1

106 15 8
                                    

Typo bertebaran!!
Jangan lupa follow, vote, dan komen ya...
Untuk mendukung karya authorr❤

Happy reading!!

☆🌼☆

Aku, Nur Anisa. Seorang putri tunggal yang tak di anggap dari pasangan Bapak Hamzah Altar dan Ibu Atsri Nayala. Kehadiran Nisa ibarat baju kotor di rumah ini. Terlihat buruk, hina, bahkan tak berharga sama sekali. Ayah Nisa meninggal dunia saat ia berusia 17 tahun. Pada awal hidupnya penuh dengan warna kebahagiaan, kasih sayang, dan cinta dari keluarga. Tapi kini, semuanya telah lenyap begitu saja. Tanpa ada adanya pamit atau salam perpisahan.

"Happy birthday to you ... happy birthday to you ... "

Suara nyanyian menggema di ruang tamu. Dari dapur Nisa hanya bisa tersenyum samar dibalik cadarnya saat mendengar nyanyian tersebut. Tanpa melihat senyuman kebahagiaan keluarga, dan warna-warni balon menghiasi ruangan tersebut. Hari ini Nisa berulang tahun, tapi nyanyian tersebut bukan di khususkan untuknya. Melainkan Lea, anak angkat Bu Astri.

Ibu Nisa sudah lama membawa kehadiran Lea dalam rumah tangga mereka. Saat Nisa mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya buta total. Dan pada saat itu juga Bu Astri mengangkat Lea sebagai anaknya. Karena sang ibu malu mempunyai seorang anak yang cacat akan fisiknya.

"Non Nisa kenapa nangis?"

Suara bi Ijum membuat Nisa terkejut. Dengan cepat ia menghapus air matanya menggunakan khimar.

"Tidak. Nisa tidak menangis Bi. Nisa hanya kelilipan."

Nisa berusaha memutarkan tubuhnya agar sedikit menghadap bi Ijum. Mungkin banyak yang mengira bahwa dengan kebutaannya ini, Nisa sama sekali tidak bisa mengetahui siapa saja yang berada di dekatnya. Itu salah! Satu organ tubuh hilang, bukan berarti yang lainnya tidak berfungsi.

"Non Nisa tidak ingin ke ruang tamu? Hari ini kan ulang tahun non Nisa juga kan?"

"Iya Bi. Nisa akan ke sana sekarang juga."

"Mau diantar?" Nisa mengeleng pelan.

"Tidak usah Bi, Nisa bisa kok."

Nisa beranjak dari duduk dan berjalan ke ruang tamu dibantu oleh sebuah tongkat yang terus menuntunnya menunjukan jalan.

"Selamat ulang tahun sayang ... semoga cepet-cepet dapat jodoh ya ... "

"Terima kasih tante ... " Lea memeluk tubuh tante Mawar.

"Ibu ... " panggil Nisa membuat semua tamu ibunya dan Lea menoleh ke arah Nisa dengan wajah bingung.

Nisa berusaha mendekati sang Ibu. Lalu, ia membawa tangan Bu Astri dan menciumnya. Jujur saja, saat ini Nisa ingin memandangi wajah cantik ibunya. Tapi, itu tidak akan mungkin terjadi. Karena sebagian cahaya hidup telah hilang dan di ambil kembali oleh Maha Kuasa. Tapi Nisa mensyukurinya. Setidaknya dia masih di berikan kesempatan hidup oleh-Nya.

"Apakah Ibu tidak ingin mengucapkan kata selamat ulang tahun kepada Nisa? Sama seperti Lea, Bu."

Prang!

Sebuah piring jatuh ke lantai. Sontak semua para tamu undangan menjadi heboh dengan suara itu. Nisa masih menatap lekat wajah sang Ibu. Walaupun yang terlihat di bola matanya hanyalah warna hitam. Tapi dirinya bisa merasakan hebusan napas dan bau parfum Bu Astri yang masih ada di hadapannya.

Gadis perindu cahaya[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang