30 . 🐏

135 34 3
                                    

Setelah mengantar aria ke kamar, aries menuruni satu persatu anak tangga untuk pergi ke kamarnya. Tapi sebelumnya ia pergi ke dapur karena merasa haus.

'Duk!'
'Crang!!'

"Eh, maaf mas."

Gadis misterius yang ada di meja makaan saat makan malam tadi. Ia berjongkok untuk mengambil beberapa pecahan beling dari gelas yang tadi pecah karena tak sengaja menabrak aries.

"Aw!!" Ringisnya.

Aries buru buru mengambil tissue yang kebetulan ada di dekatnya. Lalu membalut telunjuk gadis yang terluka karena pecahan.

"Obati sana, biar saya yang beresin." Suruh aries, seperti biasa, dengan nada suara yang datar.

"Makasi, mas." Ia pergi membiarkan aries memunguti pecahan beling itu.

"Sape si tu cewe..?" monolognya sambil membuang beling beling itu.

"Yang tadi pacarmu?" Aries menoleh dan mendapati jeffery di belakangnya.

"Yang mana?"

"Yang di kolam.."

Aries mengulum senyum.

"Iya pa."

Jeffery cuman ngangguk ngangguk aja.

"Sampai eyang tau, dia pasti murka." Ucapnya sebelum meninggalkan aries.


─ ⃟͜͡𖣴͜͡⃟ ─


Aries memasuki kamar aria yang pintunya terbuka. Begitu masuk, ia melihat aria yang sedang mengemasi barang barangnya.

"Loh, ri? Mau kemana???" Tanya aries sambil menahan tangan aria.

"Ayah kritis, ri." Ia menatap aries dengan mata berkaca kaca.

"Aku pulang duluan aja, kalau kalian masih mau disini, gapapa." Lanjutnya sambil kembali membereskan barang barangnya.

"Ariees!! Bapak lu mau ngobrol katany-- LOH! ARIA?!" Saga tiba tiba masuk kamar aria juga.

"Ayah gue, kak--"

"Tunggu, gue anter, sekalian balik juga." Saga pergi lagi buat ngeberesin barang barangnya.

"Sama aku aja anternya." Aries ikutan mau pergi, tapi ditahan aria.

"Bapak kamu mau ngobrol.. udah gausah khawatir, aku sama kak saga aja.."

Aries membuang nafas kasar. Tangannya mengepal.

"Yaudah. Gue bilang ke supir dulu biar anter kalian ke stasiun."

Begitu saga, dan aria keluar dengan tas masing masing yang berisi barang, ternyata di ruang tamu, ara dengan tasnya sudah bersiap siap pergi juga.

Aria pergi untuk berpamitan pada jeffery meninggalkan saga dan ara.

"Lu kok?!"

"Gue muak liat muka lo. Di stasiun gue milih rute yang langsung balik ke jakarta. Gosah peduliin gue."

Saga langsung terdiam. Tak lama, aries datang dan menyuruh mereka masuk ke dalam mobilnya. Begitu sudah memasuki semua barang ke bagasi, aries menitipkan berbagai macam kata yang mencakup keselamatan aria, dan menyuruh supirnya menjalankan mobilnya.

"Eh, ini cewenya pada balik??" Tanya natasha.

Dean, fadhil dan vian yang melihat kepergian 3 orang itu mengangguk serentak.

"Aih!! Mau ikut balik jugaa, masa gue cewe sendirian?! Ayo anter gue pulang!!"

Mereka bertuga menghela nafas berbarengan.

"Yodah deh, ri.. keknya kita semua juga ikut balik deh.." ucap vian, sambil melihat jeffery, mawar, dan gadis misterius semalam yang duduk di ruang tamu.

"Yaudah.. maaf ya, liburannya jadi agak berantakan.."

"Ga juga sih, kan inti acaranya makan makan." Fadhil tersenyum sambil mengelus perutnya yang terasa puas.

"Udeh udeh, ayok beberes." Ajak dean.


─ ⃟͜͡𖣴͜͡⃟ ─


Setelah aries mengantar keempat temannya ke garasi, dan melihat kepergian mereka, aries kembali ke ruang tamu dan duduk di sebelah gadis misterius itu.

"Ri.. ini namanya acha, sepupunya mawar, calon istri bapak."

Aries menoleh pada gadis misterius yang diperkenalkan ayahnya. Ia mengangguk sambil tersenyum tipis. Lalu membali menatap ayahnya.

"Bapak ngizinin kamu ngelakuin apa yang kamu mau, seperti mencari ibu di kampung halamannya, bandung.."

".. masuk fakultas budaya sunda.."

"..meski semua itu dilarang sama eyang.."

Jeffery menarik nafasnya.


"..kali ini kamu yang ikutin kemauan bapak mau ya, ri..?"


Tangan aries mengepal. Ia menunduk tak sanggup melihat wajah memelas sang ayah. Bagaimanapun, ayahnya lah satu satunya keluarga yang ia miliki. Jabatannya tinggi hingga ia bisa dibilang tak pernah memohon seperti ini.

"Apa kemauan bapak..?" Tanya aries pasrah.

"Bapak ingin.."

"..kamu menikah dengan acha, setelah bapak menikah dengan mawar."

Sebulir air mata terjatuh dari pelupuk mata aries, terbesit di kepalanya senyum manis aria yang benar benar tak ingin ia lepas.


─ ⃟͜͡𖣴͜͡⃟ ─

─ ⃟͜͡𖣴͜͡⃟ ─

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─ ⃟͜͡𖣴͜͡⃟ ─

Acha

Acha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEAR || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang