Chapter 13 : Wedding?

26 6 33
                                    

"Ini cukup membantu." ucap Alice.

Saat ini mereka berempat sedang terbang dengan mengendarai sebuah kartu yang cukup besar, setidaknya cukup untuk mereka berempat duduk diatas kartu itu.

"Setidaknya lebih baik dari berjalan kaki." ucap Jirai.

"Siapa sangka kau benar - benar berjalan kaki, seharian penuh pula." ucap Siren pula.

Alice hanya tersenyum kecil mendengar itu, dia juga tidak menyangka bahwa dia melakukan hal itu sebelumnya.

"Jika aku berhasil menyelamatkannya."

"Aku akan memberikan sebuah tamparan nanti." pikir Alice.

"Tamparan lembut pastinya."

Dia kemudian menatap kearah sosok Bayu kecil yang duduk santai di pinggiran kartu.

"Dengan kecepatan ini, berapa lama kita akan sampai?." tanya Alice.

Sosok Bayu kecil menatap kearah matahari pagi, kemudian dia menunjuk matahari itu dan mengarahkan telunjuknya kearah barat.

"Sore?." Alice bertanya lagi.

"Menurutku itu malam." ucap Jirai, dia masih merasa tidak nyaman dengan keberadaan Bayu kecil, begitu pula dengan Siren

Sosok Bayu kecil mengangguk kearah Jirai.

"Malam ya..." Alice menatap kearah barat, kearah dimana mereka sedang melaju saat ini.

Dia terdiam dan terus terpaku kearah tersebut untuk beberapa lama.

Jirai dan Siren yang melihat itu hanya terdiam, mereka tidak tahu banyak tentang hubungan Alice dengan Bayu, jadi mereka berdua hanya beranggapan bahwa dia sangatlah berarti untuk Alice.

Dan mereka memutuskan untuk tidak bertanya.

Dengan polosnya, sosok Bayu kecil mengarahkan jari telunjuknya dan menyentuh pipi kanan Alice, menyadarkannya dari lamunannya.

Sosok Bayu kecil sedikit memiringkan kepalanya seolah sedang heran, tapi tanpa ekspresi tentunya.

"Hmm?..." Alice justru keheranan dengan apa yang di perbuat oleh Bayu kecil.

"Kurasa dia khawatir." ucap Siren.

Sosok Bayu kecil menoleh kearah Siren dan mengangguk - angguk.

Alice tertawa melihat itu.

"Aku baik - baik saja." ucap Alice sambil mengusap kepala Bayu kecil.

Bayu kecil menundukkan kepalanya dan menatap kearah lain.

Alice kembali melihat kearah barat, dia semakin merasa berdebar - debar dan tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi.



"Tunggu aku..."





******






Hari sudah sore disini dan aku masih terus - terusan mengikuti wanita berambut putih ini.

Dari sejauh yang kulihat, tempat ini bukanlah sebuah kastil, melainkan sebuah mansion dengan interior kastil.

Cukup menarik.

Aku sudah bertanya banyak ke wanita yang membawaku kesana kemari ini, tapi kebanyakan pertanyaanku dijawab dengan tidak serius.

Cukup membuatku kesal, tapi aku tidak bisa berbuat apa - apa.

Minecraft Reality Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang