Pagi yang cerah bagi seorang Hajime Hinata, lelaki menginjak umur 17 tahun. Hari ini adalah hari pertama semenjak kenaikan kelas di Kibougamine Highschool. Tentu ia sudah tidak sabar, setelah sekian lama berlibur.
''Nanami-san, pagi!'' Sambutnya saat ia melihat seorang gadis bersurai magenta di gerbang sekolah. Wanita yang dipanggil pun menengok, mengalihkan pandangan sejenak dari PSP miliknya. ''Hinata-kun, pagi.''
''Sedang bermain game?"
"Mhm. Tentu.''
''Waah, tak kusangka kita sudah naik ke kelas tiga. Tinggal kurang setahun lagi kita akan lulus.'' Hinata menghadap langit, bunga-bunga sakura bermekaran disepanjang jalan menuju gedung sekolah, Nanami ikut mengedarkan pandangan.
''Yo, Hinata! Nanami-san!" Kazuichi ikut menyapa, di belakangnya ada Pekoyama, Kuzuryuu, dan Gundham.
''Pagi!"
Mereka berjalan beriringan di sepanjang lorong, sesekali menyapa adik kelas yang mereka kenal. Atau menyapa murid sekelas mereka yang tak naik kelas. Tentu saja itu si peramal yang memiliki akurasi sebesar 30% itu, Hagakure.
''Mahiru, Hiyoko, kalian datang awal sekali.'' ucap Peko. Mahiru tersenyum, ''Hiyoko ingin mampir ke toko kue dulu, makanya kita datang lebih awal.''
''I-itu bukan urusanmu kan, dasar mata empat!''
Perlahan seluruh murid mulai memasuki kelas, semuanya lengkap, kecuali satu bangku yang harusnya ditempati Hagakure.
Hinata memilih duduk di bangku sebelah jendela urutan kedua terdepan. Di belakangnya ada Nanami, dan di depannya ada Fuyuhiko.
Seorang guru bersurai oranye memasuki ruangan dengan riang, perempuan ponytail itu tersenyum lebar. ''Hai anak-anak! Kalian pasti sudah tahu siapa ibu, tapi agar formal, biarkan ibu memperkenalkan diri. Nama ibu adalah Yukizome Chisa!''
''YAAASS, BU YUKIZOME!'' teriak beberapa murid seperti Ibuki, Kazuichi, dan Teruteru.
Yukizome Chisa adalah guru yang populer dikalangan murid-murid, selain dia guru yang ceria, baik hati, dan cantik, cara dia mengajar sangat mudah dimengerti.
''Oh iya anak-anak, ibu bawa hadiah lhoo!" ucapnya dengan riang sembari mengangkat list di tangan kanannya. ''Tebak ayo tebak!''
''Ibu mau teraktir kita makan?''
''Ibu mau memberi kita jamkos?''
''Ibu jadian sama pak Munakata ya?''
''Salah! Terus siapa yang ngomong terakhir ya? Mau nge-date sama pak Juzo di ring tinju?''
''Maaf bu :( " sahut Teruteru lirih.
''Ya sudah! Jawabannya adalah murid baru, jeng jeng!'' Yukizome berlari menuju pintu kelas dan membuka pintu dengan heboh, ''Ayo nak masuk, ibu sudah ngomong 'jeng jeng' lho!"
"Eh!? Umm ... iya, maaf.''
Seorang anak dengan seragam serupa namun mengenakan coat berwarna hijau tua memasuki kelas, Hinata tak terlalu memperhatikan karena atensinya menuju pohon-pohon sakura yang ada di jalanan.''
''Namaku ...,'' Lelaki itu menulis namanya di papan. ''Komaeda Nagito, salam kenal.''
Seketika Hinata tersentak, ''Apa? Nagi ... to? I-Itu kau, Komaeda!?" Hinata berdiri dari bangkunya, dan seluruh teman sekelasnya memandanginya.
''Kau mengenalnya Hinata-kun?'' ucap Nanami sembari mendongak.
Lelaki yang ada di depan itu awalnya tampak terkejut, namun seketika ekspresinya berubah datar. ''Maaf, tapi ... tampaknya aku tak mengenalmu.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky (un)Lucky | Danganronpa, KomaHina Fanfiction
Fanfiction⚠ Boys love a.k.a yaoi/male x male content ⚠ Hajime Hinata, lelaki sepantaranku yang sangat mengagumkan. Disukai siapa saja, ramah, baik, dan pastinya pemberani. Sangat berbanding terbalik denganku yang hanya seonggok sampah ini, namun ia tetap beru...