15. Kekesalan Naya

7 3 0
                                    






Saat ini didalam ruangan Mattheo berada, ada dua pemuda tampan yang sedang bercerita kecil, lebih tepatnya Reno. Ya memang saat ini Reno ada bersama Mattheo sejak kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Gitu pi... aku aja sampe ga nyangka pas tau yang sebenernya" katanya setelah menceritakan semuanya pada Mattheo.

Mattheo mengusap lembut pucuk kepala Reno dengan sayang, ia tersenyum, "ya udah... terus sekarang apa yang mau kamu lakuin?" Reno berpikir sejenak, tapi ia bingung harus melakukan apa selanjutnya.


Tak lama telepon diruangan Mattheo berdering, pemuda itu mendiamkan sejenak dan segera beranjak kearah kursi kebanggaannya dan duduk disana, lalu mengangkat gagang telepon itu. Ia tersenyum sejenak sebelum bertanya, "ada apa?" Terdengar suara bising diseberang sana.

"Maaf pak, ada yang ingin bertemu dengan anda. Dan dia mengaku sebagai tunangan anda..." katanya.

"Antarkan dia keruangan saya" ucapnya sambil melirik kecil kearah Reno sejenak, yang sedang menatapnya penasaran.

Terdengar lagi kebisingan diseberang sana, "jadi bener pak... ini tunangan bapak? Cantik sih pak, tapi masih cantikkan saya kemana mana..." Mattheo mengangkat sebelah alisnya dan menghela nafas kasar.

"Cepat... antarkan dia keruangan saya! Kamu tidak usah kepo." ucapnya dengan tegas, lalu menutup teleponnya secara sepihak.

"Kenapa, pi?" Tanya Reno penasaran, Mattheo menoleh kearah Reno, "mami kamu dateng kesini" Reno terkejut.

Bagaimana bisa maminya datang kesini?

"Lebih baik kamu kembali ke ruanganmu, jika waktunya sudah pas papi akan panggil kamu" katanya, saat melihat reaksi Reno setelah mendengar ucapannya barusan. Reno hanya mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan Mattheo menuju ruangan pribadinya.

Lebih baik ia menenangkan dulu tubuh dan pikirannya sebelum bertemu dengan maminya, pikirnya.


Tak lama Reno keluar, terdengar ketukan pintu dari luar ruangannya. Dan masuklah seorang gadis yang di ikuti gadis lainnya, itu Naya gadis kesayangannya, berada dibelakang sekertarisnya itu dengan ekspresi datarnya yang menurut Mattheo manis dan imut.

"Kamu bisa kembali ke meja kamu" ucapnya pada sekertarisnya itu. "Saya ga boleh ikutan pak?" Tanyanya yang seharusnya tak perlu ditanya. Naya yang masih berada dibelakang mendelik kecil dan melotot sebal.

Apa apaan nih cewe? Belum tau kali ya gimana rasanya dicakar macan betina!

Mattheo mengerutkan keningnya dan berkata lagi "kamu bisa kembali ke meja kamu, nona Adellia." Tegasnya, yang sebenarnya kesal tapi ia harus bisa menahan kekesalannya.

"em... baik pak" ia sempat terhipnotis dengan senyuman manis dari bosnya ini, bos sekaligus gebetannya. Gebetan yang tidak mungkin bisa ia dapatkan. Tak lama, karena setelahnya ia keluar dari ruangan Mattheo saat melihat gadis yang ia antarkan tadi memeluk bosnya, dan juga bosnya itu membalas dengan erat seakan tidak ingin dilepas.

"Rasanya anjim banget!" katanya, setelah keluar dari ruangan yang menyajikan pemandangan yang tak ingin ia lihat.







Di dalam ruangan, Naya melepas pelukan itu dan menatap sinis Mattheo yang malah terkekeh melihatnya.

"Kamu kenapa, hm?" Naya mendelik, "kamu nanya aku kenapa?" Mattheo mengangguk, Naya tertawa sinis "seharusnya gue yang nanya ke lo, lo kemana aja selama ini...?" Mendengar itu Mattheo segera menarik lembut tangan Naya untuk duduk disofa, Naya melepas kasar tangan Mattheo dari lengannya, "ga usah narik narik, gue bisa sendiri!" katanya sambil melirik sekilas ke arah Mattheo

Mattheo menghela nafas, kalo sudah begini ia tidak bisa menghindar lagi. "Cepet jawab!" ucap Naya lagi setelah memposisikan duduknya dengan nyaman.

"Oke, aku bakal ceritain semuanya ke kamu tanpa adanya rahasia. Karena aku juga ga mau ngerahasian ini semua dari kamu, kita udah berkomitmen buat saling terbuka..." katanya, yang sudah siap untuk menceritakan semuanya.

"Bagus deh, kalo lo masih inget sama janji yang udah lo buat." kata Naya dengan ekspresi datarnya menatap Mattheo.

Mattheo menghela nafas kasar, ini yang ia tak mau. Lebih baik gadis didepannya ini mengomelinya atau bercerita panjang lebar, dari pada berekspresi datar dan dingin padanya seperti ini.

"Aku kamu, sayang. Bukan... lo gue." kata Mattheo gemes. Naya hanya mengangkat sebelah alisnya dan berkata, "langsung aja cerita deh, ga usah ngalihin pembicaraan" melirik sinis ke arah Mattheo.

"Huuuh... okey aku cerita" setelahnya Mattheo menceritakan semuanya tanpa ada yang ia tutup tutupi dari Naya.






IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang