18. Sosok Reno

4 1 0
                                    



Saat ini Naya masih berada di kantor Mattheo, setelah mendengar penjelasan dari pemuda itu iya mengerti, sepertinya kejadian dua tahun yang lalu memang disengaja. Entahlah Naya juga tidak tau.

"Aku sudah menyuruh mata mataku untuk mencari tau semuanya, kamu tenang saja" katanya sambil mengusap lembut rambut Naya. Naya menoleh kearah Mattheo, "kenapa?" tanya pemuda itu, Naya menggeleng dan menjawab "i miss u, boo" setelahnya ia memeluk Mattheo erat.

Mattheo mengacak gemas rambut Naya, "me too, baby" lalu mencium sekilas pucuk kepala gadisnya. Naya mendongak untuk melihat wajah tampan tunangannya dengan jelas, "terus selama ini... kamu kemana aja?" tanyanya yang memang penasaran.

Mattheo melonggarkan pelukannya sedikit, "aku ada disekitarmu" Naya yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya keatas, "kenapa ga nyamperin aku? Apa kamu malu sama keadaan aku waktu itu?" Mattheo menatap tajam kearah Naya saat gadisnya berbicara seperti itu.

"Jangan bicara seperti itu, sayang!" ucapnya dengan nada dinginnya, Naya menundukan kepalanya, "maaf" ujarnya pelan.

Mattheo menghela nafas sejenak, "Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu sampai kapanpun, kamu adalah duniaku. Tanpa kamu, aku bisa gila Ay! Dengarkan aku, setelah aku mengenalmu, semuanya terasa berwarna. Saat kamu hadir dalam hidupku, dengan segala tingkah lakumu yang membuat aku luluh dan aku bertekad untuk menjadikanmu milikku seutuhnya..."

Mattheo tersenyum sekilas sambil mengenang kejadian tersebut sebelum melanjutkan, "...sampai akhirnya aku datang kerumahmu, menemui orang tua kamu, dan membicarakan maksudku pada mereka. Dan lihat sekarang aku bisa bersamamu sampai saat ini, love u more Ay" Naya tak sengaja meneteskan air matanya.

Naya mengeratkan pelukannya, Mattheo yang merasakan basah dibagian dadanya segera melepaskan pelukannya untuk melihat keadaan gadisnya. "Hei, kamu menangis? Gadis kesayanganku sedih, sini sini peluk lagi"

Naya merengek karena acara sedih sedihannya malah direcoki oleh pemuda dipelukannya ini, "plis, Sya. Padahal tadi tuh udah romantis banget, kenapa harus direcokin sih aaaah..." lalu melepaskan pelukannya dan mengusap pipinya juga ujung matanya yang masih mengeluarkan air mata sedikit.

Mattheo terkekeh geli lalu mencium bibir merah muda gadisnya sekilas, "manis" Naya mendelik kecil, membuat Mattheo malah tertawa "gila!"

"Iiih Asyaaaa" Mattheo masih tertawa, "iya sayang, sorry hahaha" Naya bergumam sebal.

"Ingin bertemu dengan Reno?" Mendengar nama Reno disebutkan membuat ekspresi Naya berubah seketika, "Reno?! Dimana dia?"

Mattheo mengacak gemas rambut Naya, "ada di ruangannya" setelahnya Naya berjalan keluar dari ruangan Mattheo tanpa bertanya lagi padanya, membuat pemuda itu menggelengkan kepalanya dan segera menyusul gadisnya.






Disisi lain, diruangannya Reno pemuda itu sedang duduk santai di kursi kebanggaannya. Dan tak lama terdengar langkah kaki menuju kearah ruangannya, memang ruangannya kedap suara tetapi dari luar akan terdengar ke dalam dan juga karena Reno sudah tau hal hal seperti itu.

Dan suara langkah kaki tersebut semakin dekat kearah pintu ruangannya, dengan rasa penasaran Reno bangkit dari duduknya menuju kearah pintu. Sebelum sampai kearah pintu, ia dikejutkan oleh seorang gadis cantik yang berdiri didepan pintu ruangannya yang sudah terbuka.

"Do you miss me? Little boy..." katanya sambil berjalan masuk kedalam dan merentangkan kedua tangannya, Reno yang terkejut sesaat segera mendekat dan mendekap erat tubuh Naya.

Tak lupa Mattheo yang juga ikut masuk kedalam dan mendudukan dirinya di sofa ruangan Reno.

"Mami gapapa? Mami udah sembuh? Kata papi, mami kena tembak terus harus dibawa sama kakek ke Korea untuk pengobatan" tanyanya beruntun setelah melepas pelukannya, mattheo yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas, "lebay lo" Reno menatap tajam pada papinya itu, "biarin! Wlee..." katanya dan meledek Mattheo, lalu menatap Naya kembali dengan senyum manisnya, "...mi..." Naya mengangkat sebelah alisnya, "...mami mau kencan sama aku? Sekalian aku mau cerita banyak hal sama mami, selama mami ga ada Reno sendirian" ujarnya dengan ekspresi yang ia buat semiris mungkin agar maminya mau kencan dengannya, Mattheo mendelik kecil dan menatap tajam Reno.

"Boleh, kita kencan bertiga ya! Mami mau quality time bareng kalian" Mattheo menatap kearah Naya dengan tampang datarnya. "Yaaang..." rengeknya pada Naya, "bocah" Mattheo menatap Reno tajam seakan pemuda itu adalah musuhnya. Reno yang merasa diperhatikan menoleh dan menatap papinya kemudian menjulurkan lidahnya seakan meledeknya.

"Ayo ayo kita pergi sekarang, keburu malem nanti" ujar Naya dengan semangatnya, sedangkan kedua pemuda berbeda generasi tersebut saling menatap tajam, lalu bangkit dari duduknya dan menyusul Naya yang sudah berjalan lebih dulu.

Setelahnya mereka menghabiskan waktu seharian panjang untuk berkeliling bersama, bercanda tawa dengan sangat puas yang seakan, akan hilang dalam sekejap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang