Adrian
Ini Ramona 9C kan?
Ramona Bernadine
Iyaa. Kenapa dri?
Adrian
Hehehe ngga papa. Mau mastiin aja :D
Ramona Bernadine
Ohh... kirain ada apa
Keesokan harinya, aku bertatapan wajah dengan Adrian. Pertama kalinya, aku melihat wajahnya dari dekat. Matanya berwarna coklat hampir kehitaman. Huft! Pak Joko, guru biologi kami, memasangkan kami sebagai partner tugas beliau.
"Jadi, mau gimana nih?" tanyaku membuka percakapan.
"Ya terserah aja deh. Yang penting jadi hehe"
"Ah jangan gitu dong.. gaenak tau"
"Hmm... jadi.....
Berkat dipasangkan di kelas biologi, kami jadi lumayan sering mengobrol di hp. Walaupun tidak berbicara secara langsung, tapi sedikit demi sedikit, ada sesuatu yang membuat kupu-kupu di perutku berterbangan.
Tapi aku tidak menyadari kalau rasa itu akan bertahan sampai satu minggu. Aku hanya mengira perasaan itu hanya simple boy crush karena betapa baiknya Adrian kepadaku, tapi ternyata tidak. Perasaan kecil itu menetap di hatiku dan seperti bola salju, perasaan itu semakin hari semakin besar.
Tiga bulan kemudian, aku merasa teman-teman sekelasku mulai menyadari kalau aku menyukainya, dari gayaku berbicara kepadanya dan pesan yang ku kirim lewat Blackberry Messenger.
Ketika aku mendengar dia dan Shana mulai menjalin hubungan asmara, perasaan itu meredup. Aku tidak menyangka, ternyata selama ini Adrian juga mendekati perempuan lain! Merasa aku diberi harapan palsu, rasa itupun akhirnya perlahan meredup...
"Oma kasian banget, di PHP-in" respons Fiona.
"Oma sedih banget waktu itu, tapi oma pikir, yaudah lah yang udah terjadi nggak bisa dirubah. Tapi pas oma tau dia putus sama Shana, oma seneng banget!"
"Iya lahh, siapa yang gak seneng kalo doi-nya putus sama pacarnya" timpal Cara.
"Anehnya, emang sih waktu pertama-tama mereka jadian sakit banget, tapi oma bener-bener nge-ship mereka"
"Terus abis putus gimana ma?" kata Cara tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polaroid
Historia CortaRamona Bernadine, nenek 62 tahun, menemukan dua polaroid. Dua foto itu membawanya ke masa mudanya. Masa muda yang penuh cerita cinta. Ditemani dua cucunya, ia menceritakan bagaimana orang-orang di masa lalunya mewarnai hari-hari mudanya.