Akibat perkelahian tadi antara Dicky dan Andre akhirnya mereka dibawa ke ruang BK untuk diminta kejelasannya, disana juga ada Nadien karena dia adalah korban.
"Coba bapak minta Nadien jelaskan kejadian yang tadi." Ujar pak Tito selaku guru BK.
"Tanya aja dia pak." Nadien menunjuk Andre.
"Kan kamu korbannya, pelaku mana mau mengaku."
"Iya juga ya pak, jadi gini tadi saya ke kamar mandi terus dia masuk gitu aja dan nunggu di depan pintu pas saya keluar dia tiba-tiba peluk saya, tarik tangan saya kurang ajar kan pak kalau gitu." Jelas Nadien emosi.
Bukan hanya Nadien, Dicky pun terlihat emosi ketika mendengar penjelasan Nadien.
Brengsek, pikir Dicky.
"Dan kamu Dicky, kenapa kamu ikut berkelahi?." Tanya pak Tito menatap Dicky.
"Saya gak berkelahi sama anak sialan ini pak, saya cuma membela apa yang seharusnya saya bela." Ujar Dicky tapi sedikit menggantung.
"Dan saya membela..." Lagi lagi Dicky mengantungkan perkataannya sambil melirik Nadien.
"Adek kelas saya, emangnya salah pak?kan saya kakak kelas, sebagai kakak kelas yang baik saya harus jagain adek kelas saya." Dicky tersenyum masam menahan kenyataan pahit, dia berbohong.
"Oke kalau gitu, dan untuk kamu Andre ini surat dari sekolah tolong berikan ini ke orang tuamu." Ujar pak Tito memberikan amplop putih.
"Iya pak, Nadien gue minta maaf." Andre menatap Nadien malu.
Nadien mendengar perkataan Andre hanya bisa tersenyum miring, dan menghampiri Andre.
"Kalau mau brengsek jangan nanggung-nanggung, ke club nanti malam bareng gue kalau lo mau." Ucap Nadien pelan.
"Ya sudah, kalian balik ke lapangan untuk mengikuti MOS." Pak Tito membubarkan mereka.
Di tengah koridor yang sepi, Dicky dan Nadien berjalan berbarengan bedanya Dicky di belakang dan Nadien di depan.
"Dien, lo gak serius sama ucapan lo tadi kan?." Tanya Dicky memastikan.
"Ucapan yang mana?." Nadien menatap Dicky dingin.
"Lo ajak Andre ke club." Jelas Dicky.
"Sebenernya sih serius, tapi gue bukan cewek murahan jadi gak akan mungkin." Nadien kembali berjalan meninggalkan Dicky.
Dicky sedikit lega mendengar ucapan Nadien, tapi sedikit ada rasa was-was.
***
"Astaga Dien, lo gak papa kan? Sini cerita sama kita lo kenapa?." Safira memegang bahu Nadien sesekali mengeceknya dengan perasaan khawatir.
"Lo kayak baru kenal gue sekarang aja Saf." Ujar Nadien memutar bola matanya.
"Maksud lo?." Tanya Safira memastikan.
"Ya lo tau sendiri, gue gak suka dipeduliin selagi gue bisa sendiri kenapa harus ada orang lain." Ujar Nadien santai.
"Harus, kita itu makhluk sosial gak bisa apa-apa sendiri. Buang gengsi, perbaiki diri." Salma angkat bicara dengan mantap. Nadien hanya membalas dengan senyuman seadanya.
Lapangan kembali hening, karena sesi periksa atribut sudah selesai. Di depan lapangan ada 35 murid yang kena hukuman akibat melanggar peraturan sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/260362364-288-k538511.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soft Girlfriend
Ficção AdolescenteSalma As-syifa perempuan manis, lugu, cantik sekaligus pintar berhasil menaklukkan hati Tirta Adi Wicaksana. Tirta Adi Wicaksana laki-laki cool, most wanted, sekaligus ketua osis menemukan cinta pertama dan cinta sejati nya, Salma As-syifa.