MSG ; IYA

56 13 12
                                    

Setelah sampai di kelas Tirta, Nadien mencari Tirta dan ia sedang duduk di samping Dicky.

"Gue mau bicara sama lo, lebih tepatnya kita." Ujar Nadien to the point.

"Langsung tanya aja kayak sama siapa aja lo." Ujar Tirta enteng.

"Lo pas ke London jenguk bokap lo, lo beneran tidur bareng sama Jovanka?." Pertanyaan yang dilontarkan Nadien membuat tubuh Tirta menegang dan tidak menyangka Nadien bertanya tentang hal itu.

"Iya bener." Jawab Tirta singkat.

Hanya dua kata yang keluar dari mulut Tirta tapi sudah cukup jelas dan sangat menyakitkan buat Salma. Salma meninggalkan kelas Tirta.

"Gue kecewa sama lo Ta, dan gue yakin setelah abang gue tau dia akan lebih kecewa sama lo bahkan benci." Ujar Nadien penuh penekanan.

"Cowok murahan lo."

"Mending lo tidurin Salma daripada tidurin tante tante."

"Selera lo kurang high class Ta."

Itulah yang diucapkan Safira dan Kirana sebelum mengikuti Nadien pergi meninggalkan kelas XII IPA 3.

"Lo beneran tidurin Jovanka selama di London?." Tanya Digo tidak paham sama semua ini.

"Jawaban gue barusan kurang jelas?." Tirta menatap Digo.

"Gak, gak gitu maksud gue cuma... masa iya sih anjir? Soalnya Tirta yang gue kenal gak brengsek banget kayak gini anjir." Digo masih berusaha berpikiran positif tapi susah sekali rasanya.

"Yang baik bisa berubah jadi bresengsek, yang brengsek bisa berubah jadi baik. Hukum alam nyata." Perkataan yang di lontarkan Yuda sudah cukup membuat Digo yakin sama semua ini.

"Tapi kok bisa Ta? Jovanka datengin lo atau kalian emang udah janjian?." Kali ini Dicky yang bertanya, dan di setujui oleh Digo.

"Janjian, dia nunggu gue di bandara dan kita terbang bareng." Dan pengakuan Tirta kali ini cukup membuat emosi Digo memuncak.

Bugh bugh...

"Brengsek lo, kurang baik apa kita sama lo Ta? Lo udah hancurin kepercayaan kita semua dasar pengkhianat." Nafas Digo membara dan terdengar dengusan kasar.

"Bisa bisanya lo asik tiduran sama Jovanka sedangkan Salma nunggu kabar dari lo 2 hari. Mending buat gue dah." Heran, di saat saat seperti ini masih sempat-sempatnya Dicky bercanda.

Suasana kelas sejak Digo membogem Tirta berubah menjadi kacau dan ketakutan.

"Hey hey ada apa ini ribut-ribut." Tak lama dari kejadian onar seperti ini, pak Budi selaku guru Fisika pun masuk.

"Kalian lagi kalian lagi, kamu juga Tirta kamu ini ketua osis di SMA Respati tapi malah ribut ribut gak jelas kayak gini, kasih contoh yang baik buat yang lain." Tegur pak Budi.

"Kalian bertiga ikut saya ke ruang BK." Tirta, Digo dan Dicky pun mengekori pak Budi untuk menuju ruang BK.

"Permisi bu, saya ingin lapor anak ini berbuat ulah di jam pelajaran saya, keroyokan satu sama lain." Pak Budi menunjuk ke Tirta, Digo dan Dicky.

"Bapak sekarang ngadu ke bu Mela?." Tanya Tirta dengan tatapan dingin.

"Saya tidak mengadu tapi saya tidak suka jika dipelajaran saya ada yang ribut apalagi seperti kalian tadi tonjok-tonjokan dan saya menjalankan tugas." Ujar pak Budi membela dirinya.

"Jadi sebenernya bapak ini guru disini atau mata-mata? Apa apa lapor ke BK." Digo dan Dicky tertawa mendengar perkataan Tirta.

"Sudah cukup kalian ini gak ada henti-hentinya membuat onar, mana sikap sopan santun kamu sebagai ketua osis Tirta?." Bu Mela berusaha menyanggah perdebatan kecil ini dan menatap ke arah Tirta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Soft Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang