekolahnya. Dengan santainya ia melajukan sepeda motornya tanpa ia sadari kalau ia sudah terlambat 15 menit.

"ah sepertinya aku sudah terlambat" ucapnya malas sambil melihat kearah jam tangan skymei yang ia kenakan. Tanpa pikir Panjang ia menambah kecepatan sepeda motornya agar cepat sampai di sekolah.

Setibanya di gerbang sekolah terlihat beberapa orang siswa yang tengah berbaris di pinggir lapangan. "sial aku beneran terlambat".

"HEY KAMU SINI!" ucap salah seorang guru sambil melambaikan tangan dengan memasang mimik sangar.

Ia pun menurunkan standar samping motornya lalu berjalan dengan gontainya menghampiri guru tersebut.

"KENAPA KAMU TERLAMBAT?" tanya pak guru tersebut.

"anu pak jam dirumah saya mati" ucapnya santai.

"alasan saja kamu cepetan baris sana sama teman-teman yang lain." Kata guru itu sambil menunjuk ke barisan siswa. Ia pun berlari menuju barisan.

"OKEH SEMUANYA AMBIL POSISI PUSH UP JANGAN ADA YANG TURUN SEBELUM SAYA BILANG TURUN" kata pak guru itu dengan keras. Suaranya bahkan lebih nyaring dari speaker pengumuman yang ada disekolah itu. beliau adalah Pak Widodo. Pria paruh baya dengan tampilan seperti karakter Pak Somat di film Kartun Keluarga Somat. Ya beliau persis seperti itu. dengan tubuh pendek perut buncit, kumis tebal yang menutupi bagian bibir atas beliau dan tidak lupa kemeja rapi yang selalu dimasukkan ke celana.

Nampak dari kejauhan seorang siswi memandangi Deny dengan intens pandangan mereka bertemu beberapa detik.

"SATU!!!! TURUN SEMUANYA" teriak pak Widodo menginstruksikan mereka untuk memulai push up. Seketika pandangan Deny teralihkan ke tanah dan fokus untuk melakukan Gerakan pushup.

"YAAA NAIKK" teriak pak Widodo lagi. Deny kembali mencari gadis itu yang kini telah tidak ada pada pandangannya. Kemana perginya dia?. Ah sudahlah nanti juga ketemu batin Denny.

==================================================================================

Seorang siswa menyusuri Lorong kelas yang sepi tanda jam pelajaran sudah dimulai. Deny yang kelelahan setelah dihukum push up oleh pak Widodo berjalan dengan lemas sambil menundukan kepala. Ia hanya menatap kebawah ke lantai yang ia pijak. Langkahnanya terhenti manakala pandangannya melihat sepasang kaki yang berada didepannya. Deny pun mendongakkan kepalanya, gadis yang ia lihat sedang memandanginya di lapangan tadi kini berdiri di depannya. Gadis itu tersenyum manis Deny pun membalas senyuman itu.

"hati-hati kalo jalan jangan nunduk kebawah, bisa nabrak orang. Kalo nabrak aku sih gapapa kalo nabrak guru gimana?." Ucap gadis itu dengan lembut.

"ehhh iyaa maaf kaa" Ucap Deny lemas. Gadis itu memang Satu tingkat diatas Deny, terlihat dari lambang yang ia kenakan di lenganya yang memiliki warna merah khas jurusan TKJ dan bertuliskan XIITKJA yang berarti gadis itu kelas duabelas TKJ A.

"yaudah gw duluan ya Den" Ucap gadis itu lalu berlalu pergi meninggalkan Deny di Lorong itu. ia masih terdiam beberapa detik, hingga teriakan Pak Widodo menyadarkannya.

"DENY NGAPAIN KAMU BENGONG DI SITU CEPAT MASUK KE KELAS" Ucap Pak Widodo yang membuat Deny langsung berlari menuju ruangan kelasnya.

"mampus gw inikan pelajaran Ibu Rusyidah" batin Deny di dalam hati sambil terus berlari hingga ia sampai di depan pintu ruang kelasnya, terdengar suara obrolan dari teman temannya. Deny dengan takut takut mendorong perlahan pintu kelasnya sambil mengucapkan salam dengan pelannya saking pelannya bahkan sampai tidak terdengar. Ketika pintu dibuka hanya ada sekretaris yang tengah menulis di papan tulis sedangkan para siswa yang lain sibuk mencatat sambil mengobrol ada pula yang tengah sibuk push rank sambil teriak teriak tidak jelas terlihat pula bangku bangku kosong yang ditinggal pemiliknya pergi ke alam bawah sadar di bagian belakang kelas.

Melihat ketidak hadiran guru Deny pun langsung nyelonong masuk menuju bangkunya, langkahnya terhenti mana kala sebuah tangan menghalanginya.

"telat lagi ?" ucap gadis pemilik tangan itu. ia adalah Risma Sekretaris kelas yang tadi sibuk menulis di papan tulis. Deny pun menjawabnya dengan senyuman sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ibu Rasyidah gak masuk ?" tanya Deny

"enggak anak beliau sakit katanya" jawab Risma.

"alhamdulillah" Kata Deny sambil mengelus dada. Dadanya Deny yah bukan dadanya Risma.

"eh kok alhamdulillah sihh. Sakit itu musibah masa alhamdulillah" protes Risma

"tingkatan tertinggi dari keikhlasan adalah tetap mengucap alhamdulillah ketika tertimpa musibah" jawab Deny dengan nada sok bijak.

"halah ngeles mulu luu" ucap Risma.

"WOY MINGGIR GAK KELIATAN ORANG LAGI NYATET DIA MALAH ASIK ASIKKAN PACARAN DIDEPAN" teriak salah seorang siswa dari barisan 3 dari depan.

"yee siapa suruh duduk disitu. Nih duduk didepan sini sambil lesehan kalo mau keliatan" jawab Deny tak mau kalah.

"kalo disitu mahh dalemannya Risma yang keliatan" kata siswa tadi disusul tawa oleh Deny dan beberapa siswa laki laki di kelas tersebut.

Tiba tiba penghapus papan tulis melayang ke arah siswa tadi tepat mengenai kepalanya dan Deny kangsung dihujani cubitan dan pukulan pada pundaknya.

"dasarrr udahh Sanaa duduk"ucap Risma kesal.

"ehh iyaa ampun iya iya hahahahaha" jawab Deny sambil terus tertawa dan berjalan ke bangkunya.

*sfx toooot tooooot toot tiga kali bel berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba para siswa membereskan buku mereka dan bersiap untuk pergi ke kantin. namun keributan di bagian belakang kelas belum usai.

"DEPAN LU DEN DIBELAKANG BROKEN WALL" teriak Anwar mengarahkan Deny

"diem lu ahh gw lagi konsen ini" ucap Deny disusul suara tembakan M416 dari game PUBG Mobile.

"YOOSHHHHAAAAA CHICKENN JUGA AKHIRNYAA" teriak Anwar girang karena memenangkan game tersebut. Padahal ia sudah mati sejak awal game.

"bacot lu kalo gak gw gendong gabakalan chicken ini" ucap Deny menyombongkan diri.

"ampun bang jago Deny sang pro peler pabji" ledek anwar.

"pelar peler luu pala lu tuh kek pala peler" kata Deny sambil menoyor kepala Anwar.

"Deny" panggil Risma pelan sambil menepuk bahu Deny. Deny pun berbalik di depannya berdiri seorang gadis manis dengan seragam rapi nan ketat membuat logo osis berubah bentuk karen tonjolan dadanya, ditambah rok diatas lutut yang membuat para siswa selalu ingin melihat dalamannya. Dia adalah Risma sekretaris kelas yang tadi menulis di papan tulis.

Ia siswa teladan yang selalu mendapat juara kelas namun penampilannya di sekolah tidak mencerminkan siswa yang teladan. Sudah sering ia ditegur karena masalah seragam. Entahlah cara berpikirnya mungkin berbeda tentang pakaian.

"ehh Risma cantik ada apa beb" jawab Anwar dengan sedikit menggoda.

"eh gw ngomong sama Deny bukan sama lu lampu bohlam" ketus Risma.

"ke kantin bareng yuk" ajak Risma

"ayo kebetulan gw laper nih dari pagi belum sarapan" jawab Deny

"lah bro bukannya lu tadi pagi udah sarapan push up sama Pak Widodo"timpal Anwar tak berdosa.

"bukan gitu konsepnya bohlamm" jawab Deny sambil menoyor kepala botak milik Anwar lalu bangkit meninggalkan Anwar sendirian di kelas karna seisi kelas sudah kosong tinggal mereka bertiga.

"yuk Ris" ajak Deny yang sudah berjalan 2 langkah di depan Risma. Risma pun menyusulnya dan berjalan beriringan dengan Deny menuju kantin.

DISCONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang