Akhirnya mereka sampai di tempat karaoke yang Kazuichi maksud, tentu sebelum masuk mereka harus memperlihatkan kartu pelajar mereka kepada kasir. Setelah memesan dua booth, akhirnya kelompok perempuan dan laki-laki memisah.
Nekomaru, Teruteru, Kazuichi, dan Komaeda masuk duluan. Sementara Hinata, Kuzuryuu, Twogami, dan Gundham masuk belakangan. Hinata dari tadi tak berbicara sepatah kata pun.
''BAIKLAH, AYO KITA BERNYANYI!!!'' Nekomaru berteriak melalui mic, menyebabkan suara dengingan yang kencang.
''Astaga, Nekomaru!'' Suara itu berasal dari booth perempuan.
''Hei, jangan kencang-kencang, bodoh.'' Kuzuryuu mengomel.
''Hei anak baru, harusnya kau yang nyanyi duluan kan?'' Teruteru menyahut, menyerahkan mic kepada Komaeda. Namun lelaki itu menolak dengan sopan. ''Ah, tidak ... aku tidak bisa bernyanyi, haha.''
''Ayolaah, tunjukkan bakatmu!''
''Hei Hinata, kau tidak bernyanyi? Kenapa hari ini kau diam sekali?'' ucap Twogami dengan santai, Hinata hanya bisa menanggapi dengan senyum simpul.
''Pasti karena tempo hari, hm?'' ucap Gundham, lelaki ini pun tampaknya tak tertarik untuk bernyanyi.
''Yaah, kalian sudah tahu.'' Perlahan Hinata bangkit dari bangkunya, ''Kalian mau pesan apa? Biar kupesankan ke kasir.''
''Aku mau shioyaki!''
''Aku kakigori ya!''
''Aku yakisoba saja.''
''Maaf kalau merepotkan. Hati-hati Hinata!''
Hinata tersenyum, lalu pergi meninggalkan ruangan. Ia berjalan dengan santai di sepanjang lorong, kedua tangannya dimasukkan dalam saku, ia merasa sesak entah kenapa. Rasanya sangat menyebalkan, sebelumnya ia tak pernah merasa begini.
''Permisi, booth delapan pesan shioyaki, kakigori, dan yakisoba.'' ucapnya sambil melihat dalam menu.
''Baik, totalnya 800¥.''
Hinata hendak mengeluarkan dompetnya, namun dompet itu terjatuh ke lantai. ''Ah, sial.''
''Bukankah sudah kubilang kalau kau harus hati-hati? Dasar.''
Hinata menunduk, Koizumi sudah berlutut untuk mengambilkan dompetnya yang terjatuh. ''Bagaimana kalau dompetmu jatuh dan kau tak sadar?''
''Ah, maaf ..., '' Hinata mengusap tengkuknya pelan. Gadis bersurai kemerahan itu hanya menghela napasnya, ''Kau mau pesan apa?''
''Shioyaki, kakigori, dan yakisoba.'' ucap Hinata, ''Kau?''
''Kakigori, daifuku, anmitsu, dan oshiruko.'' ucap gadis itu.
Setelah beberapa menit dalam keheningan, Koizumi mencoba membuka percakapan. ''Hei, Hinata. Tampaknya akhir-akhir ini kau murung sekali, kenapa?''
''Ah tidak ...,'' Hinata menghela napasnya, ''Moodku hanya kurang bagus, bukan masalah besar.''
Koizumi mengangguk, lagi-lagi hanya ada keheningan. Koizumi melihat sekeliling, ''Hei, hari Minggu besok apa kau sibuk? Aku mau membeli hadiah untuk Hiyoko.''
''Hah?'' Hinata tampaknya terkejut, Koizumi bukan orang yang biasanya minta ditemani laki-laki jika ingin ke suatu tempat. ''Baiklah.''
''B-bagus, kalau begitu untuk waktunya bisa kita bicarakan lewat chat!'' Gadis itu tampak malu, Hinata hanya bisa tertawa melihat ekspresi dari gadis yang biasanya selalu jutek itu. ''Kenapa malu? Kau tampak lucu.''
''Be-berisik.''
Di lain sisi, sepasang mata zamrud itu lagi-lagi mengawasi, ia hanya tersenyum. Kedua tangannya memeluk beberapa kaleng minuman dari vending machine, pesanan milik teman-temannnya. Langkah kaki sepatu ber-resleting itu bersahut-sahutan dalam keheningan lorong.
''Aku senang jika kau bahagia, Hinata-kun.''
🍀
''Hei teman-teman, ini pesanan kalian!'' Hinata membuka pintu booth keras-keras dan mengagetkan seisi booth. ''Hei, bisa rusak pintunya!'' Twogami menyahut dengan kesal.
''Tampaknya kau kelihatan senang, ada apa?'' Kuzuryuu bertanya-tanya, Hinata enggan menjawab, tapi Kazuichi menyahut. ''Tadi ketika aku beli minuman, aku lihat Hinata mengobrol berdua lho dengan Koizumi-san!''
''Apa!? Heei, kalian bicara soal apa? Kalian mau kencan nanti?'' goda Teruteru, percakapan ini membuat Hinata merasa tersudutkan. ''Hei, bukan begitu! Dia cuma minta ditemani untuk beli sesuatu!''
''Kau bodoh ya, dia itu secara tidak langsung mengajakmu kencan tahu. Ahahaha!''
''Berisik kalian!''
Di pojok sana, Komaeda hanya diam sembari tersenyum. Ia menyesap minumannya santai, lelaki surai susu itu pun enggan untuk bergabung dalam keributan dan memilih untuk diam seperti biasa.
'Hinata-kun tak berubah, dia tetap cahaya dan harapan bagi semua orang, keren sekali.' batinnya. Situasi ini mengingatkannya pada di SD dulu, dimana Hinata mengobrol dengan seluruh anggota kelas, namun ia hanya diam di samping Hinata. Namun itu sudah cukup baginya.
'Dia sangatlah bersinar, tak seperti aku yang sudah hidup dalam jeratan kegelapan seperti ini. Kami sangat berbeda, oleh karena itu aku ...,'
Pikirannya terasa kosong, seperti terserap dalam void. Rasa ini hampa, namun seringkali ia rasakan.
' ... tak boleh berada di sisinya.'
..
.
Eitt, gak boleh nge-hate Mahiru dulu, sayang.
Kalau kalian nge-hate Mahiru karena kepribadiannya, valid-valid aja (itu berlaku buat Chiaki walau gue bucin Chiaki). Tapi kalau kalian nge-hate Mahiru karena ''Ih dia ganggu KomaHina-ku'' plis jangan yaa.
Fandom Danganronpa Indo pokoknya gak boleh toxic kaya fandom internya, titik gapake koma. 💞
Btw pas puasa gue hiatus ya, yakali puasa gue malah apdet cerita BL askdfksfjk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky (un)Lucky | Danganronpa, KomaHina Fanfiction
Fanfic⚠ Boys love a.k.a yaoi/male x male content ⚠ Hajime Hinata, lelaki sepantaranku yang sangat mengagumkan. Disukai siapa saja, ramah, baik, dan pastinya pemberani. Sangat berbanding terbalik denganku yang hanya seonggok sampah ini, namun ia tetap beru...