Chapter 18 : Garden and Cafe

3.2K 555 23
                                    

Satu bulan semenjak Haruto meminta Jeongwoo untuk tidak menghindarinya. Kini, mereka berdua benar-benar seperti orang tidak saling mengenal. Jeongwoo dengan raga yang berpura-pura acuh, namun hatinya berteriak tidak ingin melupakan laki-laki Watanabe itu. Sedangkan Haruto yang hanya bisa menatap mantan secret admirer nya dari jauh, melirik sendu wolfie eyes ketika tidak sengaja berpapasan di jalan.

"Woo, are you okay?" tanya Mashiho saat melihat temannya menatap kosong bunga yang ada didepannya.

Jeongwoo terjengat kaget mendengar pertanyaan temannya, lalu tersenyum dan mengambil air mineral yang di sodorkan hamtori itu, "Sakit banget ya?"

Laki-laki Park giggled, "Gak ada yang lebih sakit ngeliat mantan crush lo pacaran sama adek sendiri. But I'm fine, gue lebih bahagia liat adek gue ketawa lebar sama Haruto" ucap Jeongwoo yang tetap fokus pada kedua objek di depannya.

Mashiho mengangguk paham, mengelus punggung lebar temannya, "Udah move on?" wolfie eyes menggeleng.

"Masih berusaha, biar Junghwan bisa bahagia sama Haruto" jawabnya yakin, walaupun itu sedikit mustahil untuk Jeongwoo.

Saat ini, Jeongwoo dan Mashiho sedang duduk berdua di bangku taman. Tadinya ia ingin ikut Doyoung dan Jihoon ke kantin, tapi mood nya tiba-tiba turun ketika melihat sang adik dan mantan crush nya berjalan tepat di depannya yang arah jalannya menuju kantin.

Takdir seperti mempermainkan si sulung Park, disaat ia mencoba menghindar dan menyendiri di taman. Dua sejoli itu turut serta menambah gundah di hatinya, membuat percikan api panas yang kian meningkat sejak sebulan penuh. Sumpah serapah mulai keluar dari bibir sewarna jambu air itu, namun seketika ia terdiam kala melihat tawa bebas adiknya bersama sang kekasih.

Wolfie eyes itu menunduk malu, menatap kosong bunga-bunga yang ada di depannya dengan pikiran yang berkelana entah kemana. Sampai akhirnya Mashiho datang dan menemaninya duduk di bangku.

"Kak Haru, itu bukannya kak Woo ya?" tunjuk Junghwan pada bangku yang cukup jauh dari bangkunya dan Haruto.

Haruto mengikuti arah jari telunjuk sang kekasih lalu mengangguk, "Samperin yuk!" ajak si bungsu Park seraya menggandeng tangan yang lebih tua.

"Kak Woo, kak Mashi!" sapanya ria.

Jeongwoo merekahkan senyumannya, "Akhir-akhir ini kayaknya aku jarang ketemu sama kak Woo di sekolahan deh, jadi kangen.." ucap yang lebih muda seraya menekuk wajah lucu.

Sang kakak tergelak, lalu berdiri dan membuka kedua tangannya lebar, "Gue juga kangen, mau peluk?" Junghwan mengangguk, menerjang badan bongsornya pada tubuh tinggi kakaknya.

Laki-laki berdarah Jepang menatap penuh sukacita kakak-beradik itu, perasaan tidak nyaman menyerbu relung hatinya. Tiba-tiba hamtori berdeham, melirik malas ke arah sang teman dan adiknya, "Gak usah lebay deh, pulang sekolah kalian juga ketemu di rumah kan"

Wolfie eyes terkekeh mendengar ucapan teman kecilnya itu, "Rasanya beda Mashi, lo gak ngerasain sih" Mashiho mengangkat bahunya acuh lalu mencibikkan bibirnya.

"Ju, gue ke kelas dulu ya, takut ntar Pak Donghyuk udah dateng. Lo ke kelas sendirian gak papa kan?" kekasih kecilnya mengangguk semangat, merengkuh tubuh tinggi kakaknya untuk di rangkul dan berbincang-bincang dengan Jeongwoo dan Mashiho.

***

Sepulang sekolah, Jeongwoo membawa dirinya ke cafe yang terletak diseberang sekolahan. Ia memesan matcha milkshake dan macaron kesukaannya. Laki-laki manis itu memilih duduk di pojok cafe yang menampakkan langsung pemandangan jalanan sore dan pejalan kaki.

Sulung Park itu menyesap minumannya seraya membalas pesan Doyoung.

Sulung Park itu menyesap minumannya seraya membalas pesan Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wolfie eyes mendengus sebal. Ia benci dengan keadaan seperti ini, merana tanpa alasan yang jelas dan membiarkan hatinya berada di zona kegalauan yang sepertinya tidak ingin beranjak dari tempat.

Karena merasa suntuk, Jeongwoo bermain game di handphone. Tanpa ia sadari, sepasang sepatu menyeret kursi di depannya. Ia mendongak dan menemukan kakak kelas yang sangat ia benci duduk di depannya tanpa permisi.

"Mau ngapain lo?" tanya serigala itu sewot, sedangkan laki-laki mixed Jepang—Indonesia terkekeh pelan.

"Gue mau minta maaf karna udah gangguin lo kemaren" ucapnya seraya menunduk.

Jeongwoo mengangkat sebelah alisnya, menatap tidak yakin pada kakak kelas di depannya, "Lo mau minta sesuatu sama gue kan? Ngaku lo!" sewot yang lebih muda.

Mendengar jawaban Jeongwoo, ia mendengus kecil, "Gue nemuin lo disini pure mau minta maaf sama lo, kenapa jawaban lo malah gini?"

Laki-laki bermarga Park itu menarik nafas jengah lalu berdecak, "Gue kenal sama lo bukan cuma setahun atau dua tahun, udah pasti gue hafal pikiran licik lo"

Yoshi mengangguk-anggukkan kepalanya paham, "Oke, langsung ke intinya aja. Gue mau nanya, sejak kapan lo punya adek? Dan kenapa lo gak bilang sama gue?"

Wolfie eyes tersenyum simpul, "Emang penting buat lo yang bisanya cuma nge-bully gue?"

Mata harimau laki-laki Kanemoto itu melotot, menatap tajam ke arah sang adik kelas yang duduk rapi di depannya, "Gak usah bawa-bawa masa lalu, sekarang gue udah beda"

Jeongwoo tertawa kencang, sampai membuat pelanggan lain yang duduk di sekitarnya menatap Jeongwoo aneh, "You forgot what you did to me a month ago Kanemoto Yoshinori?"

Yoshi terdiam, seakan tertampar perkataannya beberapa menit yang lalu, "Gue ngaku gue salah, makanya gue mau minta maaf sama lo"

Si sulung Park menatap jengah dan tidak minat pada sang kakak kelas, "Jujur aja deh, lo mau apa dari gue?"

Laki-laki mixed Jepang—Indonesia tampak berfikir, "Gue mau adek lo, Park Junghwan" ucapnya, seraya menyunggingkan seringai di bibirnya.

Keparat.

•••

ada yang mau nanya keganjelan kalian di chapter-chapter sebelumnya? biar aku jelasin di chapter berikutnya hehe, soalnya ide ku suka macet di tengah jalan ㅋㅋ

thanks in advance <3

✎ 26 maret 2021

Secret Admirer | HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang