PADANG rumput yang sangat luas dengan hampir seluruh tanahnya ditumbuhi oleh rumput rumput yang tampak subur, ada satu buah pohon yang tumbuh ditengah tengah padang rumput yang tampak asri tersebut. Padang rumput tersebut seperti tak memiliki ujung.
Dan padang rumput tersebut yang kini penuh dengan ribuan makhluk dari bangsa Narnia itu tampak riuh.
"Ada manusia disini!" teriak seekor keledai yang tampak terkejut dengan kehadiran seorang lelaki paruh baya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung miliknya yang sama sama menatap sekeliling dengan bingung.
"Aku dimana? Dan dimana Lily?" bisik lelaki paruh baya itu pada dirinya sendiri.
"LILY!"
Teriakan dari lelaki paruh baya itu membuat ia sontak menjadi sorotan bagi bangsa Narnia yang masih terkejut mengetahui bahwa ada manusia lain selain Raja mereka.
"Apakah dia adalah Paman dari Raja Tirian?" tanya seekor Centaur dengan bulu coklat tersebut.
Para kelompok centaur dan keledai itu mengerubungi si lelaki paruh baya itu.
"Narnia sudah mengalami kiamat tak mungkin ada manusia yang terdampar di Narnia saat kejayaan Narnia sudah runtuh. Dan keturunan manusia terakhir di Narnia hanya Raja Tirian," ujar seekor kuda yang tampak ringkih.
Lelaki paruh baya itu melihat sekelilingnya yang tampak sangat padat di penuhi oleh ribuan makhluk fantasi seperti centaur, unicorn, dan banyak lagi. Kerumunan itu sedikit terbelah saat seorang pria dengan rambut pirang dan kulit putih membelah kerumunan bersama dengan seorang pria berusia matang disebelahnya.
"Akhirnya aku menemukan keturunan manusia lagi ditempat ini! Aku Pangeran Corin dari Archenland Narnia," ucap lelaki muda tersebut memperkenalkan dirinya dengan senyum ramahnya.
Corin menoleh kesamping dan memperkenalkan pria disampingnya yang pertama kali ia temui.
"Dan ini Severus Snape, aku menemukannya tergeletak dikerumunan para kelompok rusa," ujar Corin lagi.
Pria paruh baya berkacamata itu kemudian menyahut.
"Aku James Potter,"
Sedangkan masih di padang pasir yang sama namun di area yang berbeda tampak seorang lelaki berambut gimbal dan remaja tinggi dengan rambut merah yang tampak meneliti satu persatu kelompok kerja yang melihat mereka dengan bingung.
"Kita benar benar sudah mati kan, Mr. Black?" tanya lelaki remaja berambut merah tersebut. "Aku masih ingat jelas rasa sakit akibat mantra kutukan yang mengenai punggungku," sambungnya.
"Akupun ragu kita sudah mati apa belum. Kenapa banyak kera disini?" tanya balik lelaki paruh baya berambut gimbal tersebut.
"Apakah kalian adalah saudara sedarah dari Raja Tirian?" tanya salah satu kera tersebut.
Kedua lelaki beda generasi itu saling menatap.
"Aku tahu aku memang kaya raya tapi di keluarga ku tak ada yang mendapatkan gelar Raja," sahut si pria rambut gimbal tersebut.
"Bagaimana denganmu?" tanya pria rambut gimbal itu pada lelaki remaja berambut merah disebelahnya.
"Raja? Siapa yang Raja? Semasa hidupku, aku melarat," jawab laki laki berambut merah tadi.
"Memang ini dimana? Apakah aku masuk surga? Hebat! Moony dan Prongs pasti akan bangga padaku! Dan keluargamu juga pasti bangga, Nak. Kita masuk surga!" seru si pria gimbal lagi.
Para kera tersebut saling menatap lalu satu diantara mereka bertanya.
"Memangnya jika boleh tahu, nama kalian siapa?" tanya kera berbulu coklat muda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Epilog: Welcome To Aslan's Country
Hayran KurguThe last series of Harry Potter x Narnia Universe { Epilog }