7 Januari 2011

109 5 0
                                    

Suasana tahun baru masih hangat terasa. Maklum, dibenakku masih segar kenangan indah di Amerika saat liburan tahun baru kemarin. Pertama kalinya pergi ke Negri Paman Sam sudah pasti menjadi pengalaman yang sangat baru buatku. Kami mengunjungi banyak tempat terkenal, tapi semua itu tertutupi saat aku bertemu dengan anak tetangga tanteku yang menetap di Madison, Wisconsin. Sebuah kota yang terletak di tengah Dane Country ini sangatlah indah. Selama empat hari kami disini, setiap hari selama tiga hari, aku selalu jogging dengan Tessa, sepupuku, sampai ke sebuah danau. Yup! Di sana memang sangat banyak danau. Anyway, bukan danau yang aku kenang, tapi seorang anak lelaki. Grady Miles. Selama disana, aku selalu bermain dengannya. Walaupun perbedaan umur kami lumayan jauh, tapi kami sangat enjoy bermain bersama.

"Senyum-senyum aja nih. Ciee lagi jatuh cinta ya?" Tanya, sahabatku, membuyarkan lamunanku.

"Apaan sih. Lagi seneng nih, abis pulang dari Amerika"

"Iya tau deh. Oleh-olehnya mana? Awas aja sampe nggak bawa" godanya

"Tenang aja bro, bawa lah. Nih, masa lupa sama sahabat sendiri" kataku sambil memberikan kantong plastic oleh-oleh untuknya.

"WIIIHH, makasih!!! Oiya, nih made in China" lalu Tanya memberikanku oleh-oleh dari China. Yup! Tanya libura ke negri yang serba bisa membuat barang itu.

"Wahwahh, cerita dong gimana liburnannya"

"Bagus banget loh Mon di sana. Aku sih Cuma ke Forbidden City sama Great Wall, tapi seruuuu banget! Gimana nih Amerika-nya?" katanya dengan penuh semangat.

"WHAT'S UP AMERICA???" sapa seseorang dibelakangku. Aku sudah bisa menebak, Adam, sahabatku yang satu lagi.

"Hai Dam..." balasku dengan datar.

"Oleh-oleh" katanya sambil pura-pura menodongku.

"Nihnih. Bukanya dirumah aja, kalo disini banyak orang"

"Oiya, hai China" sapanya ke Tanya.

"Hai juga Papua" benar sekali! Adam menghabiskan liburan dua minggu kemarin pergi ke Raja Ampat, Papua. Tempat yang dari dulu menjadi dream destination-ku.

"Udah ah, kita aneh. Mendingan masuk kelas aja, udah mau bel loh" ingat Tanya.

"Yayaya. Daaaah kalian" kataku sambil melabaikan tanganku seraya berjalan menuju kelas pelajaran pertama. Saat aku sudah sampai, kelas sudah mulai penuh. Laki-laki kumpul di pojok kanan ruangan kelas, tertawa lepas. Salah satu dari mereka, Adrian, menangkap pandanganku yang sedang memperhatikan mereka, lalu menyeringai kecil. Aku langsung membuang muka karena tertangkap basah memperhatikan mereka, pipi dan telingaku langsung terasa panas. Aku blushing. Aghh selama liburan kemarin, aku berusaha melupakan perasaanku ke Adrian!

"Yah, ketauan deh" goda Adrian sambil meletakkan hp-nya kedalam tas.

"Ihh jangan ge-er deh. Lagi bayangin 5SOS juga" balasku salah tingkah.

"Salah tingkah nihh"

"Tau ah" aku langsung bergabung dengan anak perempuan di sisi kiri kelas.

"Hai hai kalian" sapaku dengan ceria.

"Ramonaa!! Gue liat foto lo di instagram OMG" ucap Dira.

"Hehe. Oiyaa guys, gue bawa sesuatu nih. Pilih satu ya" lalu aku mengambil kantong plastic oleh-oleh untuk teman sekelasku.

"Wahh thanks Monmon" kata Dana yang diikuti oleh teman-teman yang lain.

Bel istirahat pun berdering. Aku bergegas menghampiri Tanya di depan kelas Bahasa Inggris lalu bersama, kami berjalan ke kantin. Di kantin, aku menceritakan percakapanku dengan Adrian tadi pagi. Dan mulai bergosip tentang segala hal yang kami lupakan selama liburan.

"Mungkin dia suka sama lo kali?" katanya sambil menyedot jus jambu yang dibelinya.

"Mana mungkin Tan... Lagian dia juga udah punya pacar"

"Sama siapa? Shana? Udah putus kale"

"HAH DEMI APA? Kok gue gatau??"

"Makanya jangan kudet" katanya sambil menjulurkan lidahnya.

"Ih gilaa, masih nggak percaya. Pantesan, tadi dia rada gimana gitu mukanya. Putus kapan mereka?"

Akhirnya kami pun bergosip tentang putusnya Shana-Adrian. Aku terheran-heran, padahal mereka salah satu cute couple di sekolah kami. Seberapa besarnya perasaanku padanya, aku selalu mendukung mereka, walaupun kadang itu menyakitkan...

"Ngelamun lagi deh. Kebiasaan!" katanya Tanya sambil menyikutku.

"Ahhh sakitt"

"Makanya, jangan ngelamun terus!"

Sejak hari itu, ada sesuatu yang 'lega' dihatiku. Entah apa. Tapi setelah mendengar berita Shadrian (nama panggilan mereka) putus, aku jadi lebih merasa ringan mengobrol dengan Adrian. Dan sejak hari itu pun, aku mulai dekat dengannya (lagi)...

"Ya begitu lah awal oma deket sama cowok ini" kenangku sambil menatapi foto Polaroid itu.

"Jadi pertama kali deket karena dia abis putus sama pacarnya?" tanya Cara dengan penasaran.

"Enggak juga sih... sebelumnya agak deket aja oma sama dia. Tapi karena dia pacaran, ya oma nggak mau P.H.O" ucapku sambil tersenyum.

"Aduh.. P.H.O kaya siapa ya??" goda Cara ke kakakknya.

"Ihh apaan deh Dek. Aku nggak P.H.O, Cuma dia aja yang jijik banget" balas Fiona.

"Whatever my dear sistah" kata Cara sambil menjulurkan lidahnya.

"Lah, terus pertama ngobrol kapan dong?" tanya Fiona mengalihkan pembicaraan.

"Hmm... Waktu oma add pin bbmnya..

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang