Sejak kemarin Tirta tidak mengabari Salma. Kalau ditanya Salma kecewa atau tidak jelas jawabannya kecewa tapi Salma tidak bisa munafik kalau ia juga merindukan Tirta.
"Tirta masih belum ngabarin lo Sal?." Tanya Safira.
"Belum, aku khawatir banget." Ujar Salma dengan suara parau.
"Apa aku buat salah ya?." Salma menatap Nadien dan Safira secara bergantian.
"Bisa jadi, coba lo inget-inget lagi." Ujar Safira sambil mengunyah kripik yang ia beli dikantin.
"Gitu aja dipikirin, tanya aja ke 3 anak bagong." Ujar Nadien dengan santai dan melanjutkan scroll tiktok.
"3 bagong siapa?." Tanya Salma.
"Yuda, Dicky, Digo siapa tau dia bisa jawab ke overthinking-an lo itu." Nadien terkekeh.
"Oh iya juga, salah satu orangnya ya Digo soalnya dia deket banget sama Tirta." Ujar Safira setuju dengan ucapan Nadien.
"Ada apa nih nama gue di sebut-sebut. Gue tau gue ganteng tapi biasa aja nyebutnya gak usah berkali-kali." Bagai pucuk cinta ulam pun tiba Digo secara kebetulan datang ke kantin dan mendengar percakapan Salma, Safira dan Nadien.
"Nah kebetulan lo dateng, sini sini." Ujar Safira tak kalah heboh sambil menggerakan tangannya sebagai kode biar Digo mendekat.
"Ada apa sih? Kayaknya genting banget."
"Emang genting bego." Ujar Safira dan Nadien bersamaan.
"Ya udah apaan? To the point aja gue sibuk soalnya.
"Kak Tirta kemana kak?." Belum selesai pembicaraan Safira dengan Digo, Salma secara spontan langsung menanyakan perihal hilangnya Tirta.
"Tirta? Kok lo tanya ke gue sih? Lo kan pacarnya emang gak dikabarin?." Tanya Digo secara bertubi-tubi. Salma hanya geleng kepala.
"Wah udeh gila tuh anak." Ujar Digo dan refleks berdiri.
"Mungkin lupa." Yang bicara ini Yuda, sangat enteng sekali.
"Yang namanya sayang segenting apapun masalahnya pasti kasih kabar." Ujar Dicky sambil memperhatikan Nadien.
"Berarti kak Tirta gak sayang sama aku ya? Terus kenapa dia nembak aku di depan kalian semua pas acara MOS?." Ujar Salma miris, dan dalam hitungan detik cairan bening keluar dari mata jermih Salma.
"Eh lo kok nangis, bukan itu maksud gue." Dicky keblakan ketika melihat Salma nangis.
"Wah parah lo Dik, gak gentle nih buat cewek nangis." Kompor Digo sambil menempeleng kepala Dicky pelan.
"Ya kan gak gitu maksud gue, maafin gue Sal." Ujar Dicky dengan hati-hati.
"Salma aja dibikin nangis, gimana Nadien." Kompor Digo semakin panas dan sambil melirik ke Nadien.
"Kok gue? Aneh lo." Ujar Nadien dengan nada ketusnya.
"Kalian bisa stop dulu gak, ini Salma khawatir dengan keberadaan Tirta. Ngetiin kali." Yuda berusaha menenangkan keadaan.
"Kan, elo sih gue jadi lupa sama tujuan Salma." Sungut Digo.
"Heran, gue mulu yang salah." Ujar Dicky cemberut dengan nada pelan.
"Jadi gini Sal, kemarin nyokap nya Tirta telfon gue dan bilang kalau om Rekasa bokapnya Tirta kecelakaan dan di rawat. Yang paling pentingnya lagi, bokap nya Tirta di rawat di London dan Tirta kemarin buru-buru kesana dan urusan dia gak kabarin elo gue gak tau apa-apa." Jelas Digo panjang lebar dan Salma mendengar baik-baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Soft Girlfriend
Ficção AdolescenteSalma As-syifa perempuan manis, lugu, cantik sekaligus pintar berhasil menaklukkan hati Tirta Adi Wicaksana. Tirta Adi Wicaksana laki-laki cool, most wanted, sekaligus ketua osis menemukan cinta pertama dan cinta sejati nya, Salma As-syifa.