Pukul 06.00, Aca mematut dirinya di depan cermin. Dia menyapukan sedikit bedak dan menggunakan lipcream dengan warna peach. Memperhatikan dirinya sendiri dari atas hingga bawah. Bagi orang yang tidak benar-benar mengenal siapa dia, seratus persen di dalam hatinya akan berkata,
Perfect!
Dengan lekuk tubuh yang proporsional serta wajah polosnya, gadis itu mampu memikat lelaki manapun yang ia mau. Tetapi sayang, dia hanya menginginkan seorang saja, Fernan. Gadis itu tidak lagi memikirkan harga dirinya yang jatuh di depan mata mantan kekasihnya sendiri. Dia melakukan segala cara agar lelaki itu jadi milik Aca seutuhnya.
Setelah puas bersolek, Aca turun ke bawah untuk sarapan dengan kakaknya. Mereka hanya tinggal berdua. Orang tuanya berada di luar negeri. Hal itu yang menyebabkan dua gadis ini tumbuh tanpa aturan dan egois, hanya mau menang sendiri. Tepat seperti halnya cowok kamu:)Disinilah mereka sekarang, ruang makan sederhana, satu meja memanjang dengan empat kursi. Diatas meja sudah tersedia dua piring nasi goreng telur ceplok serta dua gelas susu coklat.
"Kak, aku bosen tau makannya nasgor mulu!" Aca mengerucutkan bibirnya cemberut.
"(Sabar...sabar...tenang hadepin dia.)" batin Shilla. "Mau gimana lagi, Dek? Adanya cuma ini, kita cuma dikasi duit yang cukup buat keseharian kita."
"Ck yaudah iya! Huh... Mama sama Papa kapan pulang sih?"
"Ya sabar dong," Shilla mulai menyuapkan nasgor tersebut yang sudah hampir mendingin.
Kedua gadis itu terdiam, menikmati jam sarapan. Hanya ada dentingan antara piring dan sendok lah yang masih mengisi keheningan ruang makan itu.
Kring!!!
Tepat setelah porsi sarapan itu habis, bunyi alarm dari handphone Shilla berbunyi. Menandakan sudah waktunya berangkat ke sekolah.
Setelah Shilla mengeluarkan motor nya, Aca segera memboncengkan diri. Tak lupa juga memakai helm.
Kakak beradik itu segera membelah jalan raya yang sudah hampir padat kendaraan. Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di halaman sekolah. Shilla segera memarkirkan motornya di parkiran khusus kelas 12.
Tepat perkiraan, kini Aca tengah menjadi sorotan para siswa-siswi yang berada di dekat lapangan. Kedua teman Shilla pun langsung menghampiri dan bertanya,"Ini siapa, Shill? Wah cantik banget!" puji teman Shilla yang bername-tag Indira.
"Oh ini adik gue, kenalin namanya Aca."
"Hai, Aca! Kenalin gue Indira," Indira mengulurkan tangannya.
"Aca, Kak."
"Oh iya! Kalo gue Sesil," Sesil melakukan hal yang sama dengan Indira.
"Aca, Kak." Aca membalas uluran tangan Indira dan Sesil.
"Aduh-aduh entar lagi deh ya! Gue mau ke ruang kepsek dulu, mau ikut gak?" tawar Shilla.
"Ikut dong, yuk!" balas Sesil.
***
Jesna kini tengah menatap malas teman-temannya yang membuat ruangan kelas tersebut menjadi seperti kapal pecah.
Abil, anak itu tengah bernyanyi di atas meja dengan sapu ditangannya sebagai mic plus gitar. Jay? Jangan diragukan lagi, anak itu tengah memukul-mukul meja seperti sedang mengiringi nyanyian Abil. (Kalau bahasa Jawa sih biasanya disebut Glothekkan.)Lalu si Roy sebagai ketua kelas, justru ikut membuat onar. Contohnya saja dia sekarang sudah berjalan di atas meja dari ujung depan sampai ujung belakang. Entah ada buku atau tidaknya, dia tetap enjoy melewati meja satu dengan meja lainnya. Terkecuali meja Jesna Dan Alle. Karena sedari tadi sudah diingatkan oleh Jesna,
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET's[HIATUS]
Teen FictionMengisahkan seorang gadis yang memiliki sebuah rahasia di dalamnya. Tak seorangpun mengetahui identitas siapa dia sebenarnya. Berpenampilan layaknya seorang gadis desa, rambut kuncir kuda, bersepatu lusuh, seragam kumal dan ber-tas kain perca usang...