Suara Mengajinya

3.5K 772 224
                                    

Assalamualaikum everything!

Makasih yang udah minat sama cerita ini, makasih lagi buat yang vote sampe komen per kalimat huhu seneng liatnya😘

Yang kurang sreg sama ceritanya bisa kirim kritik kesini..

Bantu promosikan cerita ini guys supaya banyak yg baca 😓
Suka gak semangat liat pembaca menurun bgt tiap tahun

Apa itu tanda udah buka masa 'kejayaan' ku lagi😭

Harus pensiun kah?

Maaf juga karna gak konsisten, niatnya mau Hiatus malah gak jadi, malah bikin cerita baru..

Taudah aku juga bingung kenapa Gt, padahal capek lho nulis tuh, apalagi klo gak sesuai ekspektasi..

😓😓

Ok klik vote dl sblm baca
Maaci!🤗










...





"Haz.."

"Haz.."

"Zel.."

"Jel-"





"Tuh kan susah manggilnya udah aku bilang panggil sayang aja"

Kerlingan mata Hazel sempat membangkitkan keinginan Dika untuk menarik wanita itu dan menenggelamkannya di bathtub sekarang.

Pria itu sejujurnya enggan berususan dengan sang istri, apalagi sampai meminta bantuan, hazel bisa kege'eran

Tapi sungguh setan apa yang merasukinya hingga ia kelupaan handuk saat mandi.

Tidak mungkin ia keluar tanpa busana bukan? Hazel bisa kegirangan.

"Apa suamiku?"

"Anduk"

"Hm?"

"Anduk!"

"Apa apa? Gak kedengeran"

Hazel mendekat, berdiri didepan kamar mandi hingga mereka hanya berbatas pintu, Dika merutuk lagi,
Lihat bagaimana mata nakal itu mencoba melirik kedalam.

"Saya. Butuh. Anduk. Tolong ambilkan!"

"Owh anduk..bentar bentar"

Ia berlari, kemudian kembali lagi dalam waktu cepat, lalu menerobos masuk-

"Woy woy! Ngapain masuk!?"

"Ngasih anduknya lah.."

"Diluar aja!"

"Gak mau sekalian dikeringin?"

Untuk kesekian kali sejak ia menikahi Hazel, Dika hampir terkena serangan jantung.

"Siniin anduknya!"

📌UKTI NAUGHTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang