Harus Bagaimana?

3.2K 686 158
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ih baiknya akuu ya kan?

Wkwkwk

Doain lancar ujian besok ya..
Ini aku up biar bisa fokus ujian
Huhu


.
.
.










Tidurnya tak tenang, tubuhnya mengerang tak nyaman, hawa panas semakin menjadi, mata urung ia buka.

Hazel mendapati dirinya seorang diri kala itu, kala adzan subuh berkumandang.

Nafas beratnya berhembus pelan, gerak tubuhnya melemah, kepala itu pusing luar biasa.

Hazel enggan menerka nerka dimana dika berada, ia pantas sendiri disana.

Lama berlarut beramaa kumandang adzan yang bersahut sahutan, tangis itu kembali pecah.

Hazel selalu menyimpannya selama bertahun tahun, tak sepenuhnya 'sembuh' hanya lari dari kenyataan.

Ia berkali kali memukul dadanya yang sesak, memukul kepalanya kala rasa bersalah kembali hinggap, Hazel tak tau cara paling benar untuk menghukum diri.

Wanita itu memaksa untuk bangkit, mengambil wudhu dan mengadu lagi, terisak seperti malam malam lainnya.









...





Makanan telah tersedia di meja, dan waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Hazel masih diam disana, menunggu keberuntungan kalau kalau dika pulang dan duduk untuk bicara.

Tak ada yang ia jelaskan tadi malam, semua sulit untuk keluar dari lidahnya.

Satu satunya alasan Hazel masih berharap pada kebaikan pria itu adalah karna dika enggan melepas pelukan saat ia terisak kuat.

Pria itu ada disana.








Drt..

Getar ponsel mengusik hening,

Hazel..
Kerumah umi ya sayang?
Umi masak banyak..
Mau umi jemput?

Tangisnya kembali pecah.







...








Wanita itu harus mengumpulkan semua keberanian saat masuk ke gerbang utama, menghela nafas berkali kali dan melatih senyum terbaik untuk ia perlihatkan pada ibu mertua.

Meski sesungguhnya tak pernah ada yang bisa ia sembunyikan.

"Eh.. Menantu umi ya Allah.. Cantiknya.. "

Mata itu sembab,
Kacau.

Tak ada yang elok,
Maka Hazel tau wanita paruh baya itu menutupi banyak hal.

📌UKTI NAUGHTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang