Karaoke (1)

311 52 26
                                    

Esok harinya, Komaeda mencoba berbaur dengan yang lainnya. Hinata pun juga balas mengacuhkan Komaeda. Tak ada interaksi, bahkan tidak saling melirik.

''Hei, besok mau coba tempat karaoke baru?'' tanya Kazuichi, lelaki surai pink itu memang suka sekali mencoba hal baru.

''Hmm, boleh.'' Hinata menyahut santai sembari memainkan handphonenya. ''Lagipula aku tidak ada acara.''

''Aku ikut, bosan di rumah.'' ucap Kuzuryuu.

''Aku ikut!'' Teruteru dan Nekomaru menyahut.

''Gundham, kau tidak mau ikut?'' Hinata berbalik, menatap sang pecinta hewan itu. Si lelaki rambut es krim lantas mengalihkan perhatiannya menuju Hinata.

''Hmph, seharusnya lord of darkness sepertiku tak ada waktu untuk bersantai, tapi karena kau adalah duke-ku, maka aku tak ada pilihan.'' Lelaki itu, Gundham, tidak berterus terang akan ikut, tapi Hinata cukup mengerti dengan ucapannya.

''Hei Hinata, kenapa kau mengajaknya sih?" Kazuichi berbisik di telinga Hinata. Kazuichi dan Gundham kurang cocok dengan satu sama lain, atau mungkin hanya sepihak. Karena pujaan hati Kazuichi, Sonia, jatuh hati pada Gundham, bukan ke dirinya.

''Hei hei, tidak boleh ada yang terdiskriminasi.''

''Bagaimana ajak para gadis juga, hm?'' Seperti biasa, Teruteru memandang ke arah gadis-gadis. Yang lainnya hanya bisa memasang wajah maklum.

''Heeei, anak perempuan! Mau ikut dengan kami? Kami mau ke karaoke!'' Hinata berteriak cukup nyaring, semua gadis saling berpandangan.

''Jika tuan muda Fuyuhiko ikut, aku ikut.''

''Karaoke? TENTU IBUKI IKUT!''

''Hmm, sesekali keluar kurasa tidak masalah ... ''

''Huh, aku tak mau ikut dengan makhluk menjijikkan macam kalian, tapi kalau Mahiru ikut aku akan ikut!''

''Oh, bagaimana jika ini dijadikan sebagai acara penyambutan Komaeda-san?'' Chiaki ikut menyahut, senyuman yang awalnya tertempel di wajah Hinata seketika luntur.

''Eeeh ... ''

Kuzuryuu tentu mendengar helaan napas Hinata, ''Hei, bukankah katamu tadi tidak ada diskriminasi? Aku tahu kau kesal karena dipermalukan, tapi tetap saja kau tak boleh bersikap begitu.''

Kali ini Hinata benar-benar menelan ludahnya sendiri, kata-kata yang barusan terlontar menjadi boomerang baginya.

''Baiklah, terserah.''

''Aku punya permintaan.'' Mahiru mengangkat tangannya. ''Booth perempuan dan booth laki-laki dipisah, bagaimana?''

''Setuju!'' Sonia berujar semangat, pasalnya ia berniat menghindari Kazuichi.

''Hmm, t-tidak masalah ... '' Mikan juga tampaknya setuju.

''Baiklah sudah ditentukan! Kita berangkat bersama sepulang sekolah ya.''

''Baikk!''

Wajah Hinata benar-benar masam kali ini, pikirannya tak bisa fokus. Bu Chisa menerangkan mata pelajaran dengan baik di depan, tapi otaknya benar-benar menolak untuk memproses informasi tersebut.

Tangan kanannya sibuk memainkan pensil, tiba-tiba menggelinding dan jatuh ke lantai.

'Sial, merepotkan sekali.'

Tangannya berusaha menggapainya, tapi seseorang sudah meraihnya terlebih dahulu.

''Pensilmu, kan? Ini.'' Itu Mahiru, kebetulan bangku Mahiru berada di depan bangku Komaeda.

''Terima kasih.'' Hinata tersenyum, gadis di depannya tetap bersikap jutek. ''Lain kali hati-hati, untuk tidak rusak.''

''Iya iya.''

Sepasang mata zamrud itu pun menjadi saksi, tapi dia memilih untuk diam dan bersikap seolah itu bukanlah apa-apa, ekspresinya tetap datar, dan fokusnya kembali menuju papan tulis kelas yang sudah terisi rumus-rumus trigonometri.

🍀

Ding dong ding dong 🎶

''WAKTUNYA PULANG!!!" Ibuki berteriak dengan semangat, bu Chisa yang tadinya hendak keluar kelas akhirnya tersentak. ''Astaga Mioda-san, jangan berteriak begitu.''

''Ehehe, maaf bu.''

''Memangnya kau mau kemana hingga bersemangat begitu?''

Anak-anak kelas saling berpandangan antara satu sama lain, hingga Twogami memecah keheningan. ''Kita hendak menggelar pesta penyambutan Komaeda, bu.''

''Oh, benarkah! Kalian baik sekali! Ibu senang kalian baik dengan anak baru!'' Chisa terlihat benar-benar senang, begitu pula dengan anak-anak. ''Baiklah anak-anak, selamat bersenang-senang! Ibu kembali duluan ya ke kantor!''

''Baik bu!''

Setelah bu Chisa keluar, semuanya keluar secara bersama-sama. Gerombolan perempuan memimpin di depan, dan gerombolan laki-laki di belakang.

''Yo Komaeda, anak-anak di kelas sudah pernah mencoba masakanku, kau mau coba?'' Teruteru berusaha membuka pembicaraan.

''Hei, benar. Masakan Teruteru enak sekali, ahahaha!'' Nekomaru menepuk kepala lelaki mungil itu. Komaeda tersenyum tipis, ''Aha, tentu.''

''Heei, kau pernah punya pacar belum? Dengan wajahmu, paling tidak kau pernah menggaet dua sampai tiga perempuan.'' Kazuichi merangkul Komaeda, si lelaki surai susu itu menggeleng. ''Tidak, aku tidak pernah punya pacar.''

''TIDAK MUNGKIN!'' Teruteru dan Kazuichi berucar bersamaan.

''Sebenarnya pria dengan kasta tinggi sepertiku ini tak pantas menanyakan ini, tapi ... apa kau pernah jatuh cinta?'' Si lelaki hamster ikut bergabung dalam obrolan. Seketika Komaeda terdiam.

''Ah ... tidak.''

Hinata juga sedari tadi bungkam di barisan belakang bersama Kuzuryuu, dia bersikap pasif saat Komaeda menjadi titik pembicaraan. Kuzuryuu sebagai teman dekat Hinata pun menyadari hal itu, ''Kau tidak ikut bergabung? ''

''Tidak.''

''Kau yang biasanya paling mudah berbaur diantara yang lainnya, rasanya sedikit aneh melihatmu pasif begini.'' Dengan kasual Kuzuryuu memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Hinata tetap diam dan memutar mata. Yah, jika Komaeda menjauhinya, dia tak punya pilihan selain menjauh, dia hanya perlu mengikuti skenario yang dibuat Komaeda ini, seolah mereka tidak saling mengenal sebelumnya.

Kira-kira, bagaimana dengan gelang yang ia berikan sewaktu kecil ya?

'Pasti ia membuangnya, menganggap itu sampah, atau ia sudah melupakannya.' Hinata tersenyum miris, kini tatapannya beralih ke arah langit yang mulai senja.

''Anggap saja ... aku hanya memberikan posisiku kepada Komaeda.''

''Hah?''
.

.

.

Ah gue kebiasaan pake bahasa non-formal wkwk. Nulis formal jadinya malah bosenin.

Tapi kalau gue tulis non-formal, kan ini lokasinya di Jepang, gak cocok. 😭

Btw disini, gue berusaha bener-bener bikin mereka stay in character. Kalau langsung dibikin uwu di awal ga seru ehehe. Drama is my cup of tea 👌

Lagian KomaHina tanpa baku hantam/adu mulut itu kurang 👁👁

(Asal berantemnya ga toxic why not tho? Toh kan mereka sama-sama cowok, gelud is wajar 👍🏻)

Lucky (un)Lucky | Danganronpa, KomaHina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang