Polaroid

Jadi Gitu Ra, Fi Cerita Oma

"Well, Grady, aku minta maaf aku nggak bisa balas perasaan yang sama ke kamu. Mungkin aku juga suka sama kamu, tapi mungkin juga rasa sukaku ini tidak seperti rasa suka yang kamu rasain ke aku. Rasa suka, rasa sayang aku ke kamu hanya sebatas teman. Aku minta maaf Dy, aku belum siap menjalin hubungan setelah apa yang mantanku lakukan ke aku. Aku bener-bener minta maaf, tapi kita tetep bisa ngomong kok, masih bisa Skype, jadi mungkin untuk sementara ini... aku Cuma bisa jadi temenmu aja. Maafin aku ya.." kataku dalam Bahasa Inggris. Kepalaku tertunduk, aku benar-benar tidak tega menolaknya, tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu, aku takut diperlakukan yang sama. Aku masih takut.

"Mona, kita masih bisa temenan aja aku udah seneng banget. Aku ngerti kok, well setelah kamu cerita sama aku, sebetulnya aku juga agak ragu menyatakan perasaanku ke kamu, tapi mungkin dilain kesempatan, lain kondisi, aku bisa memenangka hatimu, memperlakukan kamu lebih baik dari mantanmu dan tidak akan membiarkan kamu pergi begitu aja"

"Makasih ya udah mau ngertiin aku, aku janji dilain kesempatan dan dengan kondisi yang berbeda, aku pasti mau jadi pacarmu dan aku percaya kamu akan memperlakukan aku lebih baik dari Adrian karena kamu tau aku lebih dekat darinya" kataku sambil memeluk erat Grady.

Tak lama kemudian, penghitungan mundurpun dimulai. Aku dan Grady berpose di depan kamera Polaroid-ku, dan klik! Foto kami pun jadi.

"Jadi gitu Fi, Ra, gimana ceritanya dua foto ini bisa diambil. Kenagan yang pahit tapi manis yang meninggalkan jejak" ucapku sambil mengelus kening dua cucuku yang mulai terlelap setelah mendengarkan kenangan masa laluku bersama dua orang yang merubah hidupku. Walaupun kisah cintaku berakhir dengan sahabatku, Adam, tapi mereka berdua masih meninggalkan jejak kenangan di hatiku dan tidak akan pernah bisa kulupakan, aku berdoa yang terbaik untuk dua orang yang telah merubah dan mewarnai masa mudaku dengan cinta mereka.