#Hampir

21 2 0
                                    


Drtttt!...Drtttt!...Drtttt!....

"Siapa lagi?" Abil segera merogoh saku celananya.

Jes:)

"Lah tumben telpon." Abil segera menggeser ke atas tombol ikon hijau.

"Hal-"

"B-Bil! T-tolongin g-gue!" suara Jesna diseberang telepon terdengar menahan sakit.

"Eh-Jes! Lo kenapa?!"

"T-tolongin gue c-cepetan! Gue a-ada di ja-jalan Sa-sade-AKHH! S-sakit! Jalan Sadewa-"

Tut!..Tut!..Tut!...

"Deket Apart gue dong?! Mana sepi lagi. Sialan! Jesna kenapa lagi?!" Abil segera tancap gas menuju alamat apartemennya.

Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di apartemen. Setelah sampai, Abil melihat Jesna tergeletak tepat di samping motornya. Lebam di sekitar bibir dan pipinya terpampang jelas. Dan satu hal yang berhasil membuat Abil terkejut setengah mati. Darah. Ya, darah tersebut mengalir dari lengan dan perut Jesna.

Sialan!

"Astaga, Jesna! Jes bangun, Jes!" Abil menepuk-nepuk pipi Jesna panik.

Dengan segera Abil menelepon nomor ambulance. Ingin membawa Jesna ke dalam apartemen rasanya tidak tepat. Ia takut salah langkah dalam mengobati luka Jesna. Sambil menunggu ambulance datang, Abil menggendong Jesna dan membawa ke halaman apartemen nya. Lalu setelah itu memarkirkan motor Jesna ke dalam garasi samping apartemen.

"Ambulance nya lelet banget sih! Kalo gue yang nyetir juga 3 detik nyampe! Duh ... mana Jesna udah berdarah-darah gini Gusti ...." panik Abil sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Jesna.

Wiu! Wiu! Wiu!

"Nah akhirnya sampe! Mas-mas ini mas ada korban, kayaknya habis dibacok-eh bukan dibacok, tapi kayak mau dibunuh! Cepetan ya mas! Kalo ga cepet nanti gue tendang!" Abil segera menggendong Jesna menuju brankar ambulance.

"I-iya mas."

Lalu Abil segera masuk ke dalam ambulance. Dia menatap lamat-lamat Jesna yang menutup matanya. Kemudian Abil meraih tangan Jesna lalu mengkaitkan dengan tangannya. Seperti berusaha untuk memberi kekuatan kepada Jesna.

Sirine ambulance begitu kencang memekakkan telinga. Terlihat pengendara motor dan mobil segera menepi untuk memberi akses jalan. Keringat membasahi dahi Abil. Ia takut. Sangat takut. Nyawa Jesna kini sedang di ambang kematian.

Beruntung rumah sakit berjarak cukup dekat. Hanya memerlukan waktu 10 menit untuk segera sampai. Setelah sampai, para suster segera membawa brankar pasien ke dalam IGD untuk melakukan pertolongan pertama.

"Sus ngobatinnya yang bener ya? Kalo sampe salah gue bakar tuh lahan parkir!"

"Baik, Mas. Kami mengusahakan yang terbaik." Kemudian suster itu segera masuk ke dalam IGD.

Abil berjalan menuju kursi tunggu. Beruntung handphone nya tidak tertinggal. Saat membuka WhatsApp, ternyata ada pesan dari Alle.

Alle

| Bil
| Lo tau Jesna dimana gak?
| Gue hubungin nomornya kok mati ya?

Jsn d rmh skt.|
Bsk aj kl mw tny.|

| Oh oke, sorry.
Read.

"Ya Allah semoga Jesna ga kenapa-kenapa ... nanti gue sama siapa kalo ga ada lo, Jes? Baru juga tadi pagi gue ngerjain lo," ucap Abil bermonolog.

SECRET's[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang