864 (3)

87 18 0
                                    

Keesokan harinya Marina datang lebih cepat. Hari itu mereka tidak banyak bekerja. Hanya saling bertukar pikiran mengenai masa depan kedai dan juga membuat kontrak perjanjian kerja. Marina tidak menyangka akan mendapat bayaran yang cukup bagus untuk orang yang bekerja sejak pukul 2 siang sampai 9 malam. Sepertinya tunjangan milik Levi selama menjadi kapten di Tim Pengintai cukup banyak.

Belum ada orang lain yang datang hari itu. Dan karena itu mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk membersihkan dan menata ulang kedai agar terlihat lebih baik. Mereka juga bertukar pikiran mengenai menu teh baru.

Kalau saja Levi mau jujur, dia merasa senang hari itu. Itu adalah pertama kalinya ia beraktivitas secara penuh.

Marina sendiri tidak percaya ketika Levi bilang kalau dia dulu maniak kebersihan. Tapi setelah kekacauan terjadi dan dia tinggal sendiri, ia menjadi sedikit lebih malas, karena tidak ada yang menemaninya membersihkan kedai sekaligus tempat tinggalnya. Dan itu berujung Marina yang memarahinya, memberitahu seharusnya Levi meminta bantuan seseorang.

"Aku tidak punya siapa-siapa lagi.", katanya.

Marina terdiam sebentar, merasa sedikit kasihan kepada laki-laki itu. Namun kemudian ia tertawa, "Kalau begitu bersyukurlah. Sepertinya pertemuan kita benar-benar takdir."

Levi tidak menjawab. Tapi dia menyetujui pernyataan itu di dalam hatinya. Sepertinya mereka akan menjadi teman yang baik.

Seminggu kemudian Marina tidak lagi datang selama lima hari. Awalnya Levi berpikir bahwa gadis itu mungkin sibuk, jadi dia memakluminya. Tapi kemudian dia menjadi sedikit khawatir, karena bukankah gadis itu sekarang bekerja di kedainya? Lalu kenapa tidak memberi kabar?

Hari berikutnya Levi semakin khawatir. Rasa tidak pedulinya menghilang. Entah mengapa dia khawatir sesuatu mungkin terjadi kepada Marina. Kenangannya bersama teman-temannya di masa lalu muncul kembali begitu Marina pergi. Ia mengumpat dalam hati.

Levi harus mencarinya. Tapi mulai darimana? Sejak Marina bekerja disini, dia tidak pernah memberitahu dimana dia tinggal, Levi sendiri juga tidak bertanya karena berpikir itu bukanlah pertanyaan yang cukup penting.

Pada hari kelima, Levi sudah memutuskan kalau dia harus mencari Marina, entah kemana itu, setidaknya dia berusaha. Dia telah menutup kedai, memberi tanda bahwa kedai itu tutup.

"Kau mau kemana?"

Seseorang bertanya begitu Levi selesai mengunci pintu kedai. Ya, benar dugaan kalian. Itu adalah Marina. Entah kenapa Levi berujung merasa kesal begitu melihat Marina ada di hadapannya.

"Kemana saja kau lima hari ini?"

Marina sedikit terkejut karena Levi bertanya dengan nada yang menyeramkan. Ia terkekeh sebentar. "Apa kau menungguku?"

Ekspresi Levi semakin buruk, Marina tau dia harus segera mengakhiri salah paham ini. "Aku pergi mencari beberapa teh lain. Untung saja Aku menemukan banyak pilihan.", ucapnya menunjukkan tas yang ia bawa. Tas itu berisi beberapa kotak teh dengan warna yang beragam.

"Jadi kau pergi mencari teh? Kenapa tidak bilang padaku?"

"Hei, bukankah kita sudah berdiskusi ya? Aku yang akan mencoba mencari sampel tehnya. Kau setuju-setuju saja tuh saat itu."

Levi mengusap wajahnya, ia masih merasa kesal. Kemudian membuka kembali pintu yang ada di depannya. Ia mengambil alih tas yang Marina bawa, kemudian masuk ke dalam.

"Lain kali kabari Aku dulu jika akan pergi. Dan bukannya disini Aku bosnya? Bukankah kita harusnya pergi bersama? Lain kali ajak Aku."

"Ya. Baiklah, Tuan Levi. Maafkan Aku, lain kali Aku akan mengajakmu."

Mereka kemudian memeriksa apa saja yang dibawa oleh Marina. Levi sedikit takjub, selama ini dia hanya menikmati teh hitam dan teh hijau, tapi yang ada di depannya kini adalah bermacam-macam. Ada teh hijau dan teh hitam dari daerah lain, teh yang berasal dari bunga kering, bahkan Marina menyebutkan bahwa dia juga mendapat teh dari daerah luar pulau.

"Aku sudah mencoba semuanya. Rasa yang ini dan teh hitam milikmu hampir sama. Jadi Aku pikir kita hanya perlu mempertahankan teh hitammu saja daripada jauh-jauh mencari yang ini.", Marina menjelaskan. Levi hanya memperhatikan saja.

Marina menjelaskan satu persatu mengenai teh yang ia bawa. Levi semakin takjub, ada banyak teh yang belum ia coba selama ini. Sepertinya dia benar-benar harus ikut dengan Marina untuk pencarian teh selanjutnya.

Kemudian Marina menyeduh satu persatu, dengan porsi yang sedikit untuk bisa dicicipi oleh Levi. Levi sendiri tidak meragukan kemampuan gadis itu untuk menyeduh teh. Karena teh buatannya, Levi kemudian mengingat siapa Marina. Mereka memang pernah bertemu sebelumnya. Uniknya, teh itulah yang membuatnya teringat mengenai hal itu.

"Oi, aku sungguh-sungguh soal tadi. Berilah kabar sebelumnya jika memang tidak datang kesini. Dan jika itu soal mencari teh, ajak Aku."

"Eyyy, Levi. Apa kau mengkhawatirkanku?"

"Anggap saja begitu."

Tuan Kedai Teh (Levi Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang