Hari Senin. Adalah hari paling melelahkan bagi kelas 11 IPS. Bayangkan saja sesudah upacara mapel pertama kelas itu adalah Bahasa Inggris dan mapel berikutnya adalah matematika. So tired bukan?
Belum upacara saja ada yang sudah mengeluh, terutama Alle dan Jesna."Aduh anjir... ntar capek banget pasti! Udah habis upacara, mapel jam pertama Bahasa Inggris, kedua Matematian, semoga ntar ada jamkos Ya Gusti, aamiin," Alle sudah menampakkan muka lelahnya.
"Lah kan ini belom upacara, bisabian lo udah loyo gini," Jesna menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
"Yaudah iya yuk ke lapangan sekarang aja, duduk dibawah pohon dulu, biar sejuk bentaran," Alle mengambil topi nya di tas dan segera memasangkan di kepalanya."Gue tungguin di depan kelas ya Jes!"
"Iya-iya brisik lo ah!" Jesna mulai merogoh-rogoh tas nya namun dia tidak menemukan topi upacaranya. "Haduh, gimana ini, coba gue bilang dulu deh sama Alle, biar dia ke lapangan duluan." Jesna berjalan ke pintu kelas dan menemukan Alle tengah duduk sambil bersenandung.
"Eh Al, gimana dong ini, topi gue ketinggalan di rumah deh kayaknya, lo ke lapangan sendirian dulu ya ntar gue ke UKS pura-pura sakit aja, gamau dihukum gue." Jesna panik karena dia tahu, hukuman untuk anak yang tidak menaati hukuman adalah dari mapel jam pertama hingga jam istirahat adalah membersihkan kamar mandi satu sekolah.
"Yahhhh gue sendirian dong, gak asik tau Jes kalo gaada lo, gaada temen ghibah ih!" Alle cemberut karena pasti dia akan plonga plongo saata upacara, karena tidak ada temen ngobrol selain Jesna.
"Udah gapapa, sekali ini doang kok, orang baru kali ini juga gue gak bawa topi." Jesna mendorong-dorong bahu Alle agar segera ke lapangan.
Tanpa Jesna dan Alle sadari, ternyata ada seseorang yang memperhatikan mereka dan menyimak obrolan mereka berdua. Kemudian orang itu memanggil salah satu adik kelas yang lewat di depannya.
"Eh dek-dek, sini bentar!"
"Aku kak?" adik kelas itu menunjuk dirinya sendiri.
"Ck iya cepetan sini!"
"Ada apa ya kak?"
"Ini topi gue tolong kasih in kakak kelas yang itu tuh, yang satu pake topi, yang satunya enggak, yang didepan kelas 11 IPS, tapi jangan bilang kalau dari gue, ini ada imbalannya." orang itu memberi satu lembar uang warna biru.
"Siap kak!" adik kelas itu menerima uang biru tersebut dan mulai berjalan ke kelas 11 IPS.
"Permisi Kak...ini ada satu topi dari seseorang, kakak gak bawa topi upacara kan?"
"Eh i-iya hehe, eh tapi tunggu bentar dek, dari seseorang? Siapa?" Jesna celingukan mencari orang yang kira-kira meminjamkan topi itu.
"Aku gak boleh kasih tau ke kakak, maaf ya kak aku permisi dulu, daa kakak cantik!" adik kelas itu segera berlari ke lapangan.
"Siapa ya Al yang kira-kira minjemin ni topi? perasaan gue gak punya pens di sekolah ini." Jesna memasangkan topinya di kepala.
"Gue juga gak tau kali Jes, udah gapapa ntar aja nyari tau nya, buruan yuk ke lapangan! udah pada disiapin tuh petugas upacaranya." Alle menarik tangan Jesna agar tidak kelamaan.
"Iya-iya ck"
Seseorang di balik pohon tersenyum melihat hal tersebut."(Dekati perlahan dan dapatkan!)"
***
Suasana upacara begitu hening, walau ada sedikit murid yang berbisik-bisik mengeluh. Lalu guru BK segera ke atas podium untuk mengumpulkan siswa-siswi yang tidak menaati peraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET's[HIATUS]
Teen FictionMengisahkan seorang gadis yang memiliki sebuah rahasia di dalamnya. Tak seorangpun mengetahui identitas siapa dia sebenarnya. Berpenampilan layaknya seorang gadis desa, rambut kuncir kuda, bersepatu lusuh, seragam kumal dan ber-tas kain perca usang...